SHE KEEP ME WARM (1/4) BY ATTALOCKSMITH

TITTLE : SHE KEEPS ME WARM

AUTHOR : ATTALOCKSMITH

STARRING :

11034226_1032685836759342_7413557351784333217_n

Kim Taeyeon as Kim Taeyeon

snsd tiffany grazia (2)

Tiffany Hwang as Tiffany

IU2

Ji-Eun (IU) as Ji-eun

download

Jessica Jung as Jessica Jung

Krystal-1

SooJung as Krystal

*SO HERE WE GO GUYS, A FLUFFY ROMANCE FROM ME ^^ HAPPY HOLIDAY!*

———————————————————-

“Fuck.”

Kopi panas itu menodai kemeja putih bersihnya, lagi lagi ia mengutuk benda mati yang tidak bersalah. Ia berjalan mengeluari mobil yang baru saja di parkirnya, beberapa orang disekitarnya tertegun melihat gadis itu yang baru saja melepaskan kemeja yang melekat di tubuhnya, menampakkan tubuhnya yang sempurna, memperlihatkan kaki nya yang jenjang, tangannya yang panjang, jemarinya yang lentik, bahkan navelnya yang tidak tertutupi oleh baju setengah badan itu.

Ia berjalan sembari menyeruput kopi yang mempunyai rasa pahit yang sangat kuat itu, setidaknya itu membantunya untuk lebih sadar dikarenakan minuman alcohol yang ditengggaknya semalaman, berpesta tanpa letih sampai pagi.

Tidak peduli berapa pasang mata yang memandangnya kagum, entah itu kagum akan paras, tubuh atau memang kagum akan semua yang ada didiri gadis yang sering mengganti warna rambutnya itu.

“Yya! Kim Taeyeon!”

Gadis itu menghela nafas panjang, lagi lagi ia harus berurusan dengan dosen yang ia tahu sangat menganguminya, aneh tapi nyata, gadis itu sudah seminggu tidak hadir dalam kelasnya tetapi tetap saja, nilainya tidak ada yang turun dratis bahkan ia hanya di beri tugas kecil oleh dosen itu sebagai ganti jika ia tidak hadir di kelasnya.

Tidak salah lagi, pria itu adalah sala satu dosen dari gadis yang beranama Kim Taeyeon itu. tepatnya di mata kuliah Musik. ia sangat mengangumi sosok Taeyeon yang sangat menawan, elegan dan kreatif, ia sangat cerdas dalam seni music, walaupun gadis itu sangat sering tidak memasuki kelasnya, tetap saja gadis itu lah yang selalu memimpin didalam peringkat nilai mata kuliah kesukaannya itu. “Ya, Mr. Lee?” Gadis itu masih terdengar ketus, itulah sifatnya, ia begitu dingin dan tidak terlalu perduli akan lingkungan sekitarnya. Pria berperawakan agresif itu tetap tersenyum. “Apakah tugas yang aku berikan sudah selesai?”

“Aku rasa aku bahkan belum menyentuhnya, Mr. Lee” Pria itu masih tersenyum lalu anggukan lah sebagai balasan pernyataan gadis itu. Melihat itu, gadis itu kembali meneruskan langkahnya untuk memasuki gedung megah berwarna putih yang ada di hadapannya. “Gwenchana! Waktu-mu masih banyak Kim Taeyeon!” Seruan dari dosen yang sudah berjarak agak jauh dari gadis itu terdengar sampai telinga nya itu, senyum tergurat dari bibirnya, bukan, bukan senyum tulus, tetapi senyum kemenangan. Lagi lagi dosen itu memberinya keringanan, bahkan tugas yang diberikannya sudah lewati dari batas akhir, yaitu 2 minggu yang lalu.

Kim Taeyeon. Adalah anak dari pasangan konglo merat Umbrella coorperate Company, perusaha yang berbasis bisnis itu di pegang oleh Ayahnya, sedangkan ibu kandungnya sendiri memegang beberapa cabang besar perusahan fashion di Korea. Tipikal orang tua yang tidak terlalu memperhatikannya membuat Taeyeon di kenal dengan gadis agak liar, ia senang menghabiskan waktu bersama teman temannya di luar rumah, berpesta pora.

Bukan hanya ratusan mahasiswa atau namja yang mengidolakannya atau mengharapkan Taeyeon menjadi kekasih, bahkan beberapa mahasiswi atau Yeoja juga mendambakannya menjadi kekasih mereka. Tapi tidak dengan gadis itu sendiri, bahkan sampai detik ini pun ia belum pernah menjalin hubungan yang serius, bahkan ia belum pernah menjalin hubungan “resmi”. Pasalnya kegemarannya hanya menangkap dan membuang perasaan para namja dan yeoja yang berhasil mendapat perhatiannya tanpa ada ikatan.

Taeyeon dikenal juga sebagai gadis yang sangat dingin, tetapi sisi lain dari dirinya yang menonjol, ia juga gadis yang lembut. Ia sangat dingin akan hal sekitarnya tetapi ia sangat lembut dalam kelakuannya menangani banyak hal, ia adalah tipikal gadis yang sangat menyayangi sahabat-sahabatnya. Semua orang juga tahu bahwa sifat dinginnya hanya berlaku pada orang yang tidak dikenalnya, tapi apa daya mereka Taeyeon hanya mengenal beberapa sahabat di kampusnya, ia bukan gadis yang pandai bersosiliasi karena sifatnya yang tertutup.

“Tap- Tap”

Suara riuh di ruangan yang sangat luas ini seketika hening untuk beberapa saat ketika sosok yang menawan dari ujung kepala sampai ujung kaki itu memasuki wilayah kantin ini, mengangumi sesosok manusia yang sangat sempurna.

Berjalan menghampiri meja yang sudah terdiri dari beberapa gadis yang sibuk dengan aktifitas mereka. tidak termasuk mereka, gadis gadis itu tidak terpana sama sekali pasalnya sosok yang hamper sampai meja mereka itu adalah sahabat dekat mereka sejak mereka masih kanak kanak.

“Yya! Choi Sooyoung! Kau makan lagi!?” Suara gadis berambut merah itu memecah keheningan lalu dengan sekuat tenaga ia memukul pelan kepala gadis yang sedari tadi hanya mengunyah makanannya. Membuat kedua gadis lainnya hanya tertawa. Sooyoung, Sunny, Jessica, Yuri, Taeyeon. Kelima junior sekaligus Senior yang sangat didambakan di universitas ini. Masing masing mempunyai latar belakang yang menjadi daya tarik sendiri.

