COMPLETE CHAPTER TWO BY JAZZATTA

ALRIGGGGGGGHT. Seperti yang kita janjikan!😋 Anyway, complete kayanya bakal ada satu atau dua chapter lagi deh.. dan ini kita selesaiin dulu ya baru lanjut mistakes, falling. soalnya kita berusaha menemukan plot yang pas wkwkwk. Enjoy readers2 ku yg baik2 dan tidak sombong. Hweee😩❤️

Oh yaa jangan lupa ambil pelajaran yang ada ya. Jangan dramanya doang. ❤️💕

jazzatta


Nyonya Hwang hanya bisa membelai lembut rambut anaknya tanpa henti, sudah genap dua jam sang putri itu menangis dalam pelukannya. Dia begitu terkejut melihat gadis semata wayangnya tiba-tiba memasuki pintu rumah mereka dengan mata yang sembab. Ini bukan pertama kalinya Tiffany seperti itu, biasanya dia juga akan mengunjungi rumah ini setiap kali ia merasa sedang berada di titik paling bawah di kehidupan remaja yang sedang ia jalani,

Walaupun, gadis itu jarang mengunjunginya kecuali dia sedang berada dalam sesi liburan dari sekolahnya. Nyonya Hwang tetap menanti kedatangannya. Namun bukan kunjungan seperti ini yang ia harapkan. Mendengar cerita Tiffany, wanita paruh baya itu hanya bisa terdiam sembari terus berusaha menenangkan keadaan hati gadis kecilnya yang sedang kacau.

Memang, ada sedikit rasa yang juga mengganjal hatinya ketika mengetahui hubungan anaknya dengan Taeyeon telah kandas. Apa lagi, yang mengakhirinya adalah Tiffany. Nyonya Hwang tidak bisa memungkiri bahwa Taeyeon adalah sosok kekasih yang baik untuk anaknya. Dia sangat tersanjung dengan bagaimana wanita itu bersikap pada saat pertama kali berhadapan dengannya. Taeyeon telah merebut semua keyakinannya untuk membiarkan si putri kecil bersanding dengannya.

Sosoknya yang sopan, dewasa, juga lembut mampu melelehkan hati nyonya Hwang saat itu. bagaimana tidak, dia selalu mengharapkan gadis kecilnya itu bisa menjadi sedikit lebih dewasa dalam pemikiran juga sikapnya. Dan kala itu, Ia memang melihat sedikit perubahan pada diri Tiffany. bagaimana caranya bertingkah laku dan mengatakan sesuatu, ia bisa langsung menebak bahwa pengaruh baik itu datangnya dari seorang Taeyeon yang waktu itu baru memperkenalkan dirinya sebagai kekasih Tiffany.

Awalnya Nyonya Hwang agak ragu dengan sosok wanita yang umurnya berpaut lumayan jauh dari anak gadisnya. Selain dia seorang perempuan, ia tidak yakin jika perbedaan umur mampu menyatukan mereka. Dan ia juga meragukan Taeyeon akan kemampuannya menjaga anak semata wayangnya mengingat sosok suami sudah tidak lagi bersama mereka. Nyonya Hwang mengharapkan Tiffany berada dalam lindungan seorang pria yang bisa menjaganya sampai kapanpun, namun semua itu dapat dengan mudah di jungkir balikkan hanya karena seorang Taeyeon dengan seluruh keteguhan hatinya.

Nyonya Hwang sangat menyayangkan hubungan mereka karena telah berakhir, namun ia tau, ia tidak bisa andil banyak dalam hubungan keduanya. Ia tidak pernah menyalahkan siapapun, apalagi anaknya. Yang telah mengkahiri hubungan mereka. Ia percaya, bahwa mungkin. Hanya mungkin, keputusan yang telah di ambil Tiffany, adalah suatu jalan keluar dari banyak perbedaan yang mereka hadapi bersama. Ia juga tidak menyalahkan sisi Taeyeon karena tidak mampu mempertahankan hubungannya, karena ia memahami bagaimana sikap anaknya sendiri jika dalam sebuah hubungan. Dan ia yakin, bahwa Taeyeon telah berusaha dengan keras untuk menjaga hubungannya dengan hati-hati.

“Saat kau muda, semua hal terasa seperti akhir dari dunia. Tapi itu bukan, Tiffany. itu semua hanya permulaan dari jalan hidupmu.”Nyonya Hwang dengan sabar membelai rambut panjang yang dimiliki anaknya, Tiffany masih menenggelamkan wajahnya sembari menangis dalam pangkuannya.

“Umma tidak pernah menyalahkanmu, mungkin ini adalah keputusan yang kalian berdua harus jalankan. Siap atau tidak siapnya kalian hadapi, untuk menjalani hari-hari tanpa satu sama lain.”

“Tapi, jika kalian memang di takdirkan bersama, Umma percaya. Bahwa suatu hari kalian akan bersama dengan jalan yang sudah di tuliskan. Kau akan menemukan seseorang yang memperlakukanmu dengan begitu spesial, entah itu Taeyeon atau orang lain. Orang itu akan selalu berdiri di sampingmu. Seperti matahari yang terbit dan tenggelam bersamamu.”


“Ini saatnya kau mulai memberi kesempatan untuk orang lain, Taeyeon-ah..”Sunny tidak menarik pandangannya dari sosok sahabat yang sedang termenung menatap kearah jendela luar gedung pencakar langit tempat mereka bekerja,

“Berhenti Sunkyu-ah..”Jawab Taeyeon dengan intonasinya yang pelan,

Memang. Ia masih belum pulih karena rasa sakit yang ia rasakan selama sepekan semenjak hubungannya dengan gadis yang lebih muda berakhir. Ia bisa mengerti kenapa gadis itu memilih untuk pergi, ia bisa melihat bagaimana sulit dan berbeda situasi mereka. Tetapi Taeyeon adalah orang yang positif, baginya tindakan gadis itu dirasanya kurang tepat. Karena ia yakin, bersama-sama mereka bisa menemukan jalan keluarnya tanpa harus saling menyakiti.

Selama sepekan juga, ia tidak mampu melakukan apa-apa tanpa nama itu selalu berlari di benaknya. Ia mengalami kesedihan yang mendalam. Merindukan bagaimana malam nya akan terasa hangat ketika dia mendapatkan Tiffany dalam pelukannya, ia juga merindukan bagaimana lembut suara gadis itu ketika tertawa. Ia merindukan senyuman yang menyebabkan kedua matanya akan melengkung seperti bulan sabit. Bagaimana dia tidak akan pernah berhenti berbicara ketika menceritakan kekonyolan temannya atau bagaimana harinya berjalan di sekolah.

Taeyeon merindukan segalanya tentang Tiffany.

Dia hanya bisa menatap layar kaca handphonenya sembari sesekali tertawa kecil mengingat tingkah laku lucu mantan kekasihnya. Ia bahkan belum mengganti wallpaper handphonenya yang tergambar wajah Tiffany. Baginya, hanya ini cara satu-satunya dia bisa menatap wajah yang menenangkan itu.

Taeyeon bertanya-tanya, jika gadis itu juga merindukannya, karena dia tidak bisa menahan dirinya untuk menangis ketika mengingat semua memori indah yang mereka gambar bersama.

“Aku tidak akan berhenti sampai kau memikirkan ini baik-baik. Taeyeon..”Balas Sunny lalu bangkit dari duduknya. Dia sempat menatap jam yang melingkar sempurna di pergelangan tangannya lalu kembali melihat kea rah Taeyeon yang masih terdiam.

“Ini sudah waktu makan siang, apa kau ingin ikut denganku?”

“Bukankah ini bagus? Kita sudah lama tidak makan siang di luar bersama.”Kata Sooyoung dengan tatapannya yang berbinar menatap kedua temannya. Dirinya, Taeyeon dan Sunny memang sedang berjalan santai di pusat kota untuk menentukan tempat makan siang kali ini,

“Tentu saja, lagi pula Taengoo disini butuh untuk mengangkat pantatnya bebas dari kursinya,”Jawab Sunny sembari mengedarkan pandangannya ke sekililing, berharap menemukan tempat makan siang yang cocok untuk mereka.

Sementara yang di maksud hanya bisa menyunggingkan senyuman paksanya, walaupun kadang dirinya akan ikut tertawa kecil mendengar candaan kedua temannya seiring perjalanan  mereka. Ia tidak bisa memungkiri, bahwa dia membutuhkan ini,

Kehadiran orang-orang terdekatnya, untuk membantu menghilangkan sedikit beban yang terus setia bertengger di bahunya.

“Itu benar, Taeng.. akhir-akhir ini kau juga sangat sibuk, seperti pekerjaanmu bertambah dua kali lipat dari biasanya.”

“Itu karena dia ingin menyibukkan dirinya, Syoung-ah..”

“Ah.. matta,..”

“Bagaimana jika makanan Korea untuk hari ini?”Sooyoung menatap kedua temannya sembari terus berjalan,

“Ide bagus! Aku akan mentraktirmu pat bingsoo!”Sunny menepuk pelan punggung belakang Taeyeon, lalu wanita itu tidak bisa menahan perasaannya yang sedikit demi sedikit menjadi cerah kembali, hari ini.

