COMPLETE CHAPTER FOUR BY JAZZATTA

jazzatta


“Jadi, kau akan disana selama satu minggu?”

Taeyeon hanya mengangguk tanpa gairah, bagaimanapun dirinya masih tidak percaya bahwa kejadian sungguh terjadi. Dia hanya tidak bisa membayangkan akan seperti apa jadinya ketika mereka sudah disana.

Tidak pernah terbesit di benaknya akan bersama gadis itu untuk waktu yang lumayan lama. Dan hanya mereka berdua.

Taeyeon tidak tau jika dirinya bisa menanganinya atau tidak.

Bibirnya mungkin berkata bahwa dia mampu melakukan ini. Namun tidak dengan hatinya.

“Ah..”Pria itu hanya mengangguk lalu tersenyum,

“Kenapa kau terlihat tidak bersemangat?”

Taeyeon menatap kekasihnya sekali lagi, “Tidak, aku hanya sedang memikirkan sesuatu.”

Pria itu lalu mengangguk pelan, “Aku akan merindukanmu. Itu waktu yang lumayan lama,”

Dengan itu, Taeyeon berhasil menemukan sorot mata yang begitu tulus dari pria ini ketika mengatakan itu. Wanita itu tersenyum lalu membelai pipinya perlahan,’

“Aku akan sesering mungkin menghubungimu,”Katanya memandangai paparan wajah kekasihnya.

Tidak tau kapan ini di mulai, tetapi Taeyeon mulai merasa nyaman untuk berlama-lama dengan pria ini. Untuk melihat senyumnya setiap hati, dan mendengar suara dalamnya dapat membuat keadaan hatinya yang kacau setiap hati menjadi jauh lebih tenang.

“Pastikan kau melakukan itu, Manajer.”Pria itu lalu menjatuhkan kecupan lembut di kening kekasihnya. Bagaimanapun juga, dia mulai melihat kemajuan mereka dalam hubungan ini.

Yang sebelumnya Taeyeon tidak pernah terbuka akan dirinya, Joong Ki mulai melihat kekasihnya yang kini lebih leluasa untuk bercerita padanya mengena apapun.

Pria itu bahkan menemukan dirinya yang begitu bahagia ketika Taeyeon mau menyambut semua pelukan dan kecupannya.

Walaupun, ia masih belum yakin akan perasaan sebenarnya gadis itu.

“Jadi siapa yang akan menjadi partnermu?”Tanyanya pada sang kekasih yang kini sudah sibuk pada telfon genggamny.

“Tiffany.”

“Uh? Bukankah dia adalah pegawai magang itu?”

Taeyeon menatapnya penasaran, “Bagaimana kau tau?”

“Bukankah Sooyoung dan Sunny sering menyebutkan namanya ketika kita sedang pergi bersama.”

Gadis-gadis bodoh itu…

“Wae?”

Taeyeon menggeleng pelan, “Aku hanya bertanya,”

“Dia adalah gadis yang pekerja keras dan baik,”Tambah Taeyeon tanpa menyadari bahwa dirinya kini sedang memuji mantan kekasihnya itu.

Pria itu lalu tersenyum tipis, “Baiklah Jika kau berkata begitu, . Kalian akan bekerja sama dengan baik.”

Taeyeon lalu menatap kearah  jendela, yang kini sedang di guyur hujan di luar sama.

Aku tidak yakin dengan itu, Joong Ki-sshi.

Kita bukan hanya sekedar partner di perkejaan ini,

Kau bahkan tidak tau aku pernah membuat banyak memori indah dengannya.

Maafkan aku tidak bisa memberitahumu ini..

Fany-ah.. Bisakah kita?


“Yah. Itu benar-benar kematianmu.”

Tiffany menatap jengah sahabatnya, “Aku tau. Kau tidak perlu memperjelasnya.”

Jawabnya masih sibuk dengan pakaian dan semua perlengkapan keberangkatannya yang kini ia sedang persiapkan di koper.

“Maksudku, takdir macam ini? Pertama kau kini menjadi bawahannya. Dan sekarang? Siapa yang mengira bahwa kalian akan menjadinya partner juga?”

“Kau tau, Tiffany. Aku hanya berharap kalian bisa menjalankan dengan baik,”Jessica menoleh ke arah gadis itu lagi,

Dan Tiffany juga menatapnya. Dia benar-benar tidak bisa berterima kasih lebih lagi pada surga karna telah mengirimkan sosok itu di hidupnya.

“Hanya kerjakanlah semua yang ada di depanmu dengan ikhlas. Kau adalah seseorang yang aku tau, akan menghadapinya dengan positif dan penuh semangat. Pribadimu yang menyenangkan akan membuat siapa saja merasa sangat nyaman di sekitarmu, Tiffany. Tidak terkecuali Taeyeon. Kalian berdua pasti akan menyelesaikannya dengan baik.”

Tiffany sangat tersentuh dengan kata-kata sahabatnya barusan. Terkadang sosok itu bisa begitu menyebalkan, namun juga bisa menjadi orang yang sangat berarti baginya di detik selanjutnya.

Gomawo, Sica-yah.”


“Nah, pastikan aku mendapatkan kabarmu pagi, siang, dan malam. Kau mengerti?”

Taeyeon lalu tertawa pelan akan permintaan kekasihnya,

“Aku bukan anak kecil lagi, Joong Ki-sshi.”

Pria itu tersenyum, “Aku tau.”

“Aku pasti akan sangat merindukanmu”Pria itu lalu menangkup wajah Taeyeon dengan tangannya. Dia sempat tenggelam akan bola mata yang kekasihnya punya, lalu mencium kening wanita itu dan menahannya sedikit lebih lama disana.

Setelah melepaskannya, Joong Ki menarik tubuh kecil kekasihnya untuk di dekap. Perlakuan ini membuat Taeyeon akhirnya membalas pelukannya. Dia merasakan bimbang hebat yang melanda hatinya kini.

Dia mengakui bahwa perlahan dia mulai jatuh untuk sosok ini, namun tetap. Di setiap penghujung pertanyaannya, dia masih menemukan perasaan kuat itu yang mengatakan bahwa dia hanya tidak bisa memberikan apa yang di inginkan pria ini. Dia hanya tidak tau apa perasaan ini datang dari lubuk hatinya yang paling dalam

Dia hanya tidak mampu memberikan ruang hatinya seutuhnya.

Sementara mereka tidak mengetahui keberadaan seorang gadis yang tengah terdiam memperhatikan keduanya dari jarak yang lumayan jauh. Di antara keramaian bandara ini dia berdiri.

Dia tersenyum sedih menyaksikan semuanya. Tiffany bisa merasakan luka yang muncul di permukaan hatinya kini meluas. Bagian-bagian kecil kepingan perasaanya seperti di hancurkan menjadi debu. Dia hanya tidak bisa menahan bagaimana perih perasaannya saat ini.

Dalam diamnya, dia hanya bisa merutuki semua hal yang telah terjadi. Pertanyaan-pertanyaan yang seharusnga sudah di jawabnya dahulu kini kembali terlintas di benaknya.

Apa yang aku pikirkan dulu untuk meninggalkanmu, Taeyeon-ah?

Tapi aku rasa, keputusanku tidak sepenuhnya salah. Iya kan?

Kau menemukan seseorang yang jauh lebih pantas untuk bersanding denganmu. Kau bersama seseorang yang akan menjagamu dengan seluruh jiwanya.

Dan aku bersyukur untuk itu,

“Tiffany! Aku menemukannya!”

Suara melengking itu mampu merebut perhatiannya dan orang-orang yang juga berlalu, dalam hati dia merutuki suara berisik yang khas yang melekat pada diri sahabatnha.

“Kau pasti mencari  ini!”Kata Jessica sembari kembali mengatur napasnya,

“Yah. Kau tidak perlu berteriak.”

Tiffany lalu meraih tas yang ada di genggaman sahabatnya. Tanpa menyadari bahwa sepasang kekasih itu tengah berjalan ke arah mereka.

Semua berkat ulah sahabatnya,

“Mwo? Apa kau tidak tau butuh berapa lama aku mencarinya!?”

Tiffany menggeleng pelan dan berdecak, “Ckckck.”

“Tiffany-sshi?”

Tiffany lalu mendongak untuk menemukan sumber suara yang memanggilnya. Betapa terkejutnya dia untuk menemukan kedua orang yang dari tadi di perhatikannya kini hanya berjarak dua  langkah darinya.

Dia sempat terdiam dan memikirkan bagaimana kekasih wanita itu tau namanya, apa Taeyeon memberitahunya?

“Ah.. Maaf untuk ketidak sopananku.”Kata pria itu lalu membungkukan badannya.

Sementara Tiffany juga bisa menangkap sosok Taeyeon yang seperti sengaja mengedarkan pandangannya dan tidak mau menatapnya langsung.