Taeyeon dengan santai meletakkan bokongnya pada salah satu kursi yang memanjang itu dan mulai mengambil beberapa lembar roti yang sudah ada di meja. Membuat semua mata masih tertuju padanya. Pada setiap jengkal tubuhnya yang terekspos, kulitnya yang seputih porselen mengambil perhatian semua namja, bahkan yeoja. Heol. Dia sangat… hot.

Gadis berambut coklat itu termenung melihat sahabatnya yang baru saja duduk di sebrangnya, ‘aish anak ini…’ fikirnya setelah memperhatikan setiap jengkal tubuh Taeyeon, lagi lagi sahabatnya itu mempertontonkan seluruh lekuk badan nya yang sangat sempurna itu.

Kini mata gadis berambut coklat itu memperhatikan sekitarnya yang masih menikmati pemandangan sempurna, sesosok manusia yang sedang melahap rotinya, bagaikan mereka sedang menonton pertunjukan lumba lumba yang menakjubkan. “Yyyaa! Apa yang kalian lihat!? Kalian fikir kami badut hiburan!?” Ujarnya mencari alasan dengan mengarahkan pada dirinya dan sahabat sahabatnya bukan hanya Taeyeon.

Semua orang detik itu juga seperti tanpa di beri aba aba mulai mengalihkan perhatiannya pada aktifitas yang mereka lakukan, mengobrol, sarapan, berbincang, sementara Taeyeon hanya melahap rotinya tanpa memperdulikan sekitarnya.

Jessica kembali melirik gadis blonde itu, sangat mudah di tebak, sahabatnya yang satu ini, sangat tidak mudah mendapatkan perhatian darinya, bahkah mungkin jika aka kebakaran besar di kampus ini mungkin ia akan melarikan dirinya dengan berjalan gontai dan semena-mena, atau bahkan ia akan mengesot santai dari lantai paling atas.

“Yyyah!” Jessica menjentikkan jari nya dihadapan wajah Taeyeon yang terkadang seperti anak kecil itu. tetapi gadis blonde itu benar benar tidak peduli, ia terus meneruskan sarapannya.

“Hm?”

“Mr. Lee benar benar membuang-buang waktuku” Sooyoung menggelengkan kepalanya, ia benar benar kelabakan setelah melihat daftar tugas yang harus di kumpulkannya, sementara tangan kanannya terus melahap, lagi dan lagi. “Wae?” Gadis berambut merah menoleh kesahabatnya, ikut memperhatikan apa yang tertera di di catatan kecil itu.

Sooyoung mendesah berat, ia benar benar kewalahan kali ini, bayangkan, berapa banyak tugas yang ia lewatkan karena kelima sahabat itu terlalu sering bersenang-senang. “Tugasku seperti gunung.” Taeyeon tertawa kecil. “Jangan terlalu dipikirkan, santai saja.” Keempat sahabatnya menoleh, what! Bagaimana bisa ia berpikiran seperti itu, oh well. “Mudah bagimu kiddo! Mr. Lee sangat sangat, mennyukaimu!” Jawab Sooyoung ketus pada gadis blonde itu, ya, perkataannya barusan mendapat nilai 100 kali ini.

Sunny tergelak. “Kata menyukai seperti nya kurang cocok”. “kau harusnya menggantinya dengan, mencintainya!” membuat keempat gadis itu tertawa sementara gadis blonde itu terhenyak.

“Yya! Taeyeon-ah!”

“Semua mata akan selalu memperhatikanmu jika kau terus seperti ini!” Jessica kembali memulai debatnya yang tertunda, Jessica adalah sosok satu satunya yang dekat dengan Taeyeon, mereka bagaikan manusia dan udara, tidak akan bisa di lepas walau sesulit apapun kau mencoba. Taeyeon tidak menggubrisnya. Menurutnya tidak ada yang salah pada dirinya pagi ini. “Kim Taeyeon!” Sekali lagi Jessica sedikit menaikan tinggi nadanya, membuat gadis blonde itu sedikit rishi. “Wae?” “Waegeraeu!?” Jessica dengan sorot matanya yang tajam memperhatikan pakaian yang dikenakan Taeyeon sekali lagi. “Ada apa dengan bajumu!” Taeyeon segera memperhatikan dirinya sendiri, memeriksa apa ada yang salah akan pakaiannya, atau sekedar ada yang terlepas atau robek, tidak ada. Ini sempurna. Fikirnya. “Ada apa dengan bajuku?”

“Kau seperti telanjang!” Taeyeon membelalakan matanya, yang benar saja, jelas jelas asset asset tubuhnya yang berharga tidak terlihat sama sekali. “Mwo!? Kenapa kau bisa berkata seperti itu!? bahkan bokongku saja tidak terlihat.” Ujar gadis blonde itu lalu meminum air mineralnya, ia kini berfikir bahwa sahabat nya yang satu ini benarbenar telah kehilangan otaknya.

Sunny tertawa kecil melihat kebodohan sahabatnya ini, ia benar benar tidak menduga bahwa Taeyeon sangat bodoh dalam mengartikan kosa kata atau perumpamaan “Aku tidak pernah mengira kalau kau benar benar bodoh..” lagi lagi keempat sahabat itu tertawa sedangkan gadis blonde hanya mendengus kesal, ia benar benar befikir dirinya tidak bodoh. Ia memang tidak bodoh. Ia hanya terlalu polos.

“Lee Han Ji menolakku” Ujar Sooyoung di sela –sela kesibukannya yang sedang mencari beberapa data di internet. Membuat gadis gadis itu menoleh. “Mwo!? Lagi!?” Sunny dengan santainya lalu tertawa terbahak bahak diikuti yang lainnya termaksud Taeyeon. “YYA! Apa yang kalian tertawakan!? Omo. Aku tidak meyangka kalian sejahat ini.” Sooyoung melemparkan semua yang ada di hadapannya pelan pada sahabat sahabatnya yang masih tertawa. “Mian, mian. Tapi memang itu sangat lucu, mengingat kau sudah ditolak 3 kali dan ini keempat kalinya, dan jangan bilang kalau alasannya…” “Ne! Maja! Alasannya gadis itu menyukai gadis yang saat ini hanya memakai dalamannya!” Taeyeon terhenyak, ia tahu itu ditujukan untuknya, tawa semua yang ada di meja ini meledak termaksud Taeyeon. “Jangan salahkan aku kalau aku begitu mempesona” dengan segala keepercayaan dirinya ia mengibaskan beberapa helai rambutnya kebelakang.

“Bitch! Get out of the way!”