“Jjinja?”

“Uh-huh. Kau bisa memesan sebanyak mungkin!”
“Yah. Apa kau hanya mentraktir Taeyeon? Secara teknis, Taeyeon juga atasanmu. Kenapa kau tidak mentraktirku saja!”Sooyoung menyikut Sunny sembari memasang wajah jengkelnya,

“Ah! Benar juga! Kau juga aku traktir, tetapi kau hanya boleh memilih menu paling murah yang ada.”Balas Sunny dengan nada santainya,

“WAE!?”

“Aku mentraktir Taeyeon yang makannya sedikit saja sudah susah, apa lagi denganmu yang biasanya makan seekor gajah!”

Lagi-lagi percakapan kedua temannya membuat Taeyeon tidak bisa menahan tawanya. Dalam diam ia begitu bersyukur karena bisa memiliki kedua orang ini yang tidak pernah sedikitpun absen dari hidupnya. Mereka selalu ada ketika dirinya sedang membutuhkan bahu untuk bersandar.

Namun tiba-tiba.. kedua bola matanya mendapati seseorang yang tidak asing. Taeyeon bisa memastikan bahwa penglihatannya baik-baik saja, dan ia yakin siapa sosok itu yang tengah menggenggam mesra tangan seorang pria.

Matanya membulat, dia merasakan sesuatu yang menghimpit rongga dadanya keras ketika menyaksikan apa yang terjadi selanjutnya. Darahnya seperti berhenti berdesir ketika gadis itu mencium mesra pipi pria yang lebih tinggi. Lalu mereka kembali melanjutkan perjalanan dan senyuman tak pernah absen dari bibir keduanya.

Taeyeon sempat menghentikan langkahnya, dia merasakan hatinya yang terluka dan teriris perlahan melihat itu. matanya memanas, ia bisa merasakan air yang menggenang di pelupuk matanya.

“Itu… bukankah itu.. Tiffany?”Ujar Sunny sembari ikut menghentikan langkahnya, ia lalu menoleh dan begitu terkejut ketika mendapati sahabatnya kini sudah menitihkan air matanya dengan bebas.

Sementara Sooyoung bisa merasakan api kemarahan yang membara,

“Yah. Dia sudah keterlaluan!”Sooyoung hendak untuk menghampiri orang yang di maksud namun, Taeyeon segera meraih pergelangan tangannya lebih dulu.

Gwenchanna Syoung-ah..

Tidak satupun orang yang akan mengetahui bagaimana Taeyeon berusaha dengan sangat keras melawan sakit hatinya kini. Dia bisa merasakan ribuan jarum kecil yang kini sedang membuat lubang di hatinya. Begitu perih dan sakit, sampai-sampai dirinya tidak lagi menginginkan waktu yang berjalan di sekitarnya, untuk terus berjalan.

Di satu sisi, dia tidak percaya jika Tiffany dapat dengan mudah melupakan dirinya. Di saat dia kesulitan hanya untuk mengusir nama itu dari benaknya. Dia tidak menyangka jika sosoknya dapat dengan mudah tergantikan, di saat dirinya tidak pernah menemukan cara untuk lepas dari jeratan cinta Tiffany. dia tidak pernah tau, bahwa dirinya tidak sedikitpun berharga di mata gadis yang lebih muda. Tidak seperti dia melihat Tiffany bagaikan berlian yang harus ia jaga sampai kapanpun.

Ia baru mengetahui bahwa ternyata selama ini hanya dirinya lah yang merasakan cinta yang begitu dalam akan gadis itu, Dia merasa begitu bodoh karena baru mengetahuinya sekarang. Dia sangat mencintai Tiffany untuk melihat semua itu. dan kini ia menyadarinya.

Dan untuk beberapa saat aku mengira bahwa kau mencintaiku, sebesar yang aku rasakan untukmu, Fany-ah..

Menjadi nama yang tidak berharga dalam hidupmu, adalah salah satu kesalahanku selama ini. aku minta maaf karena tidak mampu membuatmu jatuh untukku, sekeras seperti yang aku rasakan untukmu, Fany-ah.


I love her so much, Jess..”

“I know..”Wanita brunette itu tidak hentinya mengusap pelan punggung sahabatnya. Berharap gerakan kecil itu mampu menenangkan keadaan hatinya. Dia tidak pernah melihat sisi seperti ini dari Tiffany sebelumnya, dia tidak pernah melihat gadis ini begitu rapuh.

Dia tidak pernah mengira bahwa Tiffany yang selalu ceria dan penuh semangat, justru jatuh dan terlihat begitu terpukul seperti ini. dia sangat mengerti rasa sakit untuk meninggalkan sosok orangyang di cinta. Dia hanya tidak pernah mengira bahwa Tiffany akan menjadi sangat lemah seperti ini. cinta benar-benar merubahnya.

Jessica hanya tau sahabatnya ini telah jatuh terlalu dalam untuk wanita yang lebih tua. Namun dia juga tidak bisa menyalahkan keputusan gadis ini karena mengakhiri hubungan mereka.

She was crying so hard.. it’s hurt to see that..”

Lagi-lagi Jessica hanya bisa mengangguk pelan, di atas kepala gadis itu. lalu mengusap pelan helaian lembut rambutnya,

“I saw that too, but it’s hurt more to see you like this..”

“I don’t deserve her, Jess. She’s way too perfect..”

“Hey.. don’t say that..”

“I lost my confidence to make her happy..”

Jessisa sangat tidak menyukai ketika sahabatnya mulai membicarakan hal-hal yang tak masuk akal. Selama ini dia melihat pasangan yang cocok untuk sama lain. Dia bahkan tidak bisa menahan tawa dan senyumnya ketika melihat Tiffany dan Taeyeon bersama. Jessica tau, mereka memang di takdirkan bersama. Perbedaan yang terlihat, entah kenapa baginya justru adalah suatu hal yang dapat menyatukan mereka.

Dia bisa melihat senyum sumringah sahabatnya tiap kali dia bercerita tentang kekasihnya yang lebih tua. Dia bisa melihat bagaimana mata itu akan memancarkan ketulusan dan kasih sayang setiap dia menatap Taeyeon.

Tiffany tidak pernah bisa mengusir nama yang akhir-akhir ini terus berlari di pikirannya. Kopi panas itu kini sudah dingin tanpa dia menyentuhnya. Dia hanya bisa mendengarkan kedua sahabatnya sesekali tertawa dan berusaha untuk menghiburnya. Makan siang di luar sepertinya adalah hal yang dia butuhkan. Sejak berhari-hari sudah dia mengurung dirinya di kamar. Merutuki semua penyesalan juga rasa bersalahnya akan mantan kekasih.

Bukan dia ingin meninggalkan orang itu dengan sejuta alasan. Agar dia dapat terbebas dari nya. Tetapi Tiffany tidak bisa memikirkan hal yang lebih baik selain mengakhiri hubungan yang cukup rumit itu. dia tau dia telah salah, dia tau dia menyakiti Taeyeon ke titik yang paling dalam di hidupnya. Dia bisa melihat kedua bola mata itu seolah tergoreskan luka ketika menatapnya. Dia bisa merasakan bagaimana dinding kokoh keteguhan hati wanita itu roboh di hadapannya. Ketika dia mengucapkan kata perpisahan. Dia mampu merasakan bagaimana perih hati wanita itu kita bibirnya berkata selamat tinggal.

Karena tidak hanya Taeyeon yang merasakan semua itu.

Dia juga, merasakan setiap bagian dari semua rasa sakit yang menghampiri wanita itu. sama sepertinya, Tiffany juga. Merasakan seluruh mimpi dan keyakinan hatinya dapat dengan mudah hancur karena keputusannya. Dia tidak lagi bisa melihat penerang di antara kegelapan yang menyergapnya. Kehilangan sosok Taeyeon adalah salah satu mimpi buruk yang ia tidak akan pernah bisa lupakan sampai kapanpun. Melihat orang itu menitihkan air matanya, Tiffany tidak bisa menyalahkan siapa-siapa selain dirinya. Membuat air mata itu jatuh di pipi mantan kekasihnya, Tiffany hanya bisa terus menyalahkan dirinya sendiri karena itu.

Ia tidak pernah merasa begitu hina dan jahat. Tidak sampai dia membuat malaikat itu terisak di hadapannya, memohon agar dia menarik keputusannya,

Tetapi dia juga tidak ingin egois. Dia bisa melihat dinding tinggi yang menghalangi mereka untuk bersama. Tiffany menyadari, bahwa mungkin. Hanya mungkin. Dirinya adalah beban yang Taeyeon tidak pantas untuk dapatkan dalam hidupnya. Dia merasa bahwa dirinya lah yang terus membuat wanita itu kerepotan akan tingkah lakunya. Tiffany tidak bisa menyalahkan takdir bahwa mereka harus lahir di waktu yang berbeda. Tetapi dia hanya tidak  bisa berhenti menyakiti wanita itu ketika mereka masih bersama.