Dia mengira bahwa dirinya mengerti akan itu,

Padahal ia tidak tau, Jika Taeyeon seperti ini padanya karena kejadian sebelumnya.

Memang, suara Jessica sebelumnya dapat langsung mengalihkan perhatiannya dan menemukan sosok Tiffany yang tidak berada jauh dari tempatnya dan kekasihnya berada. Dia langsung mengetahui bahwa gadis itu sudah berdiri disana sejak dari tadi. Dan pasti dia menyaksikan semuanya.

Taeyeon entah kenapa merasa buruk akan itu, dalam hatinya dia sungguh berharap jika Tiffany tidak melihat perlakuan Joong Ki padanya. Dia tidak pernah mempunyai alasan yang jelas untuk itu. Dia tidak tau apa yang sedang melandanya kini.

“Song Joong Ki-imnida.“Pria itu menawarkan satu tangannya untuk Tiffany yang terdiam,

Lalu detik kemudian Tiffany menyambutnya,

“Ah.. Aku Tiffany Hwang.”

“Senang bertemu denganmu,”Tambah pria itu tersenyum padanya, Tiffany langsung bisa mengelani watak pria ini yang ramah dan rendah hati.

Maksudnya, siapa lagi kekasih dari seorang atasan yang memperkenalkan dirinya lebih dulu kepada bawahan kekasihnya?

“Senang bertemu denganmu juga, dan ini sahabatku, Jessica.”Tiffany juga memperkenalkan gadis brunette itu,

Keduanya lalu bersalaman seperti sebelumnya,

“Aku yakin kau adalah partner kekasihku kali ini,”Tukas pria itu,

Tiffany lalu menatap Taeyeon lagi yang kini juga membalas sorotannya,

Kedua bola mata mereka kembali bertemu namun tak ada satupun kata yang terucap.

Karna tidak mau membuat atmosfir semakin canggung antara keduanya, Tiffany kembali melihat pria itu dan menyuguhkan senyumnya,

“Ne, Joong Ki-sshi.”

“Kalau begitu aku meminta bantuan kerja samamu dengan Taeyeon. Tiffany-sshi.”

“Ah.. Kau tidak perlu khawatir. Taeyeon adalah orang yang dapat di andalkan, bahkan tanpaku pasti semua akan berjalan dengan baik.”

“Ey.. Jangan begitu..”

Lalu keduanya juga Jessica tertawa pelan, walaupun gadis brunette itu niatnya hanya membantu membunuh atmosfir tidak nyaman antara sahabatnya dengan sepasang kekasih itu.

Dia tau betul jika Tiffany masih sangat menyukai Taeyeon dan mungkin saat-saat inilah dimana dinding keteguhan hatinya akan roboh.

“Kalau begitu, Tiffany-sshi. Aku harus pamit. Semoga perjalanan kalian nyaman dan pekerjaan dapat di selesaikan dengan baik.”

“Ah.. Ne. Terima kasih Joong Ki-sshi.”

Lalu pria itu kembali tersenyum dan menghadap kekasihnya kini.

“Aku harus kembali dan melanjutkan pekerjaanku, semoga perjalananmu menyenangkan, Taeyeon-ah.”

Katanya sembari mengusap lembut permukaan wajah kekasihnya,

Sementara Taeyeon lalu hanya mengangguk pelan dan menarik paksa senyumnya, dia hanya merasa tidak nyaman jika Tiffany melihat ini. Dan ia tidak tau penyebab perasaan ini muncul.

Di saat pria itu mendekatkan wajahnya untuk mencium bibir itu sekilas, Tiffany sempat menahan napasnya untuk melihat itu semua di depan matanya.

Namun Taeyeon dengan cepat menarik sedikit wajahnya untuk menjauh, dia bisa melihat raut sedikit kecewa di wajah kekasihnya. Namun pria itu cepat-cepat menghapusnya karna ia mengerti, mungkin Taeyeon tidak suka menunjukan hubungan mereka di depan orang lain.

Lalu pria itu memutuskan untuk mencium kening kekasihnya sekali lagi,

“Menyetirlah dengan hati-hati..”Akhirnya Taeyeon membuka bibirnya untuk mengatakan sesuatu setelah lama berdiam,

Will do. Saranghae,”

Taeyeon hanya tersenyum padanya lalu melambaikan tangan kecil ketika pria itu menjauh,

Lagi, dia tidak bisa membalas itu untuk kekasihnya.

Kini hanya mereka bertiga,

Tiffany yang baru saja berusaha mengembalikan kewarasannya akhirnya mengatakan sesuatu,

“Jessica kau juga seharusnya kembali,”

“Baiklah..”

Namun Jessica menatap Taeyeon untuk sebentar, lalu tersenyum,

“Sudah lama, Taeyeon-sshi.”

Taeyeon sempat sedikit terkejut, namun dia membalas senyuman itu.

“Bagaimana kabarmu, Jessica-sshi?”Taeyeon lalu menawarkan tangannya untuk di jabat gadis brunette.

“Aku baik-baik saja.. Kau?”

“Seperti biasa..”Lalu keduanya tertawa dengan hangat,

Tiffany tidak bisa menahan senyumnya untuk itu. Perasaan sedih yang menyergapnya lebih dulu, kini sudah mulai mereda dengan menyaksikan hubungan yang tidak pernah canggung antara sahabat juga mantan kekasihnya setelah sekian lama,

“Ah, kau tidak keberatankan aku menitipkanmu si jelek ini?”Tambah Jessica tertawa lalu Tiffany menunjukan raut kesalnya untuk itu,

Taeyeon lalu juga tertawa mendengar itu,

“Ah.. Tenang saja, kau bisa mempercayakan dia padaku..”

Lalu Jessica berpamitan pada keduanya,

Namun, ketika Tiffany sibuk dengan bawaanya, Jessica sekali lagi menatap Taeyeon, namun kali ini dia kembali tersenyum tulus,

“Tolong jaga dia baik-baik.”Ujarnya begitu pelan agar sahabatnya tidak dengar,

Taeyeon lalu menarik sudut bibirnya untuk membalas senyum itu. Dalam hatinya mengatakan,

Aku akan menjaganya seperti yang aku selalu lakukan dulu,

“Pasti.”Balas Taeyeon juga begitu pelan,


Tiffany hanya bisa duduk diam memperhatikan jendela pesawat ini yang masih terbuka. Niatnya untuk memandang hamparan awan luas disana nampaknya harus teralihkan oleh paras seseorang.

Sementara, baginya itu bukanlah suatu halangan. Namun sesuatu yang harus di syukurkan untuk sekarang ini. Bisa duduk di samping wanita ini, bahkan dapat melihat wajahnya dari jarak yang sangat dekat. Adalah salah satu hadiah terbaik untuk hari ini.

Walaupun dia masih bisa merasakan sakit di hatinya karena adegan di bandara tadi, namun rasanya semua itu akan segera hilang berkat kehadiran Taeyeon di dekatnya. Bahkan ketika sosok itu diam bermain dengan tabletnya saja, ia merasa tenang. Tiffany akan sesekali mencuri pandang pada wajah serius Taeyeon yang sedang bermain, lalu akan tertawa kecil melihat reaksi kesalnya ketika kalah dalam permainannya.

Satu hal yang memang tak pernah berubah dari figur itu, ia masih terlihat seperti anak kecil yang lucu. Itu adalah salah satu faktor dia tertarik pada orang ini yang dulu sukses mengisi hari-harinya.

Namun, lama kelamaan Tiffany mulai bisa merasakan kantuk yang melandanya. Kelopak matanya terasa berat walaupun ini adalah siang hari. Maklum saja, dia baru selesai mengepakkan barangnya pada tengah malam.

Taeyeon yang merasa sangat bosan dengan permainannya akhirnya mematikan tabletnya. Dia lalu berpaling untuk menemukan Tiffany yang sudah terlelap dengan tenangnya. Taeyeon harus menarik sudut bibirnya untuk tersenyum ketika melihat wajah damai itu.

Menyadari sinar yang masuk lewat jendela dan mengganggu tidur gadis di sampingnya, Taeyeon berinisiatif untuk menarik hordennya dan tidak membirkan cahaya jatuh kepaparan wajahnya.

Tidak cukup sampai di situ, Taeyeon bahkan mengambil selimut yang ada di bawah kursi mereka dan menyelimuti gadis itu dengan gerakan perlahan, takut-takut dia akan mambangunkan putri tidur itu.

Taeyeon merasa dirinya kini sudah gila, karena terus tersenyum tanpa alasan yang jelas.