Lagi lagi rencana Taeyeon untuk menikmati paginya benar benar hancur, tidak bisakah semua orang memberinya waktu untuk hidup damai walaupun hanya beberapa detik. Gadis gadis itu menoleh ke asal suara yang sedang membuat keributan itu.

“Yya! Apa kau tidak melihat ku!? Kau menumpahkan yogurtku! Ara!?” Jessica bergidik ngeri melihat adik satu satunya yang sekitar 10 tahun lalu sangat imut kini sudah berubah menjadi monster yang mengerikan, yah. … walaupun paras Krystal yang menawan, tetap saja kelakuannya kadang mengerikan, fikirnya.

“Sica-ah, adikmu sangat menakutkan.” Sunny benar benar menggeleng melihat tingkah gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Sooyung menahan tawanya yang hamper meledak seiring Jessica sudah berdiri untuk menghabisi adiknya itu, sorot mata tajam menusuk mata Sooyoung.“Pffft, adiknya? Saja? Kau sendiri tahu bagaimana kelakuan kakaknya.”

“M-mianhe K-krystal-unnie… aku benar benar tidak melihat jika kau ada di belakangk—k-ku..”

 

“tidak melihat? Apa kau buta!? Aku tahu jika aku pendek! Tetapi Memang aku sekecil debu hingga kau tidak bisa melihatku!?”

 

“M-mianhe… aku akan membersihkan—“

 

“Tidak perlu! Aku bisa membersihkannya sendiri!” Krystal, Sulli dan Ji-eun berjalan menjauh dari gadis yang masih menundukan kepalanya, mencari meja kosong yang tersedia sembari membersihkan kemeja yang terkena tumpahan yogurt, menyisakan Soehyun yang membantu gadis yang baru saja di gertak Krystal membenahkan bawang bawaannya.

 

“Aku minta maaf atas nama Krystal, ia tidak bermaksud membentakmu. Ia hanya tidak dalam mood bagus hari ini”

 

“Yya! Hyunnie-ah! Ppali! Sedang apa kau disana!?” Sahut Krystal setelah menyadari batang hidung salah satu sahabatnya belum terlihat sampai ia duduk dan dilihatnya sahabatnya masih di tempat yang baru saja ia lewati. Gadis yang baru saja mendapat gertakan adik dari Jessica itu tersenyum dan mengaku ia baik baik saja, Seohyun segera berjalan menghampiri ketiga sahabatnya.

“Omo.. Soojung-ah.. “ Ji-Eun secara tidak sengaja melihat Jessica dengan sorot mata yang menyiratkan ‘soojung-kau-akan-mati-di-tangan-ku’ berjalan kearah seperti ingin mengampiri meja mereka, baru saja Kystal menoleh kea rah yang di pandang Ji-eun sahabatnya.

“YYAA! JUNG SOOJUNG!” Sahut Jessica membuat seisi ruangan yang luas ini kembali memperhatikannya setelah beberapa menit yang lalu kejadian yogurt Krystal yang tumpah. “Akh! Apha! Unnieee!!!! Waegeraeu!?” Krystal mengelus lembut bagian kepala yang baru saja di ditinju kakak tercintanya.

Belum selesai ia ingin memarahi adik nya ini, ia memperhatikan seluruh sekitarnya yang sedang memandang setiap detik pergerakannya. “JANGAN MELIHATKU!” sahutnya sedikit keras dan tajam pada orang orang di sekitarnya. ‘aish.. bisakah aku mempunyai teman yang sedikit.. saja.. normal.’ Ujar Taeyeon dalam hati dan mendesis kesal.

 

“Berapa kali harus kukatakan!? Jika kau terus seperti ini, halbeoji akan selalu akan menumpahkan semua air liurnya ke wajahku! Kau harus berhenti bersikap layaknya wanita perkasa!” SooJung mendesis kesal, lagi lagi ia harus memulai harinya dengan ceramahan kakak tercintanya, yang ia lakukan hanya berbicara sejujurnya, bagaimana bisa orang itu tidak melihatnya dan menyenggolnya begitu saja sampai sampai sarapannya berhamburan.

Membayangkan bagaimana ekpresi kakaknya kelak ketika kakeknya memberikannya kalimat kalimat yang panjang dan mungkin beberapa tetes air liurnya akan menghujani wajah kakaknya saja sudah berhasil membuat nya tertawa geli. Sementara Jessica hanya kebingungan melihat reaksi Soojung yang tibatiba tertawa. Tidak kah ia tahu bahwa kakeknya sangat menakutkan.

Jessica menghela nafas panjang, dia tidak bisa terus seperti ini, pasalnya tenggorokannya sudah mulai terasa serak karena dari semalem beteriak memarahi adik dan sahabat sahabatnya. “YYYA! JUNG SOOJUNG! APAKAH KAU MENDENGARKANKU!?” Soojung terdiam. Memperhatikan seluruh mata yang seperti sedang menyaksikan adegan disalah film horror.

Ia menatap sorotan mata Jessica, menggerakan kedua bola matanya kekanan, kekiri, kesekelilingnya memberi Jessica isyarat untuk melihat sekitarnya. Jessica baru sadar ia telah membuat keributan disini, tetap bagaimanapun ia tidak mau jadi yang disalahkan,

seorang siswa melewati mereka sembari membawa nampannya dan memperhatikan kedua kakak beradik itu. “APA!? APA YANG KAU LIHAT!?” mahasiswa itu benar benar terkejut. Ia segera berjalan cepat menjauh dari gadis itu, semua mata yang tadinya memperhatikan Jessica kini sudah berbalik ke aktifitas masingmasing.

Kembali lagi ke adik tercintanya, Mata mereka beradu. Jessica dengan sorotan tajam dan penuh kesal, sementara yang satunya mengisyaratkan mata yang tidak bisa jelaskan maknanya dan senyuman nakal. Semua terdiam, tidak ada satupun yang cukup berani untuk mengatakan satu patah katapun ketika Jung-sister ini beragumen… “Unnie..” Jessica masih bergeming menantikan kelanjutan kalimat Soojung. Gadis itu segera bangkit dari posisi duduknya yang sangat nyaman, ia mendekatkan mulutnya kearah telinga kanan Jessica

Dekat

Dekat

Dekat

Dekat

Dan.