Perbedaan yang ada, dari pandangannya adalah satu-satunya senjata yang hebat untuk memisahkan mereka. Dia hanya tidak bisa membiarkan Taeyeon menjadi sisi yang selalu membelanya dalam kondisi apapun. Dia tidak bisa melihat wanita itu menjadi satu-satunya orang yang berusaha dengan keras untuk mempertahankan hubungan mereka.  Kegigihan wanita itu justru membuatnya malu, karena tidak mampu melakukan hal yang sama demi kebahagiaan mereka.

Dia merasa begitu bodoh dan pengecut, karena memilih untuk meninggalkan, bahkan membuat remuk hati wanita itu. tetapi dia hanya tidak ingin Taeyeon mendapatkan rasa sakit yang sewaktu-waktu bisa menyerangnya kapan saja. Melepaskan wanita itu berarti dia telah membebaskan seorang malaikat dari penderitaanya.  keputusan akhirnya untuk meninggalkan Taeyeon juga jalan keluar dari semua rasa sakit yang ada.

Dia merasa sangat tidak pantas untuk bersanding dengan sosok mantan kekasih yang di idam-idamkan oleh semua orang. Bukan hanya karena kurangnya kepercayaan diri untuk membuat Taeyeon bahagia, namun Tiffany menyadari dia hanyalah sebagian kecil dari banyak orang yang menginginkan kehadiran Taeyeon di hidup mereka. Dan Tiffany tau, dirinya tidak mampu memberikan apa-apa selain cintanya untuk wanita yang lebih tua. Di saat orang lain menawarkan sifat yang bijaksana, dewasa, kebahagiaan yang lebih, juga masa depan yang menjanjikan. Tiffany hanya tidak bisa membayangkan dirinya di bandingkan orang lain yang lebih pantas mendapatkan wanita itu.

Walaupun dia tau, Taeyeon tidak pernah sedikitpun menganggapnya beban, apa lagi mengatakan bahwa dia hanyalah orang yang tidak berguna di bandingkan yang lain. Dia tau Taeyeon begitu mencintainya dengan tulus, dan bertekad untuk menjaganya sampai kapanpun. Tiffany juga tidak  buta untuk melihat betapa Taeyeon serius akan hubungan yang mereka jalani, dan dia tau Taeyeon tidak pernah meragukan cintanya. Wanita itu memang tidak pernah sekalipun mengungkit orang-orang yang berusaha mencuri hatinya, justru dia akan mengatakan bagaimana dia sangat mencintai dan peduli terhadap Tiffany. Taeyeon selalu mengatakan kata-kata yang selalu berhasil membuat gadis yang lebih muda terbang ke langit ketujuh. Lalu jatuh semakin dalam akan sosoknya. Dia akan selalu memujinya dengan intonasi yang lembut, dan tidak pernah berpaling dari sisi Tiffany.

Makan siang ini sebenarnya bukan bagian dari rencana sebelumnya, apa lagi dengan berpura-pura tertawa dan tersenyum sembari menggenggam tangan yang asing baginya. Tiffany memang mengakui bahwa genggaman Taeyeonlah yang paling ia sukai di dunia ini. begitu lembut dan gentle. Berbeda dengan orang lain.

Tiffany melakukan itu semua semata-mata hanya untuk membuat mantan kekasihnya tidak lagi mengharapkan dirinya kembali. Memang, semenjak hubungan mereka berakhir, Tiffany tidak pernah absen untuk menanyakan kabar wanita itu pada sahabatnya, Sunny. dalam hatinya dia senang karena Taeyeon masih menginginkannya kembali, namun ia juga tidak bisa menahan rasa sakitnya mengetahui itu tidak akan bisa terjadi. Jadi dia berniat untuk membuat wanita itu membencinya dan melupakan semua perasaanya.

Bukan karena dia egois, dia hanya tidak ingin menyebabkan luka yang lebih dalam bagi wanita itu. dia hanya ingin Taeyeon yang mengambil langkah untuk menjauh, daripada dia harus mengulang kesalahan yang sama dan menyakitinya berulang kali.

Tidak pernah terbayangkan jika dia akan melihat air mata itu kembali jatuh lagi. dia merasa benar-benar buruk karena telah menyebabkan wanita itu menangis, untuk kesejuta kalinya. Hanya karena dirinya. Dia sangat mencintai Taeyeon, tetapi rasanya itu tidak cukup untuk membuat dinding pertahananya bertahan lama. Memang, ketika dia berbalik, dan berusaha mengetahui reaksi Taeyeon di belakang, dia bisa melihat wanita itu berada dalam pelukan sahabatnya. Menumpahkan semua rasa sakit yang ada. Tiffany bisa melihat sosok yang selalu membangun kokoh keteguhan hatinya, sosok yang kuat dan selalu positif roboh di hadapannya. Sayap malaikat itu tampak patah, dan Tiffany tau bahwa dialah yang menyebabkan semua itu.

Sementara dirinya, yang berada di sisi lain hanya bisa terdiam merasa berdosa. Air mata juga berhasil lolos di kedua pipinya yang lembut.

Maafkan aku, Taeyeon-ah..

 


19.00

Baiklah, aku akan menjemputmu pukul 8. Sampai jumpa, Taeyeon-ah. Saranghae.

Wanita itu menghembuskan napasnya pelan setelah membaca pesan singkat itu. ia bahkan tidak bisa berpikir lebih jernih sekarang. Dia bertanya-tanya sebenarnya apa yang dia lakukan dengan perasaan orang lain?

Bukan dirinya sangat tidak menyukai hubungannya dengan pria itu kini, hanya saja dia masih mempunyai lubang luka di hatinya yang begitu kecil, namun memberikan efek yang lumayan besar di hidupnya. Sudah genap dua tahun mereka bersama, walaupun pertemuan awal mereka hanya ajang perjodohan dari orang tuanya, Taeyeon menemukan pria ini begitu tulus akan perasaanya. Dia begitu gigih untuk mendapatkan sosoknya yang begitu sulit untuk di raih.

Namun dia tidak bisa memungkiri, bahwa perasaan tertarik terhadap pria ini tidak cukup untuk mencintainya sebagai balasan. Dia tidah pernah setengah hati untuk menjalani hubungan mereka. Joong Ki adalah pria yang baik, bijaksana, rendah hati juga lembut. Terlebih lagi, Taeyeon bisa melihat dengan jelas bagaimana masa depan mereka akan berjalan jika mereka sudah menginjak jenjang pernikahan.

Sebelumnya memang tidak pernah terbayangkan bahwa dirinya akan bersama seseorang yang bukan pilihan hatinya. Dia tidak pernah benar-benar mencintai pria ini, bahkan dengan segala kesempurnaanya. Namun, entah mengapa melihat bagaiman kokoh pendirian pria ini, mampu membuat hatinya luluh. Dan memilih untuk mencoba hubungan yang baru.

Semua berjalan dengan lancar dan Taeyeonpun mulai bisa membuka hatinya lagi.

Dia tau, dengan umurnya yang sekarang, dia sudah matang untuk membangun semua rumah tangga. Namun tak pernah terpikirkan olehnya, bahwa waktu itu semakin dekat. Kebimbangan yang begitu besar begitu saja menyergap setiap malamnya. Taeyeon masih ragu terhadap jawaban yang akan ia berikan pada pria itu. dia tidak mau gegabah, karna ini adalah pilihan seumur hidup. Pernikahan adalah komitmen yang akan ia tanggung sampai akhir. Dia akan bersama orang yang telah ia pilih, untuk selamanya. namun dia tidak bisa membohongi, bahwa seluruh jiwa dan raganya masih pada genggaman yang sama. Genggaman seseorang yang ia tidak pernah lupakan, sekeras apapun dia mencobanya.

Dia begitu berusaha untuk menyingkirkan nama itu, namun semuanya terlihat tidak begitu berarti. Karena Taeyeon masih bisa merasakan gadis itu seperti tidak pernah meninggalkan ruang hatinya.

Dia merasa beruntung untuk menemukan pria itu, tetapi dia juga merasa bodoh karena masih terjebak dalam jeratan masa lalunya.

Taeyeon adalah orang yang tidak terlalu mengerti akan perasaanya sendiri. dia mungkin sudah pulih dari rasa sakitnya dahulu, dia mulai bisa melanjutkan hidupnya dengan baik, tetapi tidak ada yang tau sampai kapan nama gadis itu akan tinggal di dalam relung hatinya yang paling dalam.

19.10

Baiklah, sampai nanti. Joong Ki-ah.

“Taengoo!”Suara melengking itu lagi-lagi membuatnya sedikit terkejut, dia berbalik dan menemukan sahabatnya tersenyum sumringah.

Mwoya!?”