Tiffany melangkahkan kakinya girang di pekarangan rumah kecil itu. gayanya sungguh minimalis dan nyaman. Disana lah mereka akan tinggal untuk dua minggu ke depan. Awalnya, dia mengira bahwa mungkin mereka akan tinggal di tempat berpisah. Namun ternyata dugaanya salah,

Karena dia sempat menanyakan itu pada atasannya, dan wanita itu membalas dengan nadanya yang sama seperti biasa. Selalu dingin.

“Apa yang kau katakan? Tentu kita akan tetap tinggal bersama disana. Kenapa? Kau tidak mau? Kau bisa tidur di sofa jika kau tidak suka.”

“Ani.. Bukan begitu Manajer..”

“Jadi jangan berisik.”

Sebenarnya Tiffany tidak pernah keberatan akan intonasi yang di berikan wanita yang lebih tua padanya. Dia bahkan pernah berpikir untuk terus sabar menerimanya, karena bagaimanapun dialah yang menjadi penyebab hubungan antara mereka seperti sangat merenggang. Dia juga tidak bisa menyalahkan Taeyeon akan itu, dia mengaku bahwa dialah yang sepenuhnya memegang sisi yang salah.

Namun dia juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa dia juga merindukan sisi Taeyeon yang lembut padanya. Dia sungguh ingin mendengar intonasi suaranya yang menenangkan itu. di menginginkan tatapan yang hangat itu yang selalu bisa membuat ruang hatinya menjadi teduh.

Namun Tiffany tau, dia mungkin tidak akan pernah  mendapatkan itu lagi..

“Wah, ini benar-benar indah.”

“Kita berada di dekat, pantai.”

“Apa ini di berikan secara Cuma-Cuma,Manajer?”

Tiffany menoleh kebelakang untuk menemukan wanita itu berjalan dengan santai di belakangnya. Sembari menarik pelan gagang kopernya yang lumayan besar.

Taeyeon menatapnya heran, “Tentu saja. Apa kau tidak pernah melakukan perjalanan bisnis sebelumnya?”

Gadis itu hanya menggeleng pelan, “Tidak. Ini kali pertamaku,”

Wanita itu memutar kedua bola matanya, “Aku tidak yakin ini akan berjalan dengan lancar. Kita disini untuk  bekerja, bukan berlibur.”

Taeyeon lalu berlalu begitu saja di sampingnya, lagi-lagi Tiffany merasakan sedikit kecewa namun kali ini di barengi dengan rasa agak kesal karena jawabannya yang sungguh membuat sumbu kemarahannya terbakar.

the-edge-cornwall-patio5-via-smallhousebliss


Tiffany merasa sudah lumayan lama sejak dia mendapatkan tidur yang sangat nyaman. Jadi pagi ini dia membuka kelopak matanya dengan rasa bahagia  yang memuncak. Selain karna dia sekarang berada di pulau yang jauh dari kota. Dia juga sangat senang menyadari bahwa dia sudah jauh dari realita kesehariannya yang selalu membuatnya lelah.

Dia selalu menginginkan dirinya dan ibunya untuk pergi kesini. Namun memang, rencana mereka tak pernah terelasasikan, karena berbagai alasan. Jadi, bisa menginjak pulai ingin merupakan suatu tujuannya yang sudah tercapai. Apa lagi, jika memikirkan bahwa dia kini bersama seseorang yang begitu berarti bagi hidupnya, Tiffany bisa merasakan bahagianya meluap-luap berlipat ganda.

Tiffany membuka pintu kamar tidurnya, menemukan keheningan yang ada untuk sebentar. Sebelum akhirnya gendang telinganya menangkap sedikti kebisingan yang berasal dari arah dapur. Karena penasaran, dia memutuskan untuk memeriksanya,

Gadis itu sempat menahan napasnya ketika melihat pemandangan yang ada di depannya,

Disana. Berdiri Taeyeon dengan celemeknya, sedang sibuk menggerakan kedua tangannya di atas beberapa bahan makanan. Rambutnya yang indah di kuncir, membiarkan Tiffany bisa melihat sosoknya yang benar-benar sempurna pagi ini. Gadis itu lalu menarik senyumnya akan apa yang di lihatnya sekarang.

Kembali terputar memorinya dimana mereka masih bersama, dimana figure itu memang akan selalu memasak untuknya setiap dia berkunjung ke rumah.

Tapi, kali ini dia menyadari, bahwa itu tidak akan terjadi saat ini. Tiffany bisa merasakan sesuatu yang menghimpit rongga dadanya.

dia bukan siapa-siapa untuk di perlakukan seperti itu lagi,

gadis itu menggeleng pelan untuk menghancurkan pemikirannya,

“Selamat pagi, Manajer.”Sapanya pelan, takut-takut akan mengganggu konsentrasi wanita itu,

“Selamat pagi.”balasnya singkat tanpa berbalik untuk menatap gadis yang lebih muda. Gerakan kecil itu membuat Tiffany sedikit kecewa,

“Kau masih memiliki kemampuan mu yang pandai memasak..”Tambah Tiffany hati-hati, lalu dia bisa melihat wanita itu yang menghentikan aktifitasnya untuk sebentar,

“Tentu.”

“Ah..”Tiffany benar-benar kehabisan kata-kata untuk kali ini. dia tidak bisa memulai pembicaraan di antara mereka lagi. mungkin perkataan sebelumnya bukanlah ide bagus untuk di ungkapkan, dia bahkan berpikir Taeyeon sedikit kesal karena mungkin saja itu membuat memori lama mereka kembali teringat,

“Aku selalu membawa mi instan kemanapun aku pergi, aku tidak pernah pandai dalam hal itu.”Tambah Tiffany sekali lagi,

“Aku tau. Jadi aku memutuskan memasak pagi ini untuk kita berdua,”

Mendengar itu, Tiffany tidak bisa menahan perasan bahagianya sekali lagi, senyumnya mengembang liar. Dia bisa merasakan pacu jantungnya lebih cepat. Dia yakin pendengarannya masih berfungsi dengam baik, dna ia sangat yakin bahwa baru saja sosok itu menyebut kata-kata yang mampu membuatnya melayang-layang di angkasa.

Kita berdua..

Dia juga memasak untukku..

Taeyeon lalu berbalik sembari membawa dua piring di tangannya. Dia berjalan kearah meja makan dan meletakannya disana, lalu dia menoleh kearah gadis itu yang masih terdiam,

“Kau bisa memulai makan duluan, aku akan mandi lebih dulu.”Katanya berlalu begitu saja, gadis itu hanya mengangguk lalu tersenyum sebagai balasan.

small-beach-house-2


Hari ini cuaca memang terasa sangat menusuk di permukaan kulit, mengingat musim dingin akan segera tiba. Padahal, ia sangat berharap untuk berada disini untuk cuaca yang hangat dan matahari yang bersinar. Namun, itu bukanlah suatu hal yang mungkin bisa di sesalkan untuk saat ini. selain karena factor keadaan suasana hatinya yang sedang cerah, ia juga sangat bahagia karna akhirnya dapat kembali mencoba masakan mantan kekasihnya.

Tiffany sudah berada di halaman rumah kecil ini sembari menatap laut, pagi ini begitu menenangkan. Sayang, dia tidak bisa berdiam di dalam dan menikmati pemandangan, karena mereka harus segera berangkat ke tempat seminar di selenggarakan.

Gadis itu mengambil napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya pelan,

“Tiffany.”

Gadis itu lalu dengan gerak cepat berpaling,

IMG_3900

Tiffany tidak tau ini sudah keberapa kalinya ia terpesona akan sosok itu. dia tidak pernah bisa menghitung banyaknya waktu dimana dia akan menemukan dirinya begitu mengagumi sisi sempurna figure itu. pertanyaan yang sama yang sering berputar di pikirannya dulu kembali teringat,

Dia selalu bertanya-tanya bagaimana wanita dewasa seperti mantan kekasihnya itu masih bisa terlihat sangat lucu dan juga menggemaskan seperti ini? dia bahkan berpikir bahwa kecantikan wanita itu akan tahan untuk selamanya.

Taeyeon memang terlihat sangat cantik dan menawan sekarang.

Bahkan dengan scarf itu dia terlihat sangat lucu.Katanya dalam hati

“Kenapa kau memakai baju yang tipis dan rok? Apa kau tidak merasa dingin?”Tanya Taeyeon tepat setelah dia mendapati gadis yang lebih muda berpaling menatapnya,

Gadis itu menggeleng pelan, “Tidak, Manajer.. aku merasa nyaman seperti ini.”

Wanita itu sempat terdiam dan akhirnya mengangguk pelan sebagai jawaban, dalam hatinya dia masih ragu untuk membiarkan gadis itu keluar dengan memakai baju berbahan tipis.

“Baiklah,”

“Ah!”Rintih Taeyeon sembari menggenggam satu ibu jari tangannya,

Tiffany lalu berjalan mendekat, “Ada apa dengan tanganmu, Manajer?”Tanyanya  dengan cepat,

Taeyeon langsung menarik satu lengannya untuk menjauh dari gadis itu, “Ini bukan apa-apa. ayo kita berangkat.”