“apakah kau tahu jika kau sangat mengerikan?” bisiknya pelan pada telinga Jessica, membuat gadis itu menganga. Ia terhenyak. Ia benar benar tidak percaya akan perkataan monster kecil di hadapannya ini. Ia benar benar akan mati. Baru saja tangan yang lembut itu ingin melayang di kepala gadis itu. “Yah! Taeyeon-ah! Lepaskan!” Taeyeon tak hentinya menarik lengan sahabatnya itu, menariknya hingga ia duduk kembali, sementara Krystal melanjutkan makan siangnya dengan tenang, Jessica menggerutu akan sikap Taeyeon. Gadis itu hanya terkekeh melihat sahabatnya yang bersikap yang tak lebih dari seorang anak kecil.

“Oh, Ayolah, Sica, kau tahu, adikmu sedang masa pertumbuhan.” Ujar Sunny sembari melahap semua sayurnya, ia kali ini benar benar serius akan diet ketatnya, liburan semester dan musim panas membuat tangan dan betisnya tidak jauh berbeda. “Oh, Taeyeon-ah! Aku hampir lupa menanyakan ini, Principal menawari kau untuk bernyayi solo, Ballad di acara sekolah malam sabtu ini.” Taeyeon terhenyak, sejujurnya, ia sungguh malas mengikuti acara seperti itu, ia memang bukan tipe gadis yang senang di sanjung dan mengikuti acara pesta seperti itu, menurutnya, lebih baik ia menyendiri di pinggir tebing sembari menatap langit yang membuatnya tenang, tetapi ia tetap ingin menghargai sahabatnya yang selalu membantunya menyalurkan hobbynya, bernyanyi.

Benar, sahabatnya lah yang mengetahui potensi Taeyeon dalam bernyanyi, suaranya dapat membuat seluruh mata memandang terpana, suaranya dapat membuat tuli semua telinga yang mendengarkan dan hanya menikmati suaranya. Dengan nafas panjang lalu di keluarkan ia mengangguk dan tersenyum. “ASAAA!” sahabatnya kini semakin riuh, sekali lagi, Ia akan menikmati penampilan Taeyeon yang selalu di tunggu tunggu oleh kalangan orang banyak. Memang, sangat jarang Taeyeon menerima tawaran itu, hanya pada saat tertentu saja orang orang dapat menikmati keindahan suaranya.

**

”War. War never changes. The Romans waged war to gather slaves and wealth. Spain built an empire from its lust for gold and territory. Hitler shaped a battered Germany into an economic superpower. But war never changes.” Silahkan di lihat pada halaman 95.“ Gadis itu dengan malasnya membuka halaman dengan halaman, dengan telapak tangan yang menopang dan menjadi tumpuan kepalanya, matanya memandang malas guru yang sedari tadi memperhatikannya, sejujurnya, ia tidak begitu perduli jika ia di labeli sebagai murid paling malas di pelajaran yang sangat membosankan untuknya ini, ya, sejarah.

“Pssst!” Taeyeon menoleh mencari asal suara itu berasal, mendapatkan sahabatnya yang begitu konyol dengan wajah yang sangat konyol. Yuri. Detik kemudian gadis konyol itu melemparkan secarik kertas pada gadis yang masih terkekeh melihat bagaimana penampilan Yuri yang membuat kumis kucing pada wajahnya sekedar untuk menggoda guru yang sangat membosankan.

“Aku dengar, akan ada murid baru dari Unicode Scholar University, A Girl.”

Begitulah isi kertas yang baru saja di lempar gadis Tan itu. dengan cepat Taeyeon membalas surat itu.

“Benarkah? Aku bertaruh dia cantik.” – Taeyeon

“Kau gila? Semua siswi disana sangatlah cantik.” – Hottie Yuri

“Standard ku tinggi.” – Taeyeon

“Baiklah kalau begitu! Dia jatahku! Ingat itu!” – Hottie Yuri

“Ambil saja. Aku bahkan tidak tertarik.” – Taeyeon

“Baiklah! Aku pegang katakatamu! Ohya dan aku dengar dia setahun lebih muda dari kita. Kau yakin tidak ingin mengambilnya.” – Hottie Yuri

“Wow.” – Taeyeon

“Kau menyebalkan.” – Hottie Yuri

Rupanya sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan Taeyeon mulai memperhatikan keduanya yang sibuk mengirimi secarik kertas, Taeyeon yang menyadari jika dosennya yang sedang memperhatikannya dengan Yuri hanya menoleh dengan malas, diketukkan jarinya kemeja dan mulai berhitung “Satu..” “Dua..” “Ti..” 

“Ekhem!” Pria itu tersenyum pada Taeyeon, membua gadis itu sedikit risih, sudah berulang kali setiap kelasnya gadis itu selalu ditegur bahkan ketika dia tidak melakukan kesalahan, mungkin jika yang tidak serius mengikuti kelasnya akan dihiraukan, tetapi tidak dengan Taeyeon. “Ms, Taeyeon dan Ms. Yuri, apakah aku menganggu kalian?”

Gadis itu dan sahabatnya hanya menggeleng pelan, mengalihkan pandangannya pada setiap mata yang sedang memperhatikannya. “Ini sudah berulang kali Ms. Taeyeon, kalau begitu lagi lagi saya akan menghukummu, selesai jam terakhir Ms Taeyeon harus menemui saya di homeroom.” Yuri terhenyak, mengerti apa yang diinginkan dosennya yang begitu licik, “aku bisa menggantikannya” sahutnya membuat Taeyeon terkekeh, “aku keberatan, aku akan membersihkan design room Sir.” Ujar Taeyeon akhirnya mengerti apa yang diinginkan pria itu. Sedangkan pria itu hanya menarik nafasnya dalam, lagi lagi ia gagal untuk mendekati gadis yang selama ini didambakannya. 

Kim Taeyeon, gadis yang begitu liar sekaligus misterius ini memiliki sejuta pesona yang dapat memikat begitu banyak hati begitu melihatnya, gadis sempurna ini juga begitu, spesial. Tentu seluruh raga ditempat ini sudah mengetahui jika gadis ini, into girls. Fakta yang sudah lama di ketahui ini tentunya tidak membuat patah semangat penggemar prianya yang setia.

Hampir setiap pagi ia akan menerima berbuket-buket bunga yang akhirnya hanya ia beri cuma cuma kepada gadis gadis yang menurut Taeyeon begitu pantas menerimanya, bukan, bukan gadis gadis cantik, tetapi gadis yang menurutnya benar benar pantas, seperti Lee Han Ji, gadis yang baru baru ini menolak sahabatnya, Sooyoung, ia dikenal karena kepintaran dan kemurahan hatinya, bukan, bukan karena Taeyeon menyukainya, ia hanya berfikir, bunga – bunga itu hanya pantas untuk gadis gadis yang pantas, bukan juga karena ia tidak pantas, tentu saja menurutnya ia sangat pantas, ia hanya tidak cocok dengan hal hal yang berbau begitu romantic.