“Yah! Kau tidak perlu berteriak seperti itu!”Sunny melipatkan kedua tangannya di dada. Kurang senang akan balasan sangat sahabat,

Taeyeon hanya menggeleng pelan atas pernyataan barusan. Terkadang dia bingung, sebenarnya disini siapa yang bodoh. Karena yang baru saja mengagetkannya adalah Sunny.  Tetapi Taeyeon tetaplah Taeyeon. Dia akan mengalah walaupun dia tau siapa yang berada di pihak yang benar.

Mian, aku terkejut.”Katanya lalu kembali berbalik sembari merapihkan meja kerjanya yang lumayan berantakan.

“Apa Joong Ki akan menjemputmu?”Sunny lalu mendudukan bokongnya di atas meja yang sedang di rapihkan Taeyeon. Wanita itu menatapnya jengah,

“Yah! Minggir!”

“Arrata, Arrata,”Sunny memutar kedua bola matanya sebelum akhirnya memutuskan untuk berdiri, Taeyeon hanya membuang napasnya kasar.

“Jadi, apa dia akan menjemputmu malam ini?”

“Apa itu penting?”

“Tentu saja! Apa kau akan berencana memberinya jawaban?”

Taeyeon lagi lagi berpaling menatap sahabatnya dengan raut kesal, dia sungguh tidak mau membahas topic itu sekarang. “Tidak. Aku masih mau memikirkannya.”

Sementara Sunny hanya bisa melihat sahabatnya dengan tatapan tidak percaya.

Jjinja! Apa lagi yang perlu di pikirkan? Jangan membuatnya menunggu terlalu lama. Kalian sudah pantas untuk itu,”

Taeyeon lumayan lelah mendengar sahabat-sahabatnya selalu berusaha untuk meyakinkannya untuk menerima lamaran kekasihnya. Dia kadang bertanya-tanya apa mereka mengerti, jika itu adalah perjanjian seumur hidup. Yang dia tidak mungkin bisa menarik kata-kata juga komitmennya ketika it sudah terjadi. Ia hanya takut semuanya tidak sesuai harapan, dan berakhir akan menyakiti pria itu.

“Kau masih tidak mengerti juga, huh?”

“Aku hanya tidak ingin mengambil keputusan yang pada akhirnya akan aku sesali, Sunny-ah..”


“Aku tidak mau terlalu membebani ibuku, Kau tau?”Gadis itu masih sibuk dengan tugas-tugas yang di berikan dosennya kemarin. Pandangannya tak absen pada layar computer, jari-jarinya dengan lihat berkutat untuk menyelesaikan semuanya.

Baginya, dunia perkuliahan sungguh rumit. Sudah tahun keduadia menjalani ini, dan dia masih merasa bahwa semua hal baru begitu sulit untuk beradaptasi dengan kehidupannya. Dia masih belum terbiasa akan beban-beban baru yang ada, atau bahkan tanggung jawabnya sebagai mahasiswi yang masih sering kali ia lupakan. Bukan dia masih menjadi dirinya yang dulu, tetapi baru akhir-akhir ini saja dia merasakan lelah yang berlipat ganda.

Mungkin itu semua di karenakan kerja paruh waktu yang menyita banyak waktunya untuk sekedar beristirahat. Semua itu di lakukannya untuk membantu meringnkan beban ibundanya untuk biaya kuliah yang lumayan mahal. Dia tidak berasal dari keluarga kaya, dan ibunya juga berjuang seorang diri. Tiffany hanya tidak bisa untuk terus-terusan diam dan menjalani semuanya. Dia mempunyai niat untuk sekedar mengambil sebagian kecil biaya yang harus di tanggung.

Bukan karena ibunya tidak mampu, atau bahkan keluarganya yang kesusahan. Tiffany kini menyadari, bahwa segala sesuatu membutuhkan perjuangan. Dan kepribadian semua orang pasti bisa berubah sewaktu-waktu. dia yang tadinya hanya bermain-main semasa sma, kini mulai tau arti hidup sebenarnya. Dia yang dulu kekanakan, mulai menunjukan sisi dewasanya seiring waktu berjalan di sekitarnya. Tiffany akan memikirkan semua masalah dari berbagai pandangan, dan akan mencari solusi yang tepat untuk itu.

Dia kini lebih berusaha untuk mengerti pendapat orang, dan mencerna baik-baik apa yang ada. Jadi dia bisa menemukan jalan keluar untuk semuanya. Sosoknya yang lebih sabar, dan tenang membuat beberapa temannya terkejut akan perubahan sikapnya. Yang biasanya dia akan menjadi orang yang paling egois akan argumennya, dia berubah menjadi orang yang dengan teliti mendengarkan argument milik orang lain. Lalu menerimanya dengan baik, juga terkadang mengaplikasikan setiap pelajaran yang ada dalam hidupnya.

Dia yang kini mempunyai karisma lebih akan sikapnya, membuatnya menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari dari sebelumnya. Jadi, baginya bekerja paruh waktu bukan suatu masalah yang harus di pikirkan. Justru dia mencari pekerjaan yang menghasilkan lebih banyak penghasilan. Jiwa mudanya berkobar. Dia ingin setidaknya bisa membiayai kuliahnya sendiri, dan mempunyai penghasilan yang cukup, di umurnya yang terbilang muda. Yang mahasiswa biasa sedang menikmatinya sembari berpesta, juga berfoya-foya dengan harta orang tua mereka.

Tiffany  mulai menyadari, bahwa semua itu sama sekali tidak membawa keuntungan apapun baginya. Melainkan, hanya memberikan kesenangan sesaat yang tidak akan mempengaruhi perjalanan hidupnya. Dia sudah merasa cukup akan itu, dan berniat membenahi kesalahan yang ada.

Semua itu berkat seseorang yang selama ini menjadi inspirasinya.

“Aku mengerti, Tiff.. tapi kau tidak bisa terlalu memaksakan dirimu untuk itu. sebentar lagi adalah tahun terakhir kita, kau harus fokus pada kuliahmu.”Jessica memang tidak pernah pergi dari sisinya, dia selalu ada ketika gadis itu membutuhkan bahu untuk bersandar.

Tiffany tidak bisa mengharapkan apa-apa lagi selain kehadiran sahabatnya ini. bukannya dia tidak ingin mendengarkan nasihat dari Jessica, hanya saja dia ingin mengambil jalannya sendiri. memang, semua itu dilakukan Jessica untuk dirinya juga, tetapi dia hanya tidak ingin berdiam diri saja. Ketika ibunya berusaha sendiri untuk menangani semuanya.

Tiffany memang berniat untuk melamar pekerjaan di suatu perusahaan yang lebih besar, karena dia lumayan lelah untuk menanggung beberapa pekerjaan, namun dengan bayaran yang terbilang kecil. Jadi dia tidak sengaja menemukan pamflet perusahaan yang membutuhkan jasa pemasaran tanpa harus menyertakan latar belakang pendidikan dan usia di resumenya. Jadi dia tertarik untuk itu, berhubung dia masih belum menyelesaikan kuliah, juga umur yang terbilang sangat muda.

“Lihatlah posisi untuk team jejaring sosial!”Tiffany kembali meraih pamflet itu dan menunjukannya pada sahabatnya,

“Mereka mencari orang-orang dengan keterampilan marketing.”

Mwoya?”Jessica menatap sahabatnya jengah.

“Apa kau tidak melihat itu disini?”Kata Jessica sembari menunjukkan salah satu sisi dari kertas itu,

“Mereka mencari bakat baru. Bukan mencarimu. Anak anak yang biasanya melamar di posisi tersebut umurnya mempunyai bakar yang luar biasa. Tidak sepertimu.”

“YAH! JUNG SUYEON!”


4 januari 2016

Aku berpikir untuk mencoba lowongan itu, Taeyeon-ah.. apa kau fikir aku bisa lolos?

Bukan aku tidak merasa cukup akan pekerjaanku sekarang, tetapi aku hanya ingin membuat ini mencapai totalitas. Dan aku bersungguh-sungguh. Aku yakin, kau pasti akan merasa bangga jika saja kau mengetahui apa saja pencapaianku sekarang. Aku berhasil menjadi seseorang yang lebih baik,

itu semua karenamu.

Terimakasih, Taeyeon-ah.

Aku benar-benar merindukanmu.


“Sepertinya kau mempunyai banyak pengalaman, Tiffany-sshi.” Kata salah satu penguji itu sembari tidak menarik pandangannya dari resume miliknya.

Tiffany merasakan nervous yang begitu hebat menyergapnya kini. Dia merasa bodoh karena tidak memikirkan ini dalam-dalam sebelumnya. Bagaimana tidak, dia begitu percaya diri ketika melangkah masuk. Sebelum kedua bola matanya mendapatkan seorang wanita berambut pendek yang menjadi salah satu pengujinya. Dia ingat betul siapa itu. Sunny. Sahabat dari mantan kekasihnya.  Bagaimana dia bisa tidak tau bahwa ini adalah perusahaan mereka. Tiffany merasa dirinya begitu idiot sekarang, karena tidak tau menau perusahaan mana yang sedang menggelar lowongan kerja.