Wanita itu lalu berlalu begitu saja di samping Tiffany. tanpa memperdulikan raut khawatir yang tertera di paparan wajah gadis itu,

12400624_965042566923562_6956578771857516475_n


Event kali ini berakhir dengan lancar. Selama seminar Tiffany sangat serius dalam mengikuti alur acara. Dia memang tidak mau menjadi orang yang tidak berguna padahal perusahaan sudah menunjuknya. Dia sangat teliti dalam mempelajari beberapa hal. Bahkan dirinya akan membuka notenya dan mencatat hal-hal yang menurutnya perlu.

Walaupun hari ini jadwal mereka hanya seminar, Tiffany tidak mau melewatkan ini untuk hal lain. Walaupun di temukannya sulit saat Taeyeon ada di sampingnya. Terkadang perhatiannya di alihkan karena wanita itu yang tampak tidak terlalu fokus dengan acara. Entah dengan dirinya yang mengantuk sembari matanya tersayup. Atau dengan dirinya yang sibuk dengan sesuatu di meja sembari memainkan pulpennya.

Tiffany harus tersenyum itu untuk melihat itu semua, baginya semua yang ada pada diri wanita itu  sungguh membuat hati kecilnya menjadi lebih teduh.

Saat acara selesai, mungkin Taeyeon menyadari tatapan heran Tiffany kenapa dia tidak secara aktif memperhatikan apa yang sedang di bicarakan tadi. Atau mungkin gadis itu bertanya-tanya kenapa dirinya tidak menaruh perhatian pada acara sebelumnya.

Jadi Taeyeon memutuskan untuk mengatakannya lebih dulu,

“Sebenarnya orang yang berbicara tadi, adalah salah satu temanku dari perusahan di Busan. Dan dia selalu membicarakan hal yang sama setiap tahun. Itu membosankan.”


“Sayang sekali aku kesini untuk ke tempat ini dengan tujuan pekerjaan..”

Taeyeo menoleh untuk menemukan Tiffany yang memandang keluar jendela kaca mobil mereka,

“Kenapa?”

Menyadari perkataanya yang begitu bodoh untuk di dengan seorang atasan, Tiffany agak ragu untuk menjawabnya. Dia mengutuk dirinya sendiri karena mengatakan itu,

“Ah.. Ani.. Maksudku, aku dulu sangat ingin pergi ke pulau ini. Untuk berlibur. Walaupun aku juga menikmati perjalanan bisnis ini. Hanya saja, sungguh di sayangkan kesempatanku kesini untuk bekerja. Padahal banyak tempat cantik yang tidak bisa di lewatkan begitu saja,”

Taeyeon sempat terdiam mendengar itu. Bagaimana dia lupa akan hal ini, mantan kekasihnya memang sangat ingin pergi ke pulau Jeju dulu. Dirinya bahkan akan menjanjikan mereka pergi bersama. Taeyeon merasa sedikit buruk karena tidak sempat mewujudkan hal itu karena kesibukannya dulu.

“Oh benarkah?”Dia hanya bisa menjawab itu sebagai jawaban,

“Ne..”

Lalu Tiffany melihat atasannya membalikkan setir mobilnya, dia yang bingung lalu bertanya.

“Kenapa kau memutar arahnya, Manajer?”

“Kau bilang kau ingin pergi ke suatu tempat. Acara selesai lebih cepat, jadi ayo kita pergi ke tempat yang kau inginkan.”

Jawab wanita itu tanpa melihat gadis yang ada di sampingnya. Tiffany yang sedikit terkejut akhirnya menarik sudur bibirnya untuk tersenyum, dia sangat menyukai sisi Atasannya yang seperti. Dia suka bagaimana Taeyeon mencairkan sifat dinginnya hanya dalam waktu yang sangat singkat.


“Waaaaaah.”

Tiffany berlari kecil di hamparan bunga-bunga yang ada di depannya. Dia sungguh terpana akan tempat ini, persis seperti yang di bayangkannya. Begitu indah dan menakjubkan.

Sementara wanita itu hanya mengekor di belakangnya. Beruntung ini sudah ke sekian kalinya kesini, sejak kecil. Jadi dia sudah hafal rute-rute jalan menuji tempat-tempat indah yang ia pernah kunjungi dulu. Dalam hati kecilnya merasa sangat lega karna dapat melihat senyum mengembang bahagia itu di wajah Tiffany.

Gadis itu menarik napas nya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.

thumb

“Ah.. Ini benar-benar menakjubkan.”

Kini Taeyeon yang ada di sampingnya dapat melihat wajah bahagia itu. Dia lalu tersenyum tanpa gadis yang lebih muda menyadari,

Lalu tiba-tiba telfon genggamnya berdering, dengan gerak cepat ia mengangkatnya dan melangkah agak jauh dari Tiffany yang kini juga memperhatikan geraknya.

Gadis itu hanya tersenyum mengetahui siapa yang menghubungi Taeyeon saat ini,

Samar-samar dia mendengar percakapan mereka.

“Semua berjalan dengan lancar,”

“Kau tidak perlu khawatir,”

“Ya ya.. Aku sudah melakukan semua itu.”

“Tentu saja! Aku hanya tidak sempat menghubungimu. Aku bukan kekasih yang seperti itu.”

“Tiffany?”Wanita itu menoleh dan mendapati gadis itu tengah memperhatikannya sembari tersenyum tipis. Lalu kembali menatap ke depan Meninggalkan adu sorotan kedua mata mereka.

Taeyeon yang menyadari itu merasa sedikit tidak enak, ini bukanlah suatu hal yang dapat di banggakannya. Maksudnya, menerima telefon seseorang dan mengabaikan orang yang sedang bersamanya,

“Joong Ki-sshi. Aku harus segera pergi, aku akan menghubungimu nanti.”

“Baiklah,”

Setelah memasukan kembali telfon genggamnya, Taeyeon berjalan mendekat pada gadis itu yang kini tengah sibuk mengabadikan pemandangan yang ada dengan telfon genggamnya.

Namun tiba-tiba gerakan selanjutnya begitu mengejutkan Tiffany. Karena wanita itu tiba-tiba saja menghalangi kameranya dan mulai melepaskan scarfnya. Lalu di lingkari scarf hangat itu pada leher gadis yang lebih muda. Tiffany bisa meyakini bahwa darah yang berdesir ditubuhnya kini seperti berhenti.

Wajahnya dengan wajah Taeyeon begitu dekat, sampai-sampai dia harus menahan napasnya.  Gadis itu bisa merakan kedua pipinya yang hangat,

“Kau.. Tidak perlu melepasnya, Manajer. Disini begitu dingin,”Kata Tiffany pada wanita itu setelah selesai,

“Karena itu kau harus memakainya. Disini begitu dingin, aku sudah memperingatkanmu. Tapi kau keras kepala.”

“Bagaimana denganmu?”

“Aku sudah memakai baju yang hangat,”Wanita itu lalu membalikkan badannya untuk menyusuri jalan setapak yang di kepung banyak bunga.

Lagi-lagi rasa sakit itu yang baru saja menghampirinya karena perbincangan itu, dapat langsung terhapus karena perlakuan sosok itu yang sungguh membuatnya jatuh untuk ke sejuta kalinya. Tiffany memang tidak pernah bisa menahan perasaan yang baginya begitu membingungkan ketika menemukan Taeyeon sedang berinteraksi dengan kekasihnya.  Ia juga tidak mengerti perasaan macam apa yang menghampirinya. Namun yang ia tau, itu adalah rasa sakit juga penyesalan yang mendalam.


Seberapa keras ia berusaha menahan rasa laparnya, Tiffany tetap tidak bisa. Memang, makan siang yang di dapatnya di acara seminat tadi tidak cukup untuk mengisi perut kosongnya hingga malam hari. Jadi, sedari tadi dia hanya memandang langit-langit kamarnya.

Lalu kemudian Ia berfikir untuk membuat satu mi instan untuk dirinya. Saat hendak membuka pintunya, dia kembali terdiam. Sementara ia mengira akan menjadi suatu kebisingan jika dia melakukan itu didapur malam hari. Memang belum larut, tetapi ia tidak mau menganggu waktu tenang Taeyeon.

Tiffany harus membelalakan matanya ketika dia menemukan seseorang di depan pintunya. Taeyeon terlihat begitu lucu dengan mukanya yang malu-malu. Tiffany harus tersenyum untuk itu,

“Aku..”

“Ehem”

“Aku membuatkan makan malam untuk kita berdua. Ku pikir kau akan merasa lapar,”Kata wanita itu sembari mengedarkan pandangannya tidak mau menatap tepat di mata Tiffany.