“Ini, untukmu” Gadis itu menoleh mencari sumber suara itu, mendongak, mendapatkan sesosok pria yang sangat tampan tersenyum hangat padanya, dengan sebuket bunga yang begitu wangi ditangannya, gadis itu terkekeh. “Kau tahu aku tidak akan menerimanya” Pria itu ikut terkekeh, “Terimalah, untuk kali ini saja.” Gadis yang sedari tadi masih terkekeh itu kini mengubah mimic wajahnya menjadi begitu serius, “Aku bilang, Tidak.” lalu mengedarkan pandangannya pada makan siangnya itu, tidak begitu memperdulikan pria yang berdiri disampingnya sejak jam istirahat makan siang berbunyi. Ia benar benar ingin menikmati makan siangnya dengan tenang, sebelum ia membersihkan ruangan design room yang begitu luas untuk hukumannya. Inilah kegiatan rutinnya, ia selalu membersihkan ruangan design room, entah itu keinginannya ataupun hukuman, ia selalu memilih ruangan yang berartistik itu sebagai tujuannya.

“Holy… mother..fucking of God…” Suara sahabatnya yang terdengar masih mengunyah makannannya itu membuatnya menoleh, mengikuti arah pandangan sahabatnya, “Itu, lihat, disana,” Lanjut Sooyoung.

Untitled7

She’s…. Hot!” sahut Sooyoung. Taeyeon terhenyak, menelan salivanya. Memperhatikan setiap jengkal lekuk tubuh gadis yang berada di sebrangnya, tersenyum, sangat lebar. Tertawa, sangat renyah. Meletakkan garpu juga pisaunya pada meja. Merasakan decak jantungnya.

 

**

“Tap – tap” suara langkah kaki itu nyaris terdengar di lorong yang panjang dan sunyi ini, deru nafasnya hampir terdengar, dengan sedikit berlari ia mencari tempat tujuannya, berharap tidak mengecewakan seorangpun mengingat inilah hari pertamanya, tidak ingin menggambarkan posisi yang buruk di hari pertama, senyuman tipis terus mengembang di wajahnya, berharap sesuatu yang positif akan dimulai hari ini, berharap kehidupan baru akan segera dimulai. Disinilah ia, dihadapan pintu yang cukup besar, ia mengedarkan pandangannya, mendapatkan banyak pasang mata yang sedari tadi sibuk akan aktivitas mereka dan kini sibuk memperhatikannya, sejujurnya, ia sudah terbiasa seperti ini, menjadi pusat perhatian, entah karena apa, ia tidak peduli.

Dengan kilat ia mengetuk pintu nan megah itu, “Tok – Tok” selang beberapa detik kemudian terdengar balasan dari dalam pintu, “Come In!”. detik kemudian gadis itu dengan perlahan memutar gagang pintu, menyembulkan kepalanya, mendapatkan sesosok pria paruh baya dengan wajah oriental dan keriput diseluruh wajahnya tersenyum hanya. “Uncle!” pria itu tersenyum hangat, membuka lengannya lebar-lebar sementara gadis itu berlari kecil merasakan dekapan Paman kandungnya yang selama ini ia rindukan. “Miyoungie!”

**

Kadang kehidupan tak akan berjalan sesuai yang kita inginkan, beberapa percaya jika kehidupan berjalan sesuai apa yang di butuhkan, jika kau ada di suatu posisi yang buruk, sama sekali tidak pernah menggambarkan senyuman mu karena beban yang kau miliki, maka Tuhan sedang menguji kekuatanmu, sejauh mana kau dapat bertahan, pemenangnya adalah ketika seseorang dapat tersenyum sembari memikul semua beban yang ada. Kehidupan menurutnya adalah suatu momen yang hanya akan terjadi sekali seumur hidup dan tidak perlu di bawa sulit, seberat apapun beban yang di pikulnya, ia tidak pernah memperlihatkan kemarahannya, kekecewaannya, karena ia percaya Tuhan akan selalu ada untuknya dan menjaganya, Kehidupan menurutnya adalah jalan yang tidak mempunyai ujung atau buntu, kau tidak akan pernah mengerti kemana arah yang kau jalani dan apa tujuan akhir hidupmu, sekali kau mempunyai tujuan, ditengah jalan pasti ada saja suatu alasan kau akan memutar balik atau memotong arah, sehingga kau tidak dapat menemukan akhirnya.

Ia membuang jauh-jauh apa yan ada diisi kepalanya saat ini, kembali focus pada sosok figure yang berada 15 meter darinya yang sedang sibuk mengangkat tubuhnya sendiri untuk meraih sisi atas papan tulis agar ia dapat menghapus not not balok yang sudah tidak jelas bentuknya. Sosok yang sedari tadi tidak menyadari bahwa ia sedang di perhatikan, sosok dengan Hotpants ripped jeans, Navel yang terumbar di perut langsingnya, satu dua tetes keringat yang mengalir di pelipis dan lehernya yang jenjang, bibir merah merona, kulit seputih porselen dan rambut blonde mix dark light yang begitu mengkilap.

“Aku rasa kau harus menambahkan sol untuk sepatumu.” Ujarnya sembari merebut penghapus yang ada di tangan gadis blonde itu lalu dengan cepat ia menghapus suatu tulisan di papan tulis, detik kemudian ia memutar tubuhnya, mendapatkan matanya berada sangat dekat dengan mata, yang ia berani bersumpah selama hidupnya that was the deepest dark brown hazel eyes she have ever seen. The most angelic face she have ever met all her life. Decak jantungnya berpacu ketika ia menangkap wajah yang begitu sempurna yang hampir tidak memiliki satu kecacatan sekalipun, gadis pendek ini, sangatlah, menawan, pikirnya.

“Yah! Jangan besar kepala, kita hanya berbeda 3 cm. Tsk!” Ah Lucunya, ketika sosok yang begitu hot seketika menjadi figure yang sangat imut ketika gadis itu mendesah kesal. Tiffany hanya bisa menikmati pemandangan itu, terlihat gadis itu meloncat perlahan untuk mencapai apa yang ia hapus pada papan tulis itu, sementara ia hanya terkekeh. “You know…” Akhirnya sepatah kata keluar dari mulut Tiffany dengan aksen Amerikanya yang kental, gadis itu menoleh, “You’re cute and..so.. hot.” Lanjut Tiffany lalu tersenyum hangat. Sementara gadis itu hanya terdiam, detik kemudian matanya melebar “Uh-hu?” Tiffany terkekeh. “Ada apa? Apa ada yang salah, or lets say that you’re.. gorgeous.“ Gadis itu bergeming, tidak pernah ada orang yang memujinya, bukan, maksudnya tidak pernah ia merasakan jantungnya berpacu begitu cepat ketika seseorang memujinya, ia bahkan telah mendengar ribuan pujian akan dirinya. “Uhmm.. thanks? I’ll take that as a compliment.”