Yang sebelumnya ia semangat untuk berjuang agar bisa lolos, justru menjadi  sangat ragu akan itu.  Jika saja dia tau ini sebelumnya, dia tidak akan melenggang masuk dan mengikuti ujian masuk ini.

“Departemen Public relation? Kau punya pengalaman disitu?”

Tiffany benar-benar tidak mampu menatap wanita itu yang tak pernah absen memandangnya.

“Ah.. aku di latih oleh marketer berpengalaman untuk beberapa waktu disana.. dan aku memasarkan hadiah untuk pelanggan.”Jawabnya agak ragu, namun dengan senyuman yang di paksa.

Bagaimanapun, dia harus terlihat meyakinkan.

“Berbagi kebahagiaan dengan orang lain, adalah pengalaman yanh merupakan pelajaran yang penting.”Tidak ada yang tau bagaimana Tiffany sekarang ini benar-benar tertekan akan waktu yang berjalan di sekitarnya. Itu semua teralihkan karna senyuman dan gaya bicaranya yang percaya diri.

“Kau sangat pandai berkata-kata.”Kata salah satu penguji pria,

“Dan pekerjaan terakhirmu adalah, coordinator belanja?”Sambung wanita paruh baya yang tertarik akan history pekerjaanya.

“Benar sekali.”

“Apakah itu posisi dimana kau merekomendasikan produk-produk kepada pelanggan?”

“Ya, itu benar..”

“Jadi aku yakin, kau bisa menggunakan keahlianmu untuk merekomendasikan fashion item yang cocok denganku.?”

“Dan untuk itu, kau perlu mencari tau, orang seperti apa aku ini, bukan begitu?”

Tiffany sempat terdiam untukmemikirkan jawaban yang akan membuat wanita itu merasa terkesan. Dia benar-benar berusaha menghihdari tatapan dari wanita berambut pendek itu.

“Anda adalah orang yang cerdas, yang mampu mengetahui apa yang tampak bagus untuk anda kenakan.”

“Kulihat kau menggunakan syal untuk menyembunyikan garis-garis halus di lehermu. Serta menggunakannya sebagai titik fokus dari pakaianmu. Menunjukan bahwa kau mempunyai selere mode yang unik.”

Merasa tersanjung dengan jawaban Tiffany, wanita itu tanpa ragu memberikan poin yang tinggi untuknya. Tergores senyum kebahagiaan yang puas di bibirnya,

Sementara Tiffany sesekali melirik pandangannya pada wanita itu lagi. Sunny.

“Tiffany-sshi.”

Tiffany benar-benar merasakan keringatnya yang mulai mengalir saat wanita itu mulai menyebut namanya.

“Melihat pengalaman kerja masa lalumu… tampaknya kau telah menduduki posisi yang berbeda dalam kurun waktu singkat. Apa alasanmu untuk beralih pekerjaan berkali-kali?”

Tiffany menelan salivanya ketika pertanyaan itu di lemparkan kepadanya barusan,

“Agar aku bisa mendapatkan pengalaman yang lebih luas.”

Aish.. sungguh jawaban yang cliché Tiffany! dia mengutuk diri sendirinya sekarang.

Mendengar itu, Sunny kurang yakin akan jawaban yang baru saja di terimanya. Lalu dia menatap gadis itu lagi,

“Yang benar adalah, aku tak yakin bagaimana semua pengalaman yang kau tulis disini, bisa membantu perusahaan kami. Bisakah kau menjelaskan kepadaku bagaimana pengetahuan dan pengalaman masa lalumu dapat bermanfaat bagi kami ?”

Ayolah Tiffany.. pikirkan jawaban yang lebih meyakinkan..

Aku tau.

“Bekerja di banyak pekerjaan paruh waktu telah memberiku berbagai pengalaman kerja. Tapi itu karena aku tidak kaya. Membeli kupon diskon melalui penggunaan jaringan sosial di internet, dan menggunakan kupon tersebut di sebuah restoran, atau untuk mendapatkan harga yang lebih murah… Aku yakin itu semua mentalitas yang sama. Mereka ingin bisa makan dengan gaya walaupun dengan anggaran yang sangat kecil.”

“dan masih bisa membeli produk-produk berkualitas, kan? Aku tidak kaya, jadi aku harus berhemat. Bagaimana perasaan pelanggan ketika mereka mencari melalui jaringan sosial untuk harga terbaik… Aku percaya bahwa aku bisa memahami keinginan mereka lebih dari orang lain.”


“Kau pasti sudah gila, Sunkyu-yah!”

“Yah! Apa yang bisa aku lakukan! Semu komite menyukainya! Dan mereka menginginkan gadis itu lolos. Lagipula, kita harus memberikannya kesempatan, Syoung-ah.”

Wanita jangkung itu memijit keningnya yang tiba-tiba terasa pening. Dia hanya tidak habis pikir dengan hari ini. Lebih kelasnya terhadap Sunny. Bagaimana bisa dia membiarkan gadisb itu memasuki lingkungan kantor mereka. Lebih parah lagi, dia akan segera menjadi staff magang disini untuk tiga bulan lamanya.

“Yah. Apa kau bahkan memikirkan bagaimana reaksi Taeyeon nanti jika dia mengetahuinya?”

“Justru itu aku meminta bantuanmu untuk memberitahunya segera.”

Sooyoung menatapnya dengan tatapan tidak percaya, lalu berkata,

“Yah! Michosseo!? Sahabat kita itu bahkan membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menghapus memori buruk dan memulai yang baru. Menurutmu apa yang akan di katakan Taeyeon ketika mengetahui orang yang meninggalkannya dan berusaha di lupakannya kembali begitu saja dalam hidupnya!?”

Sunny memang sudah memikirkan ini baik-baik tadi. Dia hanya tidak bisa mentah-mentah menolak lamaran kerja gadis itu, bahkan dengan situasi komite etik dan pengujinlainnya menginginkan Tiffany masuk ke dalam perusahaan ini.

Ia sungguh mengerti dengan apa yang Sooyoung katakan. Itu benar. Taeyeon memang melewati banyak rintangan untuk bisa menghapus nama itu dari kepalanya. Sunny ingat, dimana dia dulu sering menemukan sahabatnya terdiam sembari menitihkan air mata nya sembar mengingat sosok mantan kekasih. Ia ingat dimana Taeyeon akan menghabiskan waktunya berjam-jam di cafe tempatnya dan Tiffany dulu sering bersama.

Dia bisa mendengar suara Taeyeon yang masih menyerukan nama gadis itu dalam tangisannya.

“Aku mengerti, Syoung-ah.. aku juga tidak mau Taeyeon kembali pada masa-masa buruknya..”

Sooyoung hanya bisa melihat kearah luar jendela, sembari terus bertanya-tanya. Apakah ini adalah cobaan untuk sahabatnya yang lain? karna jika iya. Dia benar-benar merasa dunia ini begitu tak adil.

Taeyeon sudah menemukan seseorang yang dapat menjaganya. Seseorang yang di anggapnya sudah cocok untuk bersanding dengan sahabatnya. Ia hanya tidak mau Taeyeon akan kembali ke kesalahannya dulu. Dia hanya ingin orang itu bahagia. Sooyoung  tidak mau lagi, Taeyeon menghadapi luka lama yang telah sembuh.

“Memangnya kapan dia akan mulai bekerja?”

“Besok.”


“Selamat malam, Taeyeon-ah. Tidur yang nyenyak. Arrachi?”Pria itu lalu mencium kening nya dengan sangat lembut. Sementara wanita itu hanya mengangguk pelan dan membalas senyumannya,

“Menyetirlah dengan tenang dan hati-hati.”Ujar wanita itu lembut,

“Tentu saja.”

Baru saja pria itu ingin kembali memasuki kendaraanya. Namun dia teringat sesuatu, lalu berbalik menghadap kekasihnya, “Taeyeon-ah..”

“Ada apa, Joong Ki-Sshi?”

“Soal pertanyaanku, maksudku lamaran itu, kau tidak perlu terburu-buru untuk menjawabnya. Kau bisa memikirkannya lagi, ambil waktu sebanyak yang kau perlukan. Aku akan terus menunggumu.”

Taeyeon hanya bisa terdiam mendengar itu. intonasinya begitu lembut dan tulus, sampai-sampai dia bisa merasakan kesungguhan pria itu. dia benar-benar merasa bodoh karena masih menggantung seseorang yang begitu baik seperti pria ini.

Namun, dia tidak bisa memungkiri dirinya sendiri. bahwa dia masih belum yakin akan suatu komitmen kuat itu. dia hanya tidak ingin menyakitinya di kemudian hari, Taeyeon lebih memutuskan untuk memikirkannya matang-matang sebelum memilih suatu pilihan dalam hidupnya. Walaupun tidak ada yang tau sampai kapan dia akan seperti ini.

Gomawo, Joong Ki-sshi.”

Pria itu mengangguk pelan, “Uhm.”