Taeyeon mengatakan itu dengan rona malu-malu juga ragu di wajahnya. Membuat gadis yang lebih muda tertawa pelan akan itu, mungkin ini hanya perasaanya. Karena dia melihat semburat merah di papan mukanya.

Sementara Tiffany juga tidak bisa menahan perasaan yang begitu memuncak di hatinya kini. Dia berpikir, setidaknya Taeyeon masih memperhatikannya. Walaupun dengan cara yang begitu dingin dan lucu.


Keheningan yang ada kini menyergap keduanya. Maklum saja, pagi tadi memang mereka tidak sempat untuk makan di meja yang sama. Karena Taeyeon menyuruhnya untuk memakan sarapan mereka duluan.

Benar saja, Tiffany merasakan hatinya yang ingin loncat dari tempatnya saat ini. sedari tadi, tak hentinya dia berusaha untuk mengatur detak jantungnya yang berirama sangat cepat.

Ketika Tiffany menyendok satu lagi nasinya, Taeyeon lebih dulu meletakan potongan kecil  daging asap di atas sendoknya. Tiffany lalu menatap wanita itu dengan wajah bertanya-tanya, gadis itu merutuki atasannya karena telah membuat keributan di dalam ruang hatinya saat ini.

“Sudah lama sejak kita makan bersama.”Ujarnya Taeyeon pelan,

“Selalu ada yang mengawasiku ketika aku makan.”Lanjutnya dengan intonasi yang lembut sembari menatap piringnya. Lalu Taeyeon mendongak untuk menemukan sorot mata Tiffany lagi,

“Mulai sekarang, kita harus sering makan bersama.”Tambahnya lalu menyunggingkan senyum hangat yang saat ini membuat hati Tiffany terasa meleleh dibuatnya.


Tiffany yang terbangun tengah malam akhirnya memutuskan untuk kedapur. Tenggorokannya terasa sangat kering. Dia terdiam di meja makan setelah menenggak airnya. Tidak menyadari senyum yang kini sudah tergambar di wajahnya, kemudian dia teringat sesuatu

Saat mereka makan malam tadi, dia dengan jelas melihat jari tangan Taeyeon yang terluka. Bahkan dibalik pelsternya terdapat darah segar yang meresap. Itu membuatnya sangat khawatir akan kondisi tangan atasannya. Dia bahkan merasa bersalah jika memang dugaanya benar. dia berpikri bahwa, wanita itu mungkin terluka saat dia memotong bahan-bahan dapur ketika dia memasak. Karna Tiffany menemukan bercak darah yang kering merekat pada dinding wastafel.

Jadi Tiffany tanpa berpikir lagi muali berjalan menghampiri kamar wanita itu. karna tidak mau membangunkannya, gadis itu memutuskan untuk masuk tanpa sepengtahuannya. Ia hanya ingin memastikan.

Ia menarik gagang pintu itu dengan gerakan perlahan, berharap bunyi decitan pintunya tidak menganggu.

Dia berjalan mendekat ke arah tempat tidur itu, dari tempatnya berdiri. Dapat di lihat Taeyeon kini sangat tenang dalam tidurnya. Tiffany menemukan dirinya begitu terpesona akan kecantikan sang mantan kekasih yang kini wajahnya terkena paparan sinar rembulan. Dia harus tersenyum untuk itu,

Tiffany memutuskan untuk berjongkok dan memperhatikan wajahnya dari dekat, saat jemarinya ingin meraih permukaan wajah itu untuk di sentuh, Tiffany kembali terdiam dan mengurungkan niatnya.

Memorinya bersama Taeyeon saat masih bersama dulu kembali terlintas di benaknya. Dia benar-benar merindukan saat dimana dia bisa menyentuhnya kapan saja. Tanpa harus mengkhawatirkan siapa, kapan dan dimana. Dimana dia akan bebas memeluknya, menciumnya, juga mengatakan hal banyak padanya. Dia benar-benar merindukan itu.

Dia merindukan Taeyeon, walaupun orang itu kini berada sangat dekat dengannya.

Kau masih terasa sangat jauh, Taeyeon-ah..

Gadis itu lalu dengan gerakan cepat menghapus Air mata yang kini sudah mengalir, di pipinya. Lalu berniat untuk kembali ke tujuan semula,

Dia lalu meraih satu tangan Taeyeon untuk di lihatnya.

Benar saja, perban yang melingkar di jari manisnya kini sudah di tempeli oleh darah yang kering. Tiffany dengan sigap kembali keluar dan mengambil kotak perobatan yang dia butuhkan.

Saat dia kembali  berada di salah satu tepi tempat tidur putri tidur yang masih terjaga, Tiffany kembali meraih satu tangannya dengan gerakan perlahan. Dia mulai mengobati lukanya dengan dangan hati-hati dan lembut, dia tidak ingin membangunkan, apalagi menyakiti Taeyeon.

Ketika selesai dengan langkah akhir ketika dia harus menutup lukanya lagi. Gadis itu menjatuhkan kecupan yang begitu lembut di ujung jari yang terluka, menahannya untuk lebih lama sementara air mata kembali jatuh di permukaan wajahnya.

Lalu Tiffany meletakan tangan putih mulus itu ke tempat semula. Takut-takut dia akan membangunkannya. Gadis itu kembali menatap wajah Taeyeon yang kini masih terpejam.

Dia menarik sudut bibirnya untuk tersenyum lagi,

setidaknya hanya ini yang bisa aku lakukan untukmu, Taeyeon-ah


Yah! Bukankah aku sudah bilang, jangan memakai baju yang berbahan tipis?”

Wanita itu langusng melemparkan rasa jengkelnya pada Tiffany yang baru saja keluar dari kamarnya. Sementara gadis itu lalu menggeleng pelan. Bagaimana bisa sosok itu dengan cepat mengubah sisinya yang hangat dan dingin. Waktunya benar-benar tidak terduga,

Tiffany memang menemukan dirinya yang sedikit kesal akan itu, Walaupun maksud darinya baik, untuk mengingatkannya.

“Maaf, Manajer. Aku akan menggantinya.”

Taeyeon merasa sedikit tidak enak ketika gadis itu kembali masuk kedalam ruangannya. Dia seharusnya tidak seperti itu, dia bisa mengingatkannya baik-baik.

Jadi, saat gadis yang lebih muda keluar dari ruangannya untuk kedua kalinya, tentunya dengan pakaian yang lebih tebal. Taeyeon hendak menghampirinya sebelum dirinya sempat terdiam. Dia mungkin tau, ini adalah ke sejuta kalinya dia mengakui kecantikan Tiffany yangtak pernah berkurang sedikitpun.

“Begitu lebih baik,”Taeyeon lalu berbalik untuk kembali duduk di meja makan, di ikuti dengan Tiffany yang mengekori gerakannya.

“Maaf untuk sedikit kasar tadi,”Tukas Taeyeon cepat, namun ragu-ragu.

“Ah, aniyo. Manajer. Gwenchanna.”

“Terima kasih untuk makanannya, Manajer.”

Karena tidak mau bertemu sorot mata itu, Taeyeon berpaling untuk melihat kea rah jendela. Dia tidak mengerti, tetapi dia merasa sungguh kesulitan tiap kali dia menatap bola mata indah milik Tiffany itu.

“Ini bukan apa-apa.”

“Ngomong-ngomong, aku membuatkanmu susu hangat, di luar sangat dingin.”Wanita itu masih  belum mau menatapnya, Tiffany yang sedikit akan heran itu lalu menangkap segelas susu yang terletak tak jauh dari piringnya.

Permintaan maaf yang sangat lucu, Taeyeon-ah..

Lalu gadis itu tertawa pelan, sembari mulai menyendok sarapannya. Dia menggeleng pelan. Memang, waktu tidak pernah merubah sifat Taeyeon yang malu-malu.


Awalnya, perjalanan mereka berjalan dengan lancar, walaupun lagi-lagi keheningan di anatar keduanya lah yang menjadi satu-satunya masalah. Taeyeon melamparkan pandangannya pada gadis yang ada di sebelahnya, lalukembali fokus pada jalannya sebelum dia tertangkap basah untuk memperhatikannya.

Tiffany yang menyadari itu hanya bisa tertawa kecil. Dia juga, mengetahui bahwa figure itu sesekali mencuri pandangannya.

Namun tiba-tiba..

Bunyi sesuatu yang sangat bising di ikuti oleh olengnya kendaraan mereka membuat keduanya panic.

“AKH!”

Taeyeon membanting setirnya ke bahu jalan, membuat mobilnya berputar-putar dalam gerak cepat. Hampir saja mobil mereka mengantam pembatas jalan yang pastinya akan mengakibatkan kecelakaan yang begitu besar. Namun nampaknya surga menyelamatkan mereka. Mobil berhenti dengan kasar tepat sebelum menubruk pembatas jalan yang berdiri kokoh.