Gadis itu lalu melanjutkan perkataannya sementara Tiffany hanya mengangguk tersenyum, ia meraih kursi yang ada di dekatnya, didudukannya kursi itu sembari melanjutkan memperhatikan gadis yang masih berkutik dengan papan tulis. “You know…” gadis itu kini yang mengeluarkan suara, suara yang terlalu lembut untuk diterima telinga Tiffany, “You’re very hot.. too.”, suara itu entah bagaimana membuat perasaannya membuncah menjalar di seluruh tubuhnya, ia tersenyum. “Jadi, siapa namamu?” Ujar Tiffany tanpa membalas perkataan gadis itu, membuatnya menghampirinya perlahan.

Matanya tak pernah meninggalkan mata Tiffany sedetikpun dan Tiffany semakin tersadar, bagaimana kesumpurnaan yang dimiliki gadis itu. gadis itu tetap menyeringai namun tetap, dia lucu. “Namaku? Kim-T—ah lupakan. Kau pasti dari Unicode-u..?” ujar gadis itu tanpa memeprdulilkan pertanyaan Tiffany, setengah berdiri di hadapan Tiffany, membungkukan tubuhnya sedikit, menatap mata hitam legam itu dalam, membuat Tiffany terkekeh akan aksen-nya, ia hanya dapat mengangguk lalu menunjukkan senyuman indahnya. “Wow. That was beautiful.” Ujar gadis itu seakan-akan mencair setelah melihat senyuman yang menurutnya paling indah yang pernah ia nikmati, membuat Tiffany lagi-lagi terkekeh. “Apa kau selalu seperti ini?” Kini gadis blonde itu yang tertawa kecil mendengar pertanyaan Tiffany, tentu saja ia sudah mengatakan itu beribu-ribu kali pada tiap orang yang memang di anggapnya pantas, namun baru kali ini ia mengatakannya dengan penuh kejujuran, sama sekali tidak mempunyai maksud lain, ia hanya memuji ciptaan Tuhan yang ada di hadapannya, berbeda ketika ia bisa saja memuji orang hanya untuk menyingkirkannya (meyindir, mungkin?) “Tidak juga, kau-lah yang pertama.”

Tiffany tertawa kecil, ia bangkit dari tempatnya berdiri, membuat wajah Gadis blonde itu persis di hadapan perutnya. Detik kemudian gadis blonde itu membenarkan posisinya, menatap lurus mata Tiffany, “Satu hal yang harus kau harus tau, I’m taken.” Tiffany tersenyum, lagi. Membuat gadis blonde itu terkekeh lalu menyeringai kecil. “Satu hal yang harus kau harus tau juga, aku tidak peduli.” Tiffany terdiam, mencerna perkataan gadis yang ada di hadapannya beberapa detik yang lalu, oh. Perkiraannya-salah. Rupanya gadis blonde itu tidak berniat untuk main mata dan menggodanya, “Aku tidak peduli lelaki mana yang sangat beruntung memilikimu, yang aku tau, kau mirip dengan gadis yang sebentar lagi akan menjadi milikku.” Lanjutnya lalu Gadis itu mengedipkan sebelah matanya tenang pada Tiffany, membuat jantung terus berpacu, hanya deru nafas keduanya yang memenuhi ruangan yang sunyi itu. Entah apa alasannya Tiffany merasakan sesuatu yang akan membuncah dari ulu hatinya, entah apa alasannya juga semua ini terasa… right.

Entah pula sudah berapa Yeoja yang berani menggodanya, ia sungguh terbiasa kadang juga merasa risih, namun yang satu ini, bukanlah yang biasanya, Nothing’s feel so wrong.. “Apa yang sedang kau kerjakan?” Suara lembut itu membawanya kembali sadar ke dunia nyata, dengan sedikit gugup ia memperlihatkan apa yang ada di buku yang sedari tadi di genggamnya, membuat gadis hot cute itu menyeringai kecil, “Math, eh?” Gadis itu tersenyum lalu mengangguk, entah mengapa ia selalu merasa gadis yang sedari tadi menggodanya dengan menyeringai atau tersenyum bodoh itu sangatlah, cute. Detik kemudian, gadis blonde itu menyingkirkan buku yang ada di pangkuan Tiffany, lalu ia mendudukinya, Tiffany tersigap, wha—- Sssh… jangan berkata apapun” Gadis itu meletakkan ibu jarinya pada sepasang mulut Tiffany, membuat jantugnnya terus berirama tidak terkontrol.

“Aku memang tidak pintar dalam Matematika, apalagi berhitung, itu bukan kebiasaanku, dan aku membencinya, tetapi tau kah kau bahwa kadang aku sangat bagus dalam bidang itu. aku bahkan dapat membuat keajaiban dengan angka.” Gadis itu lalu melingkarkan kedua tangannya pada Leher Tiffany yang jenjang, Tiffany terkekeh, meletakkan kedua tangannya pada pinggang gadis yang menduduki pangkuannya itu. “Benarkah? Lalu katakan, keajaiban apa yang dapat kau buat dengan angka?” Gadis itu lalu tersenyum, “Aku tidak bisa menunjukkannya sekarang, tetapi aku bisa membuktikannya.”

Gadis itu mendekatkan wajahnya pada telinga Tiffany, detik kemudian, “Aku serius, aku sangat bodoh dalam matematika, tapi aku pintar dalam angka, aku beritahu, berikan aku punyamu (Nomor ponsel Tiffany) dan lihat apa yang akan ku lakukan dengan itu.” Tiffany lagi lagi terkekeh, benarkah ada makhluk ciptaan tuhan yang seimut ini? Apakah makhluk yang ada di hadapannya bahkan benar benar nyata? Ia terdiam, membuat gadis blonde itu sedikit khawatir akan penolakan, mengerti akan situasi yang sedang dijalaninya, Tiffany menggoda gadis itu, memberikan ekspresi datar dan sama sekali tidak tertarik meskipun ingin rasanya ia menghantam bibir imut itu dengan bibirny—- wait. Gadis blonde itu dengan sigap berdiri, seakan tau jawaban dari Gadis berambut hitam yang masih terduduk,

“Baik, jangan katakan, aku tidak begitu ngefans dengan penolakan.” Tiffany terkekeh, rupanya gadis blonde itu terlalu cepat menyerah, “Bukan, aku tidak menyerah.”