Saranghae.”Dia lalu membelai lembut rambut panjang kekasihnya,

nice18-00164

Mendengar itu, Taeyeon merasa lebih buruk lagi. karena tidak pernah mampu untuk mengatakan itu balik untuknya. Dia hanya belum bisa membalas cinta pria itu sepenuhnya. Dia masih haris meyakinkan hatinya lagi, bahwa dia benar-benar sembuh dari lukanya dan bersiap untuk memulai yang baru. Dan dia sungguh bersyukur karena kekasihnya sungguh pengertian dan mengerti, akan situasinya.


Ottokae heyahae!?”

Tiffany mencengkram bagian rambutnya agak keras, dia benar-benar bingung akan kondisinya sekarang. Dia benar-benar tidak siap jika harus di pertemukan dengan mantan kekasihnya lagi. seseorang mengatakan,  bahwa wanita itu menjabat sebagai General Manajer di tempat barunya bekerja. Dan Tiffany tidak bisa memikirkan yang lebih buruk dari itu. karena berarti, ia akan sering bertemu dengannya.

Bukannya dia merasa tidak ingin, atau bahkan membenci situasinya. Dia hanya tidak siap menghadapi orang itu. Tiffany tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa dia benar-benar merindukan sosok Taeyeon. Heck, bahkan di setiap malamnya, dia akan teringat wajahnya yang damai, suaranya yang lembut, juga setiap perlakuannya yang manis dulu.

Nama wanita itu bahkan tidak pernah absen di setiap tulisan diarynya. Dia bahkan sering terisak sendiri mengingat memori-memori yang telah lalu, Tiffany tidak bisa memungkiri bahwa dia masih mencintai Taeyeon, tanpa sedikitpun perasaanya berkurang. Dia merindukan segala sesuatu yang ada pada diri wanita itu.

Tapi, sama sekali tak pernah terlintas di benaknya bahwa mereka akan di pertemukan lagi. satu hal yang tak pernah ia lepaskan dari keinginannya, adalah tidak bertemu dengan Taeyeon. Dia berhasil menjalankan itu untuk dua tahun lamanya, walaupun rindu yang melanda begitu menyakitkan. Dia hanya tidak pernah bisa menghapus nama itu bahkan untuk sedetik di dalam hidupnya.

Tiffany merasa begitu bodoh untuk itu, untuk perasaanya yang tak pernah berubah sedikit pun. Untuk dirinya yang jatuh terlalu dalam akan sosok yang sempurna seperti Taeyeon.

Jika ini semua mimpi, dia ingin segera di bangunkan dari tidurnya. Karena semua terasa seperti tidak nyata.

Dia dan dirinya yang masih terperangkap dalam bayang-bayang masa lalu.

Tidak akan pernah mampu menghadapi hari esok.

“Ini semua salahmu. Aku kan sudah bilang, kau jangan mengambil lowongan itu!”Jessica lalu menatap jengkel sahabatnya, dia merasa bahwa Tiffany benar-benar tidak akan pernah mendengarkan masukan darinya.

Yah! Kau tidak bisa menyalahkanku! Jika aku tau, itu adalah perusahaanya tempatnyajuga bekerja, aku tidak akan mengikuti ujiannya! Kenapa kau tidak memberitahuku! Kau kan juga pernah kesana, Sica-yah!”
Jessica memutar kedua bola matanya mendengar itu,

“Lihatlah. Lihatlah. Kau sekarang menyalahkanku. Yah! Orang bodoh mana yang tidak tau menau dimana mantan kekasih tersayangnya bekerja!?”

“Lagipula, aku heran kenapa mereka meloloskanmu..”tambah Jessica sembari menatap sahabatnya dari kepala hingga ujung kakinya.

Tiffany tidak menyukai pernyataan Jessica yang baru saja di lemparkannya,

“Bukan masalah lolos atau tidaknya! Tetapi bagaimana caraku menghindari orang itu!”

“Molla.”Gadis brunette itu sudah benar-benar lelah menghadapi sahabatnya.

“AISH!”


“Izinkan aku memperkenalkan mereka.”

“ini adalah Lee Soo Hee-sshi.”

“Anyeonghaseyo, Lee Soo Hee-imnida. Mohon bimbingannya.”

“Dan ini adalah..”

“Hwang Tiffany.”

Jika ini adalah mimpi yang menghampirinya di siang bolong, Taeyeon sangat berharap untuk segera di bangunkan dari mimpinya ini. jika dia bisa memutar balik waktu, dia tidak akan menghadiri pertemuan mendadak yang di adakan kantornya siang ini. dia seharusnya tidak menuruti perkataan atasannya, jika dia tau siapa yang akan segera di temuinya,

Dia tidak memasang ekspresi apapun, namun tak seorangpun tahu, bahwa dinding pertahanan hatinya kini telah roboh. Di dalam sana ada keributan yang begitu menyakitkan. Dia tidak bisa merasakan darahnya yang mengalir, waktu yang berjalan di sekitarnya seperti terhenti. Dia tidak tau harus bereaksi seperti ada. Semuanya seperti blur sekarang.

Namun Taeyeon tetaplah Taeyeon, dia sangat mahir untuk menyembunyikan semuanya.

Andai saja seseorang bisa melihat ke dalam ruang hatinya, mereka akan menemukan itu sungguh berantakan sekarang.

Tidak pernah terbesit di benaknya bahwa mereka akan di pertemukan kembali disini. Di waktu juga tempat yang salah.

Taeyeon bisa merasakan luka lama itu mulai terasa perih lagi, mengiris hatinya. Melihat senyuman itu lagi, dia bisa tau lubang lama yang sudah tertutup itu kembali terbuka. Dia begitu merindukan Tiffany, tapi dia sungguh membenci situasi ini yang kembali melibatkan mereka berdua untuk saling menatap.

Karena tidak mau orang-orang mencurigainya, tepat setelah matanya bertemu dengan gadis itu. Taeyeon membalikkan langkahnya dan segera melenggang keluar.

Ia hanya tidak bisa berlama-lama disana.


Tiffany tidak bisa fokus akan pekerjaanya sekarang. Melihat layar datar itu rasanya seperti sangat menganggu. Ia masih tidak bisa melupakan ekspresi wanita itu tadi. Dia masih bisa merasakan tatapan yang dalam itu walaupun hanya untuk sebentar. Sebelum akhirnya wanita itu memutuskan untuk meninggalkan ruangan.

Dia benar-benar merindukan Taeyeon sampai ingin mati rasanya, dia ingin sekali merengkuh tubuh itu dan menumpahkan semuanya. Namun Tiffany tau itu tidak akan mungkin terjadi, karena dirinya bukan siapa-siapa lagi. wanita itu menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi yang mengejutkannya. Dia bisa melihat sesuatu yang berbeda di bawah pengawasannya. Tiffany mengira bahwa itu adalah kebencian, amarah, juga rasa sakit yang tergambar disana.

Dia mampu mengerti apa penyebabnya. Dia bisa tau bagaimana wanita itu pasti sangat terkejut dan membenci dirinya sekarang. Tiffany hanya tidak bisa membayangkan bagaimana wanita itu menyembuhkan semua rasa sakit yang di sebabkan dirinya dulu. Namun dia juga tidak bisa menyangkal, bahwa dia benar-benar merindukan sosok itu.

Figure yang tidak pernah sekalipun meninggalkan sisinya dahulu, figure yang selalu menjadi sosok inspirasi di awal harinya, juga menjadi penutup yang indah di malamnya. Ketika dia mengakhiri hari dengan senyuman sembari mengingat sosok itu. hingga saat ini.

Tiffany tidak mengerti lagi akan apa yang barusan terjadi, dia benar-benar ingin tersesat di angkasa saja rasanya. Dia merasakan, bahwa mungkin. Hanya mungkin. Kehadirannya disini sangat menganggu wanita itu. mantan kekasihnya. Mungkin kedatangannya disini akan kembali menjadi beban untuk wanita yang lebih tua. Dan dia merasa sangat menyesal untuk itu.

Dia terlalu mencintai Taeyeon, untuk kembali melihatnya terluka.

Namun, jika ini adalah cobaan, dia berharap bahwa semua bekas luka yang ada, agar di limpahkan semua kepadanya. Dan bukan wanita itu.


Hari ini ternyata benar-benar hari sialnya. Dia langsung mendapatkan pekerjaan yang lumayan bamyak, dia lupa membawa bekal makan siangnya, dan dia mendapatkan godaan dari para senior prianya di kantor. Walaupun Tiffany tau, maksud mereka baik karena ajakannya untuk sekedar makan siang atau makan malam di luar. Tetapi Tiffany sungguh tidak menyukai bagaimana cara mereka merayunya.

Lalu sekarang, hujan turun dengan derasnya. Tiffany memang tidak lupa untuk selalu membawa payungnya sepanjang musim hujan ini, tetapi dirinya memang harus menaiki kereta bawah tanah yang letak stasiunnya lumayan jauh dari kantornya. Itu berarti dia akan tetap pulang ke rumah dengan keadaan basah.