Setelah merasa benar-benar berhenti, Taeyeon merasakan kepalanya yang terasa sangat sakit, namun dia langsung buru-buru menoleh karna mengkhawatirkan gadis yang ada di sebelahnya.

Gadis itu terlihat sedang memegangi kepalanya,

Fany-ah! Gwenchanna!?”

Tiffany lalu berpaling dan menemukan raut khawatir atasannya, namun dia tidak bisa memungkiri bahwa kepalanya benar-benar sakit sekarang. Mungkin karna membentur bagian dashboard mobil ini,

Dia tersenyum saat masih melihat raut itu, “Gwenchanna..”

“Benarkah? Apa tidak ada yang terluka?”Taeyeon terlihat begitu khawatir dan mengedarkan pandangannya pada fisik gadis yang lebih muda. Dia tidak menyadari bahwa dirinya kini benar-benar takut jika Tiffany terluka.

“Aniyo..”

Taeyeon menarik napasnya dalam dan membuangnya perlahan. Dia sungguh lega akan hal itu,

“Aku akan menghubungi bantuan,”


“Mereka bilang akan sampai dalam satu jam, sepertinya kita tidak bisa menghadiri acara itu.”

“Salah satu ban kita pecah,”

Kata Taeyeon pada Tiffany yang sebelumnya tengah memandang pantai yang menghampar luas di depan mereka. Ini adalah jalan yang memang terletak di dekat bibir pantai. Yang memang jarang orang lewati,

“Baiklah, Manajer.”

“Apa yang akan kita lakukan disini?”Taeyeon kembali mengedarkan pandangannya, lalu menatap gadis itu lagi.

“Kau mau ke pantai?”

Melihat senyum yang mengembang liar di bibir Tiffany. dia tau gadis itu menyukai idenya untuk sekarang ini.


Keduanya telah melepas alas kaki mereka dan duduk berdampingan di pasir putih yang halus. Walaupun siang hari, namun tetap tarasa sejuk dan dingin karena musim yang ada.

SetWidth2000-Kiama-Events-Easts-Beach-PB

“Bukahkah ini bagus? Kita terjebak di tempat yang indah.”Kata Tiffany masih memandang pantai di depannya,

Taeyeon yang terdiam hanya bisa tersenyum memperhatikan wajah Tiffany dari sisinya. Lalu dia mengangguk pelan,

“Kau benar.”

“Aku selalu ingin ke pantai sejak lama, tetapi aku terlalu sibuk untuk itu.”

Taeyeon tertawa pelan, “Benarkah?”

Gadia itu mengerucutkan bibirnya, “Kau tidak percaya? Sebelum aku masuk keprusahaanmu, aku mempunyai banyak pekerjaan sampingan, Manajer.”

Taeyeon yang mendengar itu merasa sedikit terkejut, karena dia sama sekali tidak pernah mengetahui itu. yang ia ingat, sosok ini tidak begitu tertarik untuk mengisi waktu luangnya dengan hal-hal yang positif. Apalagi dengan pekerjaan sampingan. Itu benar-benar hal baru baginya.

“Jangan bertanya kenapa. Kau mungkin sedikit terkejut, tetapi itulah faktanya.”Tambah Tiffany dengan pelan,

Lalu dia menatap Taeyeon sebentar, sebelum akhirnya menarik sorotannya lagi. dia terlalu malu karena sosok itu kini juga sedang memandangnya,

“Setelah kita berpisah..”

Taeyeon menahas nafasnya karena mendengar itu dari bibir Tiffany sekarang, dia bisa merasakan atmosfir yang aneh, dan jantungnya yang berdetak sangat cepat,

“Aku menyadari sesuatu, bahwa kita tidak seharusnya berdiam diri saja untuk memperbaiki sesuatu. Kenakalanku, juga semua sifatku yang kekanakan menjadi salah satu factor yang kuat yang menyebabkan hubungan kita tidak berhasil..”

Ada nada penyesalan yang mendalam disana, dan Taeyeon dapat mendengarnya dengan jelas,

“Aku hanya.. ingin memperbaiki sesuatu yang telah aku rusak. Manajer. Aku ingin merubah semuanya, agar itu tidak terulang lagi.”

“Taeyeon.”

Tiffany menoleh, “Huh?”

“Panggil aku Taeyeon. Kau selalu memanggilku dengan jabatan bahkan di saat kita tengah berdua.”

Tiffany lalu menarik sudut bibirnya untuk menyunggingakan senyum, “Aku masih menemukan diriku yang masih merutuki dan menyesali hal-hal yang sudah tidak berarti lagi, Taeyeon-ah..”

Wanita itu merasakan darahnya yang berhenti berdesir mendengar namanya kembali di sebut oleh Tiffany, lagi.

“Termasuk tentang kita.”Tambah gadis itu cepat, namun Taeyeon bisa melihat jelas bagaimana mata itu telah berkaca-kaca mengatakannya.

“Tidak ada yang mau mendengar ini, tetapi terkadang seseorang yang paling kau inginkan, adalah orang yang lebih baik tanpamu.”

Saat kedua airmatanya lolos, Tiffany buru-buru manghapusnya dan berdiri dari duduknya. Dia menyumpahi dirinya sendiri karena itu,

“Ah apa yang aku katakan sekarang?”Katanya setelah berdiri, di ikuti oleh Taeyeon yang hanya bisa bungkam.

Dia hanya tidak mengerti harus bereaksi apa, itu semua sungguh tiba-tiba.

“Aku akan membiarkan kakiku terkena air sebentar,”Tiffany lalu melangkah untuk mendekat kea rah dimana ombak kecil sedang menerpa bagian pasir,

Taeyeon lalu hanya bisa tersenyum melihat bagaimana gadis itu sangat sempurna jika di perhatikan dari tempatnya berdiri. Kata-kata yang terlontar tadi, dia bisa dengan sigap mencernanya. Dan Taeyeon merasa satu dari seribu pertanyaan yang selama ini menghantuinya, telah terjawab.

Mungkin, dengan adanya musibah kecil ini bukan suatu hal yang terlalu buruk, karena dia dapat mendengarkan curahan gadis itu walaupun hanya sebagian kecil, dari yang ia yakin, ada banyak sekali yang belum terungkapkan.

“Aw!”Rintih gadis itu pelan, namun bisa di tangkap oleh indra pendengaran Taeyeon. Dia dengan cepat menghampiri Tiffany yang kini terlihat memegangi pergelangan kakinya,

“Wae? Apa kau terluka?”

Taeyeon lalu berjongkok di hadapannya dan mulai  meneliti bagian dimana Tiffany sedang menahannya, dia bisa melihat lingkaran merah yang mengelilingi pergelangan kaki gadis itu,

“Kau pasti terkilir tadi, juga luka merah itu mungkin karena terbentur sesuatu..”

“Apa kau bisa berjalan?”tanyanya mendongak untuk menemukan Tiffany yang terlihat sedang menahan sakitnya,

Gadis itu mengangguk pelan, “Ya. aku bisa.”

Baru saja dia mulai berbalik untuk berjalan, Tiffany kembali merintih. Kali ini, dengan cepat Taeyeon berdiri di hadapannya, lalu membalikkan badannya dan berjongkok lagi.

“Naiklah ke punggungku.”

“Kau tidak perlu melakukan itu, Taeyeon-ah.. aku bisa..”

“Kau tidak bisa. Cepat naiklah. Ini perintah,”

Sungguh rasanya tidak enak jika Tiffany menerima tawaran itu, dia hanya tidak bisa membiarkan Taeyeon melakukan itu terhadap bawahannya sendiri. namun, ketika mendengar bahwa itu perintah, Tiffany tidak mempunyai pilihan apa-apa selain menuruti kemauannya.

Gadis itu untuk ke sejuta kali harus memuji sosok ini yang dapat menangani hal apapun. Walaupun tubuhnya terbilang kecil, dia memang mampu untuk menopang berat tubuh mantan kekasihnya.

Dengan seperti ini, mereka berdua menyusuri pantai untuk kembali ke tempat semula dimana bantuan pasti akan segera tiba.

Tiffany tidak bisa menyembunyikan senyumnya mengetahui dirinya yang kini sedang berada di punggung Taeyeon. Ia merasa sangat aman dan nyaman saat ini. figure ini memang masih membawa efek yang besar dalam hidupnya,


“Aku bisa membersihkan lukaku sendiri, Taeyeon..”

“Diamlah.”Lalu Taeyeon menggeser ember berisi air dengan campuran obat juga beberapa jenis bunga. Gerakan selanjutnya dia berjongkok di hadapan Tiffany yang terduduk. Lalu dengan gerakan hati-hati, dia meraih satu kaki Tiffany yang terluka, di masukannya kedalam air hangat itu.