Tiffany menganga kecil, lalu tertawa, bagaimana bisa gadis itu seakan-akan membaca fikirannya begitu saja, detik kemudian gadis blonde itu berjalan mundur, memutar tubuhnya, berjalan menjauh tanpa sepatah kata mendekati pintu keluar, “Siapa namamu!?” Tiffany sedikit berteriak, membuat gadis blonde itu menoleh sembari memegang gagang pintu, “Tidak perlu, aku akan membuatmu mencari tahu sendiri.” Ugh, gadis itu benar benar percaya diri. “Cklek.” Dan.. sosok itu pun lenyap.

**

Suasana siang itu begitu ramai, orang-orang yang begitu kelaparan sejak pagi hanya duduk disalah satu ruang membosankan akhirnya bisa melepas kantuk pada kantin yang memberikan banyak hiburan, memberikan banyak candaan dan obrolan yang membuat kehidupanmenjadi lebih, hidup. Seperti hiburan yang dapat di nikmati semua orang, hiburan yang berbau sangat baru. Hiburan itu adalah, gadis berambut hitam dengan senyuman yang paling indah dan tubuh, wajah yang begitu sempurna sedang duduk di sudut ruangan dengan beberapa orang yang mungkin ia baru kenal, tertawa begitu indahnya, bahkan ketika ia mengunyah makanannya, mata mereka tidak berhenti menatapnya, hingga ke bibir, kembali lagi ke mata, lalu ke wajah, lalu ke tubuhnya yang begitu sempurna, kembali lagi ke bibir. Entah apa yang paling menarik darinya, mungkin semuanya?

Sesungguhnya ia tidak begitu peduli akan banyak mata yang memperhatikannya, namun ada perasaan yang begitu risih, tetapi, apa yang ia dapat lakukan? Ia bahkan tahu bahwa ia menjadi pusat perhatian karena kecantikannya, atau yang ia percaya karena semua orang di sekitarnya yang selalu memujinya. “Kemarin sore aku pergi kesalah satu ruangan Art.“ ujar gadis itu, “Lalu?” “Dan aku bertemu dengan seseorang, dia sangat mengagumkan. Dan sangat menarik.” “

Benarkah? Seperti?” “Jadi, ada gadis ini, dia sangat cute, rambutnya blonde, dan suaranya sangat indah ketika ia bersenandung, sangat lucu ketika ia begitu kesal.” Gadis lainnya seperti tersedak sesuatu padahal tidak sedikit makananpun menyangkut di tenggorokan mereka, namun, “Kriterianya mendekati seseorang.” Ujar Krystal mengedarkan pandangannya pada ruangan. “Tap-Tap.”

Sosok dari luar ruangan itu berjalan dengan santainya, gadis berambut coklat gelap itu mengenakan pakaian yang begitu menggoda, dengan short pants dan sneakers berwarna putih, merapihkan belahan poninya sesekali kebelakang. “Ah! Itu! gadis itu! seingatku rambutnya blonde.” Krystal, Sulli, juga Ji-Eun terdiam, tidak tahu harus merespon apa, apakah benar kawan baru nya ini mengidap suatu penyakit dimatanya? Pasalnya, gadis yang baru memasuki kantin itu.. sangat hot. Bukan sekedar cute. “Are you mad!?” (Apa kau gila!?) Sahut Krystal seperti tidak terima akan pernyataan dari, Tiffany. “Wae?”

Sulli tertawa kecil melanjutkan sarapannya, sementara Ji-Eun tak hentihenti nya menikmati pemandangan setiap paginya, Taeyeon. “Cute!? She’s freakin’ HOT!” Lanjut Krystal membanting pelan pisaunya,menikmati hobby paginya, yaitu tidak ada perbedaannya dengan Ji-Eun. “Ya I know. But she’s really cute too though.” Tiffany kembali memperhatikan gadis yang baru ditemuinya kemarin, gadis itu terlihat begitu bersemangat pagi ini, sesekali melemparkan kecupan hangat pada pipi seorang gadis yang ada di sebelahnya, membuat Tiffany sedikit risih, yang benar saja, gadis yang menggodanya sudah memiliki seseorang!? Tsk! Damn… kakak-ku begitu beruntung. My Sister… are so lucky.”

Tiffany terenyah, wait, what? “Your sister!?” Krystal menoleh, mengangguk pelan. “Ya, 5 detik yang lalu, gadis yang kau bilang CUTE itu, baru saja mengecup pipi gadis yang ada di sampingnya itu, kau lihat kan, itu, kakak-ku, Jessica.” Tiffany makin terasa tersesat, ia butuh penjelasan lebih tentang rasa penasarannya, entah mengapa ia memiliki perasaan yang tidak biasa pada gadis itu, yang benar saja, gadis yang baru saja di temuinya!? Apalagi, dia seorang Yeoja! Bagaimana seorang Yeoja dapat menarik perhatiannya seperti ini?

“Kau terlihat begitu bingung, akan ku jelaskan, dia, adalah, Kim Taeyeon, The Kim Taeyeon, senior kita yang begitu cantik dan hot! Ia mendapatkan gelar The Top Hottest Chick in our school! Ada banyak idiot, maksudku, pria pria Hot yang mengejarnya namun tidak pernah berhasil sedikitpun, Kim Taeyeon, beberapa kali menjalin hubungan namun tidak pernah berlangsung lebih dari seminggu,bukan, bukan ia seorang Player, namun itulah karakternya, ia mengencani semua pria yang menurutnya baik hati, well, mungkin itu sedikit cliché, tetapi bahkan kakak-ku tidak tahu menahu mengapa ia melakukannya, mungkin ia hanya bosan atau entahlah, ia sering mengganti warna rambutnya, dan harus diingat, Girls would definitely be gay for her. Yah, jika kau bertanya apa seorang Kim Taeyeon straight or…. Well, she’s straight, as a bendy ruler. Haha, Seperti yang kau lihat, Ji-Eun, ia sangat terpana saat ini, well, Taeyeon-unnie pernah sekali mencoba mendekatinya namun itu 2 tahun lalu, ketika Ji-Eun sangat tidak normal menolaknya didepan seisi kantin yang begitu ramai, Tsk! Sekarang lihatlah ia begitu menyesal dan sampai saat ini masih terpana oleh seorang-yang-ia-tolak-entah-karena-apa. Okay back to the topic, Kim Taeyeon, ia mengambil jurusan Art Music Major, dan ia sangat handal dalam bidangnya, kau akan beruntung jika ia menerima tawaran untuk mengisi acara di akhir tahun, ia akan membawakan sebuah lagu, ciptaannya, dan suaranya, urgh! Seperti surga! She’s just too perfect! Last but not least….” “Kim Taeyeon pernah jatuh cinta, begitu dalam oleh seseorang, hubungan mereka berlangsung selama 5 tahun, namun kandas 3 tahun lalu ketika seseorang itu seperti.. mengkhianatinya… dan….. Kakak-ku adalah.. seseorang itu..I mean… Taeyeon’s Ex Girlfriend.. was.. my sister.” Tiffany yang sedari tadi begitu serius mendengarkan penjelasan yang begitu menarik itu kini tersedak, ia berusaha mengambil segelas air, yang akhirnya di berikan oleh Ji-Eun. “Kau tidak perlu kaget, Taeyeon-unnie dan Jessica-Unnie kini hanya bersahabat.” Ujar Sulli sembari menepuk pelan punggung Tiffany.