Baru saja, ia ingin melenggang keluar dari lobi dan mengeluarkan payung bercorak bunganya. Pandangannya tiba-tiba menangkap figure itu lagi. dia terlihat mempercepat langkahnya untuk keluar. Tiffany tersenyum tipis memperhatikan wanita itu, rambutnya kini hitam panjang. Membuatnya terlihat sangat berkarisma dan anggun. Wajahnya yang terlihat selalu menenangkan itu, membuat rasa rindu Tiffany semakin besar.

Dia bisa merasakan debaran jantungnya yang tak menentu sekarang.

Namun, ia sungguh heran ketika mendapatkan sosok itu justru terdiam di lobby luar. Sembari memandangi hujan yang turun tiada henti.

Tiffany sempat mengira bahwa orang itu mungkin saja tidak membawa payungnya,. Ada rasa khawatir dirasanya di ulu hati, takut-takut wanita itu akan meenerobos hujan dan jatuh sakit. Dia tidak ingin itu terjadi.

Benar saja, rasa tidak tenang itu mampu mengalahkan ketakutannya untuk menghampiri si mantan kekasih dan berniat untuk meminjamkan payungnya sendiri. Tiffany benar-benar tulus untuk membantunya, dan rela untuk hujan-hujanan jika itu memang bisa menghindari Taeyeon dari serangan air hujan yang sewaktu-waktu dapat membuatnya jatuh sakit.

Baru saja dia ingin melanjutkan langkahnya lagi, mobil hitam gagah sudah berhenti tepat di hadapan wanita itu.

Ah.. seharusnya aku tau.. tidak mungkin dia akan pulang sendiri.. syukurlah ada yang menjemputnya.

Namun yang selanjutnya ternyata cukup membuat Tiffany terdiam dalam keheningannya. Sosok pria berstelan gagah itu keluar dari kendaraanya sembari menggenggam payung yang lumayan besar untuk keduanya. Wanita itu lalu menyunggingkan senyumnya sembari menyambut payung yang menunggunya.

Pria itu lalu meraih satu tangan Taeyeon untuk di genggamnya. Sebelum akhirnya dia mempersilahkan masuk wanita itu bak putri di tengah hujan.

nice18-00469a

Menyaksikan itu, Tiffany bisa merasakan hatinya seperti di hujam tombak runcing yang sangat dalam. Dia tidak mengerti, dia tidak seharusnya dapat merasakan sakit yang teramat sangat di hatinya. Tidak semestinya semua luka lama kembali terbuka. Tidak selayaknya perasaan perih inikembali menyeruak ke permukaan. Dia seharusnya sudah menyangka, bahwa malaikat yang masih menggenggam semua cintanya itu, sudah mempunyai orang lain untuk menjaganya.

Dia seharusnya sudah mengetahui itu..

Air mata yang mengggenagi pelupuk matanya, akhirnya jatuh di paparan wajahnya yang halus,

Taeyeon-ah.. kenapa ini terasa begitu menyakitkan?

Ada apa denganku..


 

@JAZZATTA1

118 thoughts on “COMPLETE CHAPTER TWO BY JAZZATTA

  1. Panjang ya.. sperti biasa gw suka 😊
    Saat tae sama fany sama” terluka, sama” juga merasakan kerinduan, disitu gw pikir mereka bakal ngomong..*apasih
    Udh itu aja..😅 so nunggu waktu buat mreka kembali, tahapnya mulai dr tatap”an trus perhatian lanjut ke jalan trus ngobrol, finish balikan. *abaikanpemikirananak19san..
    Ps, btw ini yg sering pk Id DedewKim

    Like

  2. Ngena bnget ini ff ,,aduh fany ngerasain apa yg tae rasa’n dlu..smoga fany bisa merebut hati tae kembali dan taeny bisa bersatu👭..tp di kasih drama dlu biar makin cemburu fany’ny…gomawo thor karia mu sungguh membuat hati seperti di iris2 hehee☺

    Like

  3. Ee gileee…
    Kenapa jadi baperan gini gue…
    Waktu ketemu cameonya rada2 nyengir gimana gitu…
    Jong ki.. haha… kelihatannya bakal ada pairing baru…
    Soal hubunganya taeny… rumit sangat…
    Kenapa mereka nggak terbuka…
    Umur kan bukan masalah…
    Halah…..
    Entahlah…
    Yg penting author update itu aja udah syukur..
    Apalagi ditambah dramanya taeny yg bikin baperan… 😥😥😥😥

    Ditunggu kelanjutannya thor…
    Next soon..
    ~FIGHTING~

    Like

  4. Wah baper jadinya..
    N hub taeny rumit…
    Sama2 skit..
    N baru tu fany nyesal..
    Tpi ksihan juga lihat fany..emang taeny saling mencintai..
    Semoga taeny bersatu..
    Semangat n terima kasih..ditunggu kelanjutannya.

    Like

  5. Uhuuu jong ki ya, lagi ngefeell sama kapten unyu unyu yg satu itu kah hehee

    Comment dikit ah, di sini kalau menurut aku ya, ceritanya pas (ga terlalu heboh dan ga terlalu sederhana, sedikit sentuhan drama jadi pas hehee)
    Menurut aku kolaborasi kalian di chap ini pas (hahaa itu aja kali ya, pokonya mah pas deh semuanya)

    Like

  6. aduuuuh, makin rumit aja deh bakalan ini kalau udah kmasukan orang lain. apalagi joongki oppa. mna tega untk menyakiti. hiks!
    dan gak ktebak juga ini endingnya. jangan sad ya. pliiiisss…. kasian taeny. mereka uda sama2 tersakiti, harus dikasih penyembuhnya ntar. sekarang ini lagi prosesnya. iya kan thor?
    btw, bner itu kata sica. bisa2nya tiffany ga tau tae krja dmna. kan dulu pernah ksana. hadeuuh……
    Semangat deh pokoknya. setia nunggu lnjutannya nih!

    Like

  7. Kasian fanny…. Sabar ya, semua pasti ada jalan keluarnya. Lagi pula ini semua cm krn hal sepele di masa lalu. Kalian cuma perlu bicara berdua. Karena kalian masih saling mencintai rasanya untuk kembali itu adalah hal terbaik.

    Like

  8. Authornua lg kesem2an sm joongki ni yeee..
    Jd ini endingnya apaa ada kelanjutan nyaa? Tae sm joongki apaa ntr clbk lg tiffani?

    Like

  9. Gak fer😢.. Di mistake tae yg sllu disakiti terus di complete fany lah yg merasakan bukan maksud untuk mengkoreksi tulisan author n kejadiannya tp alangkah baik nya mrk ber2 tdak saling tersakiti😐.. Apa pun yg berhungan di masa lalu pastilah berakhir sakit n aq harap taeny mendapetkan hal yg terbaik untuk saling mengkoreksi kslhan di masa lalu mrk ^^

    Like

  10. Skrg fany ngrasain gmn sakitnya dtinggak kan, TaeNy sm” kangen, mg aja fany bs memperbaiki kesalahannya dms lalu, mg taeny bs nylesein msalahnya brdua, kalian kan msh saling cinta jd jgn saling nyakitin,

    Like

  11. kasian jg ngeliat taeny jd kaya gini
    mereka saling mencintai tp udah pisah
    mungkin berjalannya waktu mereka akan kembali lg

    Like

  12. Parahh panull kg tau tempat kerja mantan pacar tersayangnya sendiri wkwkwkwkk😁😁
    WELCOME TO THE HELL FANY!!!! dimana skrng luu bakal merasakan tersiksanya dikantor bersama tae hohohohoho😄😄😄

    Like

  13. Duh….Fany kshan banget ya
    di dpn mata ada pria ga2h yg jempt Taetae
    mdh2an Taeny bisa dkt lagi krn 1 ktr
    yg saar ya Fany ah
    cintax Taetae pasti untuk Fany seorang

    Like

  14. Bikin pasangan baru aja Thor wkwkwkw taeki (tae n jongki) ahahaha. Ga enak mau nyusahin pasangan yang imut ini ya ampun. Pan fany baru ngerasain kan kaliurang kehilangan sakitnya lu? Yaudah lah

    Like

  15. Annyeong thor, gue mantan siders yang baru tobat, mianhaeyo😭
    Gilaaaaa, gue campur aduk kalau baca ff lo. Gregetan lah gue bacanya, tae sama fany sama sama munafik, sok nyari pelarian. Gue rasa bakal lebih banyak drama berhubung taeny sekarang satu kantor, otomatis dua duanya juga bakal lebih sering tersakiti.
    Satu lagi,cameonya cukup bikin gue syok
    😂😂😂
    Btw, harusnya gue manggil lo unnie 😌

    Like

  16. keren min ceritanya dramanya makin kerasa hampir mau tumpeh2 air mata gw :’v…ohiya betewe mungkin gw terlihat spt newbie disini tp gw sebenarnya udh lama pantengin ni blog..singkat cerita gw ini siders baru tobat :v tp gw pasti akan ngomen di ff yg lain kok min mulai sekarang..hwaiting!!!