Tiffany yang menyaksikan ini semua, bisa merasakan sesuatu yang luar biasa indah sedang terlukis di hatinya. Dia bahkan tidak bisa menyembunyikan semburat merah sekarang, semua berkat sifat atasannya yang dapat berubah sewaktu-waktu, apalagi dengan mode yang manis sepeti detik ini juga.

Taeyeon membasuh hati-hati pergelangan kakinya, lalu menyentuhnya pelan, takut-takut akan menyakiti gadis yang lebih muda


“Sebuah gempuran, pemasaran agresif. yang akan menghidupkan kembali kondisi marketing suatu perusahaan!”

“Lalu Kita akan lihat kenaikan keuntungannya.”

“Jika kita kurangi pengeluaran.. kita demi penjualan…”

“Dan berinvestasi untuk kesejahteraan perusahaan.”

“Kita bisa tingkatkan pelayanan kita.”

“Sebagian besar dari kalian beranggapan, bahwa defisit dana pemasaran adalah momok yang menakutkan.”

“Sebenarnya bukan.”

“Kita bisa mengangani itu dengan langkah yang tepat. Demi kemajuan perusahan kita.:”

Lalu wanita di depan sana mendapatkan sejuta pujian yang di tujukan padanya sekarang. Sorak sorai dan tepuk tangan juga menggema di ruangan ini. Semua berkat wanita itu yang berhasil menyampaikan seminarnya dengan baik.

Taeyeon memang hari ini menjadi salah satu pengisi di acara kali ini. dan dia telah berhasil membuat banyak pasang mata merasa kagum akan dirinya juga semua perkataanya. Tidak terkecuali seorang gadis yang sedari tadi memperhatikannya dengan seksama.

Tiffany tau dirinya buakn siapa-siapa selain bawahan orang itu, tapi entah mengapa dia merasakan sangat bangga sekarang ini.

Dia kehabisan kata-kata untuk orang itu. kesempurnaan figurnya benar-benar membuatnya bungkam seribu bahasa.


Saat Taeyeon berniat untuk kembali menghampiri Tiffany, dia terheran karena tidak menemukan sosok itu di tempat duduknya. Dia mengedarkan pandangannya untuk mencari gadsi itu, namun di setiap sudut ruangan, ia tidak berhasil mennemukan sosoknya.

Jadi Taeyeon memutuskan untuk keluar, dan hal selanjutnya cukup membuatnya penasaran . Ada banyak orang yang sedang ramai mengelilingi sesuatu.

Begitu terkejutnya dia ketika melihat gadis itu sudah berlutut di lantai di hadapan seseorang.

Seseorang yang sangat familiar baginya,

“Berlututlah! Cepat! Kau tidak bisa memperlakukan orang sepertiku, dengan cara ini.”

“Apa kau tidak tau, betapa berharganya jam tangan itu? dan kau sekarang membuatnya pecah. Apa kau bahkan tau berapa harganya?”

“Dimana tempatmu bekerja? Aku aku perlu bicara pada seseorang disana untuk memecatmu!?”

“Tidak.. Tidak.. Ku mohon jangan..”

Gadis itu kini tengah terisak dengan keras. Dia memang baru saha menubruk seorang wanita yang merupakan anak dari presiden perusahaan yang besar. Yang kini menjabat sebagai direktur di perusahaan Ayahnya. Sialnya, Tiffany membut jam tangan yangtengah di genggam wanita itu jatuh.

“Fany-ah!”Taeyeon lalu memaksa masuk dalam kerumuanan itu, dia lalu menatap tajam wanita yang tengah mempermalukan Tiffany. lalu menarik cepat lengan gadis itu untuk berdiri.

“Apa yang kau lakukan!? Apa kau mau meyerahkan harga dirimu begitu saja!?”Tukas Taeyeon meninggikan suaranya pada gadis yang masih menangis, lalu dia menggeleng pelan karena tidak mendapatkan reaksi apapun.

Dalam hatinya dia sangat tidak terima dengan perlakuan yang di berikan pada Tiffany. lalu dia kembali menatap wanita itu  yang kini tengah tertawa pelan,

“Lihatlah.. Lihatlah..”

“Kekasihmu, Huh, Taeyeon?”

Hani. Merupakan salah satu dari mantan kekasih Taeyeon sebelum dirinya bersama Tiffany. hubungan mereka berakhir secara tidak baik-baik. Menyebabkan kedua menjadi renggang dan Taeyeon dibuatnya cukup kecewa, karena Hani telah menduakannya dengan pria lain.

Dengan umur mereka yang masih muda dulu, Taeyeon merasa bahwa hidupnya begitu hancur ketika perpisahan itu. namun memang, kehadiran Tiffany dulu mampu menata kembali keadaan hatinya.

Karena merasa perasaanya di permainkan oleh Hani, Taeyeon menanamkan benci yang begitu mendalam terhadapnya. Ini bukan pertemuan pertama ketika dia kembali berhadapan dengan wanita itu.

Sebelumnya wanita itu telah menghancurkan investasi laba yang tengah perusahaannya kembangkan. Itu adalah salah satu dari banyak sebab Taeyeon sangat tidak menyukainya sekarang.

Hani yang dulu sempurna di matanya, kini hanya menjadi onggokan masa lalu yang ia tidak akan pernah melintas di pikirannya lagi.

“Kau benar-benar wanita yang jahat.”

Hani tertawa renyah, “Benarkah?”

“Kau tidak lebih baik, Taeyeon. Lagi pula, apa yang kau lakukan dengan gadis seperti dia?”

“Aku tidak tau seleramu serendah itu.”

Taeyeon yang merasakan amarah yang berkobar di ulu jantungnya berkata,

“Enyahlah.”

Lalu dia kembali menarik lengan Tiffany untuk pergi menjauh. Meninggalkan Hani yang kini tersenyum kecut menyaksikan keduanya.


“APA KAU BAHKAN BERFIKIR, TIFFANY!?”

“KAU MEMPERMALUKAN DIRIMU SENDIRI DI DEPAN BANYAK ORANG!”

“Maafkan aku, Taeyeon..”

“Aku tidak tau jika kau serendah itu, Tiffany..”

Mendengar itu, membuat gadis yang lebih muda mendongak untuk menatap Taeyeon. Ia berharap kata-kata itu tidak benar-benar keluar dari bibirnya. Tiffany tau pendengarannya salah, Taeyeon tidak mungkin mengatakan itu..

“Aku sudah meminta maaf.. kenapa kau seperti ini?”Jawab Tiffany yang kembali menitihkan air matanya,

“Maaf? Itu tidak akan pernah cukup, Fany-ah. Bahkan untuk semua yang telah kau lakukan padaku..”

Tiffany mengangguk pelan mendengar itu. dia tidak bisa mengungkiri jika perkataan Taeyeon memang benar adanya. Maaf tidak akan pernah cukup. Maaf tidak akan membuat sesuatu yang telah pecah kembali untuk menyatu.

“Aku tau..”

“Ketika aku sudah selesai dengan magangku.. aku akan meninggalkan perusahaan. Jadi jangan khawatir,”

Taeyeon yang kini menatap arah lain, hanya bisa menahan semua air matanya. Lalu tersenyum tidak percaya, “Bisakah aku mempercayainya?”

Ada nada sindiran yang di dapat oleh Tiffany.

“Apakah itu sudah semua? Aku akan pergi.”Ucap Taeyeon hendak berbalik,

“Taeyeon-ah!”

“Bagaimana kau bisa mengatakan itu kepada seseorang yang telah meminta maaf kepadamu?”

“Apakah aku pernah berbohong kepadamu?”Tambah Tiffany pada Taeyeon yang kini kembali berbalik menghadapnya.

“Benarkah? mau aku berikan contoh ketika kau berbohong?”

“Kau. Kau mengatakan untuk mencintai Kim Taeyeon apapun yang terjadi. Kau tidak akan pernah meninggalkanku. Tapi lihatlah yang kau lakukan..”

“Kau berbohong untuk itu. dan kau menjadi orang yang begitu jahat karena melakukan itu.”

“Ketika kita berada di ambang perpisahan, kau mengakhirinya begitu saja tanpa peduli perjuangan yang telah aku lakukan dulu. Kau seperti menganggapku remeh dan tidak berarti. Kau membuatku seperti tempat yang tidak berarti dimana kau bisa datang dan pergi seenaknya.”

Tiffany yang mendengar itu merasa tidak terima. Dia juga beranggapan bahwa Taeyeon telah mengatakan hal yang sama sekali salah. Ia tidak bermaksud untuk itu, dan dia tidak mengetahui alasan yang sebenarnya.

Yah! Kim Taeyeon!”Tukasnya agak keras, sementara wanita yang di maksud hanya menatapnya dan terdiam.