“Ya, Kau benar, jangan lupa, Kim Taeyeon tidak pernah mengejar seseorang lagi setelah ia mengejar Ji-Eun, entah mengapa sejak itu ia berhenti mendekati seseorang, kakak-ku berkata sahabatnya hanya lelah untuk sakit hati, jadi kemungkinan Taeyeon-unnie dulu benarbenar jatuh cinta pada Ji-Eun! Well jika ia mengejarku, aku tidak akan repot repot mengambil secarik kertas untuk menolaknya” Krystal melirik sahabatnya yang sedari tadi memperhatikan Taeyeon, Ji-Eun menoleh merasa seseorang sedang menyindirnya harus, menggerutu pelan, “Tsk! Soo-Jung-ah! Bisakah kau berhenti membuat-ku menyesal?” Ujarnya lalu kembali memperhatikan gadis sempurna itu. Tiffany hanya terkekeh, “Kim Taeyeon, meminta nomor ponsel-ku kemarin, dan aku fikir ia mencoba mendekatik-….”

“Lalu!? Apakau memberinya!? God you’re lucky! Jika kau menolaknya, sudah pasti ia akan berhenti mengejarmu! Sangat tidak mungkin ia akan melanjutkannya walaupun ia akan berkata ia akan terus mencoba” Tiffany menggeleng pelan, “Tidak..” Ketiga gadis itu terdiam, sungguhlah bodoh kawan barunya ini. Tiffany merubah posisinya, ia membelakangi sosok itu, tidak ingin melihat sosok yang benar benar membuat jantungnya berdegup kencang bahkan ketika ia tidak melakukan apa apa. Ia mencoba focus pada makanannya, fikirannya.

Perasaannya begitu campur aduk kali ini, entah mengapa ia merasa seperti bumi yang memiliki gravitasi terhadap bulan, baru pertama kali, di hidupnya, ia begitu tertarik oleh seorang Yeoja, entah mengapa ketika ia melihat gadis itu, ia merasakan sesuatu sedang berlomba di dalam jantungnya, entah mengapa, setiap ia menangkap mata itu, ia merasakan kenyamanan dan kehangatan, entah mengapa ketika mata mereka bertemu, she feels… home. Detik kemudian ia merasakan udara hangat melawan lehernya yang jenjang, ke atas, merasakan tangan yang begitu halus menyelipkan poninya kesisi telinganya, membisikkan sebuah kata.

“Kita bertemu lagi, Tiffany-Hwang. Salam kenal”

___________________________

okay so this is quite short but i’ll fix it up the next chapter because this is just the beginning!

like and comment for the next chapter! be ready! the next chapter is gonna have so much fun! ^^, please write down what do you think so far! ^^

gomawo! -atta

 

 

 

16 thoughts on “SHE KEEP ME WARM (1/4) BY ATTALOCKSMITH

  1. Pingback: SHE KEEP ME WARM (1/3) BY ATTALOCKSMITH | WARNING !!! LOCKSMITH ONLY!!!

  2. Astagaaaa ini baru lagi dan gue plissss suka banget. Taeny dan kidah lama taengsic daaaannn IU yg nolak taeng hahaha bakal seruuu.
    Fany hot taeng hot duuuhh gak ngebayang kalo nc ehhhh wakakaka pasti panassss gaeys
    Krystal penuh dengan emosi bangets setiap omongan dia.
    Baru awal ketemua aj udh saling lontar pujian. Dan cerita ini alurnyapun masih enak dibacanya 😍

    Like

  3. Waaaaaa. Feelnya baru dapet waktu TaeNy bertemuuuuuu. Walaupun ada beberapa kalimat di awal yang rada sulit untuk dimengerti, TAPI ROMANTISNYA DAPET BANGET(waktu Taeyeon ketemu Tiffany di kelas) ENTAH WAKTU DISITU MAKSUDNYA AUTHOR MAU NGEROMANTISIN ATAU ENGGA TAPI SAYA NGERASAIN ITU ROMANTIS BGDDDDDD. LANJUTKAN THOR. ILL KEEP WAITING!!!!!

    Like

  4. Hi..
    Pembaca baru here.
    Well gue udh tau wp ini bbrpa pekan yg lalu dan baru sempet mampir skrng, sorry..
    Anyway gue type reader yg kritis, so klo misalkan suatu hari nanti gue komen trllu kritis tolong untuk lebih di maklumi. Gue gk bakal ngomen panjang lebar klo ide cerita nya keren, bhsa nya bagus dan tulisan nya rapih. Gue tau gk ada manusia yg sempurna, tapi gue harap kritikan gue nanti bisa sedikit memperbaiki sesuatu yg kurang itu.
    Semoga gue jodoh sama ff2 disini.. ^^

    Like

    • well, hello there! hoped you’ll like it here 🙂 oh, you dont have to worry bout that, we accept all of the criticts and comment. again, thankyou for stop and visited us 🙂 ❤ khamsahamnida chingu~

      -JAZZATTA-

      Like

  5. annyeongg thorr #basabasiabaikan
    OMG gue suka bnhet ama nih ff suka bnget karakternya taeng disini aduhhh pas bnge
    pokoknya mantaff kerenn
    semangat terus ya eon:-):-)

    Like

  6. Astaga se’hot gitu tae 😁😁😁 bagian mana yg tidak di sukai oleh namja n yeoja.. TAENY pertemuan secara dadakan hihi😆 si agresif pany n sih hot tae masing masing ngeluarin jurus andalannya.. asik lah ahh😆😆😆

    Like

Leave a reply to kristya Cancel reply