    Like

  17. perubahan pada diri pany jadii inspirasi yg bagus.
    mencoba move on ttp aja susah, satu perusahaan. tambah cari celah biar gk ketemu sama mantan tersayang 🙂

    Like

  18. jederrrr si pany psti bgai tersambar petir menyaksikan mantan terindah’y di jemput sma si kapten unyu XD
    jujur aja gue lupa crita awal ini ff kek gmna, klw boleh saran sih, lain kali dikasih cuplikan dri chapter sbelum’y thor, biar readers yg pikun kek gue gak kebingungan XD

    Like

  19. Bisa aja thor milih pacar baru buat ma taetae 😀
    Rasain tuh si pany jd baperkan sapa suruh mutusin taeng sembarangann…
    thor mau request dong minta dibikinin oneshoot soal mv nya pany yg hbh ituloooo yg lg hottt diperbincangkan hhaha
    *kalobolehsiihyathorsytehgakmaksa 🙂

    Like

  20. oh my G!
    lu jg jahara thor..pas updet ehhh nysek nyaaa pake banget!u,u
    huhuhu taeny sama” cinta dan sama” sakit
    wow hidup telah banyak merubah ppany,,yg tadinya rebel skrg lebih calm dan dewasa…
    dan taeng ttp taeng,,,manusia berhati baik yg kaga tega buat nolak org secakep dan sebaik joong ki…

    Like

  21. Njirr… gue suka cameo nya Thor Big Boss 😁😁😁
    Hahh.. Hue ngerti kalo si Tae ga bsa move on gtu. padahal uddh ada yg jelas” tulus ama dia.. tpi apalah daya hati si Tae nya uddh nyangkut di Fany. dan si Fany jga gtu.
    Ntar bakalan ada kejadian apa? Secara mereka satu departemen gru.. mga ajja ada peluang buat mereka bersatu kembali 😁😁
    Semangat terus ^_^

    Like

  22. Authorr long time no see …… FF nyaa 😅😅
    Huhuhu baca chap ini sumpah bikin baper thorr 😂😂 jadi ternyata pany sengaja ngelakuin itu ke taeng thor? Supaya taeng benci trus ngelupain dia?? 😂😂
    Udah 2 tahun tapi tetep aja nggak ada yang bisa lupain satu sama lain nih 😂😂
    Duhh cameo nya ganteng bangett thorr 😍😍 duhh bikin meleleh nih kalo misal taeng digombali ma jongki 😁😁 hihihi
    Ditunggu next chap thorr
    Fighting thorr 😃

    Like

  23. Akhirnyaaa setelah sekian lama gua nunggu tulisan lu jazzatta Muncul juga ff complete kesayangan gua😍😍😍😘😘😘 . Ohmann cameo nya big boss wkwkkwkw gua sukaa 😍😍 btw kasian juga sama fanny ngeliat mantan jalan sama pacar baru nya itu sih nyesek nya bukan main 😭😭 . Seperti biasa cara penulisan lu bedua gk pernah berubah selalu dapet feel + di mengerti. Okelahh cukup sekian *daripadaentarkepanjangan*😂 btw gua selalu nunggu lu beduaa lohhh jadi sesibuk-sibuk nya kalian tolong ingat akuhh yak😳 siapa tau langsung dapet ide terus update ff dehh WKWKWKW.

    Like

  24. Yaampun emang akhirnya penyesalan slalu dtg terlambat yaa
    Nyesel deh akhirnya fany putusin taeyeon dan taeyeon pasti msh cinta banget sama fany tapi emang dasar dia jago banget deh kalo nyimpen perasaannya.
    Cepet ambil hati taeyeon lagi deh fany mumpung joong ki blm ngambil hatinya taeyeon seutuhnya

    Like

  25. Perbedaan itu indah loh fany-ah, menyerah kepada perbedaan itu hal yang bodoh, dan di akhirnya hanya akan ada penyesalan yang datang. Kenapa tidak mengikuti kelakuan baik taeyeon ?, tapi malah membangkang hingga akhirnya jadi gini. Tapi engga sepenuhnya kesalahan ada di dirimu fany-ah, itu karena taeyeon pun terlalu mengalah pada sifat manja mu fany-ah, nah tae aku harap ini semua jadi pelajaran buat mu untuk tidak terlalu mengikuti kemanjaan ? Tiffany hihi, nyesel kan dua dua nya, dan taeyeon ingat kalo kamu bersama orang yang mencintaimu tapi tidak kau cintai, jangan di teruskan, malah yang ada nanti joong ki nya jadi nyerah di saat kamu udah jatuh cinta sama joong ki.
    Ini cocok banget sambil dengerin lagu nya “Heart Break Hotel” 😍😍😍, ahhh jadi rada baper juga sih thor wkwkwkwk, yosh ah seneng banget baca ff kamu lagi thor. Love you !!!! 😄😄😄

    Like

  26. Aduh drama drama drama~~~ taeny oh taeny. Gk di ff gk di dunia nyata lo bdua susah banget bersatu… hufffttt…
    Ah, gw ikutan stress kayak panny. Cinta oh cinta.
    rumit banget sih masalah nih anak b’dua…
    Gw nunggu rencana lo aja dah jazzatta… LS menanti karya kalian berdua.
    See u and hwataeng!!!

    Like

  27. hidup oh hidup.. seperti biasa, gue seneng lo update!!!
    selalu deh sama” sakit. heck! ketemu lgi dlm satu kantor, apkh tanda” bkal bersama lagi?
    menguras perasaan nii…

    Like

  28. Wowowowowowow 2 tahuunnn boooook dan mereka masih memiliki perasaan yg sama cuma di cover dgn pemikiran yg berbeda

    Tuh kan tiff sakit bgt
    Dia yg dulu mati2an pertahanin lu skrg dia (blm bisa) move on😂😂

    Udah deh tae lepasin aja bg jongki daripada digantungin terus
    Sama fany aja, dia udh berubah tae, udh dewasa dan udah bisa membangun mahligai rumah tangga eeakkk
    Hahahaha😂😂😂😂

    Like

  29. Daebaaaakkkk!!!! Ada kapten Joong- kiiii 😍😍😍😍

    Kyknya klw dicocok2in, antara kapten sm taeng ya pas2 aja deh. Hihihi
    Tp kasian bgt sm k2nya, tae sm fany sm2 nahan kangen 😢😢

    Like

  30. hwee😦😭 nyesek nya thor ni cerita makin keren,seru selalu buat gue terbawa suasana.
    heum,bayangi mantan kekasih ketemu lg gimana gitu rasa nya 😂 tiffany jg ngerasain gimana trlukanya taeyeon saat dia dgn org lain jg 😢
    karya mu emg daebak thor,slalu feel y tu dpt berantakan hati gue #plak apaan sih 😄
    fighting thor,next chap nya selalu ditunggu ☺😆 thanks

    Like

  31. Waahhh ada Aa jongki😍 tpi bener yaa ngebayangin taeyeon sm jongki lucu jugaa, hahahaa
    Jadi lagi2 disini tentang salah paham yaa, sebenernya maksudnya fany baik yaa thor? Tpi mungkin caranya aja yg kurang tepat, malah makin jadi nyakitin tae:(
    Kirain beneran fany udh ngelupain taeyeon, ternyata cuman buat taeyeon ngelupain fany ajaa ya.. Dan akhirnya fany jadi makin dewasa, dan terinspirasinya ternyata dri mantan tersayang juga. Bagus thor bagusss👍👍👍 lanjut akh:3

    Like

  32. Gur suka sama apa yang lu tulis. Tapi krnapa harus jung ki? Gue cuma ngrasartrka bukan pasangan yang bagus. Selain petanyaan diatas. Gur suka

    Like

  33. oh my……yg jadi pasangannya taeng jong ki hadeeh….jadi kasian juga sama si tante alay.
    dah lama nih ga mampir kemari, baru sempetin lg baca tulisannya ternyata udah bejibun jg kayaknya mesti ngebut kkkk….

    Like

  34. Ige mwoya??? 😭😭
    Jd mommy dan daddy bner” berpisah?? Huwah nyesek bgt dah sumvah !!
    Mommy akhirnya kau menyesal jg, dsaat daddy udh pergi untk menata hatix yg hancur berantakan krenamu. Mommy kmbali hadir di kehidupan daddy.. Huhuhu
    Mommy sih g mau dngerin, aing kan udh blng jika masih mencintai daddy hrus tetap brsmanya dan jg brjuang brsma”…
    Dan skrg? Dsaat daddy brsma namja lain kau pun merasakan sakit hati yg mendalam sprti yg daddy rasakan disaat mommy berpura” jalan dgn namja smbil brgndngan tangan… Nyesek kan? Nyesel jg kan udh melepas daddy?? 😥
    .
    Mommy, aing kecewa.. 😢😅

    Like

  35. Hati gw ikutan ngerasa sakit.
    Ngerasain sakitnya hatinya Fany😂
    Yang sekarang sudah menjelma jadi gadis dewasa. Bukan remaja labil lagi.
    Gimana kalau Taetae tau kalau Fany sekarang bukan remaja labib lagi ya?
    Apakah mereka akan kembali bersama?

    Like

Ayo kasih komentar!