“Apakah aku menyukaimu untuk apa yang kau miliki? Ya, betul! Kau sungguh-sungguh, cerdas, dan rendah hati. Kau memiliki sifat yang hangat dan menyenangkan. Kau punya pekerjaan yang stabil, Dan lebih dari apapun… kau mencintaiku lebih dari siapa pun. Itu sebabnya aku menyukaimu. Aku mencintaimu untuk semua alasan tersebut.”

Tiffany kini menangis sesenggukan, dia mulai merasakan tenggorokannya yang tercekat ketika mengatakan itu semua.

“Tapi kita sudah berjanji, Tiffany… kau melanggarnya!”

“Kau meninggalkan aku ketika janji itu tidak terlihat baik.”Taeyeon bisa merasakan air mata yang mengalir deras di pipinya.

“Di butuhkan dua orang untuk memegang janji, Taeyeon.. aku mengorbankan kebahagiaan kita. Tetapi kau juga memperoleh kesuksesanmu sebagai gantinya. Bukahkan itu cukup? Apa kau masih harus menyalahkanku?”

“Waktu itu aku kehilangan kepercayaan untuk dapat membuatmu bahagia. Aku kehilangan kepercayaan bahwa kita bisa bahagia.”

“Itu sebabnya aku ingin meninggalkanmu. Aku tahu kita seperti kaca yang pecah. Tapi jangan menghina perasaan tulus yang aku miliki untukmu.”

“Itu membuatku sangat sedih.”Lanjut Tiffany lalu hendak berbalik untuk menyudahi argument hebat mereka,

“Perasaan yang tulus? Membuatmu sedih? Apakah kau tahu berapa banyak kesengsaraan

yang kau buat kepadaku? Tiffany!?”

Tiffany yang sudah membelakanginya hanya bisa mengangguk pelan.

Aku tahu. Aku yakin aku begitu menyakitimu. Maafkan aku.”Lalu gadis itu mengayunkan langkahnya cepat dan meninggalkan Taeyeon yang masih berdiri di tempatnya. Merasakan  sesuatu yang kini sedang menghunus perlahan jantungnya.


Malam ini terlihat begitu sayu bagi Taeyeon. Dirinya tidak menyangka bahwa pertengkaran itu akan terjadi. Dan sekarang dia menyesali semua perkataanya. Jika waktu dapat di putar kembali, ia hanya ingin menarik semua kata-kata menyakitkan yang telah di tujukan untuk gadsi itu.

Percakapannya dengan Jessica memperjelas semuanya. Taeyeon harusnya sudah menyadari ini, dia harusnya tidak menjadi orang bodoh yang sama sekali tidak pernah ingin mencari tahu jawaban sebenarnya.

“Aku mengubunginya tetapi ketika aku baru selesai dengan perkataanku, dia langsung menutup pembicaraan kita, dan kini aku tidak tau bagaimana perasan dia. Tiffany pasti sedang menangis sekarang mendengar berita ini..”

“Selain karna aku ingin memberitahumu, bahwa ibu Tiffany kini sedang di rawat di rumah sakit. Dia terkena serangan jantung dan dokter sudah menyerah untuknya. Tapi.. Taeyeon-sshi.. kau harus membantuku kali ini..”

“Dia.. gadis itu mungkin terlihat sangat ceroboh dan kekanakan. Tapi dia berusaha untuk merubahsemuanya untukmu, dia melakukan itu semua demi memperbaiki kesalahannya dulu. Dia berjuang, karena tidak mau membuatmu kecewa lagi.dia mengorbankan banyak waktunya untuk berubah menjadi orang yanglebih baik.”

“Mungkin kau tidak mengetahui ini. tetapi alasan di balik dia mengakhiri hubunganya denganmu, adalah dimana dia tidak pernah merasa pantas untuk bersamamu, Taeyeon-sshi. Dia terus mengatakan maaf dan menyesal karena telah menyakitimu. Tetapi dia juga tidak bisa mempertahankan posisinya sebagai kekasihmu, di saat orang lain yang menawarkan kebahagiaan dan masa depan yang lebih menjanjikan untukmu.”

“gadis bodoh itu.. bahkan mempertaruhkan perasaanya sendiri. hari itu, dimana kau melihatnya bersama pria lain. Itu semuanya hanya bagian dari rencananya agar kau mau melepaskannya. Dan tidak mengharapkan dirinya kembali.”

“Dia rela untuk menjadi orang yang di benci demi kebaikan kalian berdua. Tapi dia selalu mengatakan, bahwa kehilanganmu adalah suatu kesalahan terbesar dalam hidupnya. Dan Dia tidak ingin mengulanginya lagi.”

Taeyeon berlari dengan gusar menuju pekarangan rumah kecil itu. air mata sudah mengalir deras di kedua pipinya. dia bisa merasakan hatinya yang terpecah berulang kali menjadi bagian yang sangat kecil. Dia merasa sangat menyesal karena telah membuat gadis itu menangis. Bahkan untuk hal yang bukan kesalahannya. Apalagi denganberita bahwa ibundanya kini tengah jatuh sakit, pasti dia telah melipat gandakan sakit yang di alami gadis itu.

Andai Taeyeon tau lebih cepat, dia tidak akan mengatakan hal-hal yang menyakiti perasaanya. Sebaliknya, dia akan menjaga gadis itu, dan membuatnya selalu dalam lindungan yang nyaman. Dia tidak akan membiarkan Tiffany semakin tersakiti karena hal yang tidak pernah pasti antara mereka berdua.

Taeyeon terus memanjatkan doanya agar sosok itu sudah berada di rumah sekarang, tangisnya tak berhenti. Sembari berlari, memori dimana dia melewati banyak hari menyenangakan bersama Tiffany kembali terlintas. Namun kejadian yang baru saja terjadi, dimana dia telah membunuh berulang kali perasaa ngadis itu mengekor di antara kenangan indah itu.

Fany-ah.. maafkan aku..

Aku tidak bermaksud untuk mengatakan itu  semua..

Maafkan aku…

Taeyeon dengan gusar mengelilingi ruangan yang ada. Dia terus mengedarkan pandangannya berharap untuk menemukan figure itu dengan segera.

Saat kakinya mulai melangkah kearah dapur, dia bisa merasakan sesuatu yang menghimpit rongga dadanya kini. Gadis itu di antara kegelapan ruangan, sedang berdiri di sisi wastafel dengan keran yang masih menyala. Namun tangisnya yang keras dapat mengalahi suara bising air.

Taeyeon berjalan mendekat, lalu menyentuh satu punggung tangannya untuk merebut perhatian gadis itu. saat dia berpaling, Taeyeon bisa melihat kecewa, luka, juga harapan yang telah mati di sorot mata itu. dia bisa merasakan bagaimana hati gadis itu tengah remuk malam ini. dia bisa menangkap perasaan perih, juga kesedihan yang mendalam di bawah pengawasannya. Hatinya seperti tersayat menyaksikan ini semua.

Kedua bola mata mereka bertemu namun tak satupun dari mereka yang mengatakan sesuatu.

Taeyeon berdoa, jika ini adalah suatu hal yang membuat figure di depannya menjadi hancur, dia meminta agar semua rasa sakit di limpahkan padanya. Jika dia bisa berharap pada surga, dia menginginkan semua rasa perih dan kecewa yang ada, untuk di tanggung oleh dirinya sendiri. bukan Tiffany.

Wanita itu menangkup wajah Tiffany dengan gerakan perlahan, dia masih bisa mendengar tangisan yang begitu perih dan tatapan  yang sangat menyakitkan.

Ketika Tiffany terpejam dan masih menumpahkan tangisnya, Taeyeon ikut menutup kelopak matanya. Lalu dia menjatuhkan kecupan lembut di kening gadis ini, menahannya agar lebih lamadisana. Agar figure di bawahnya mengerti, dan tau bahwa dia akan kembali di hidupnya. Bahwa dia tidak akan melangkah pergi lagi, bahwa dia akan selalu tinggal disisinya,

Taeyeon ingin Tiffany tau, betapa dia sangat menyesali apa yang sudah terjadi. Dia ingin gadis ini tau bahwa semua akan baik-baik saja. Dan tidak ada hal yang akan menjadi lebih buruk dan menyakitkan, karena dia akan selalu bersamanya.

Sampai kapanpun.


 -JAZZATTA-

95 thoughts on “COMPLETE CHAPTER FOUR BY JAZZATTA

  1. Baca chap yang ini menyayat hati banget,
    Syukur itu jessica ngasih tau yang sebenarnya ke taeyeon T^T
    Bayangan sorot mata Tiffany yang lagi terluka dan penuh penyesalan bikin nangis
    Typo nya ga begitu banyak kok, ga setiap paragraf ada, ga usah terburu buru thor ^^, yang penting update ^^, atau author-nim lagi mau bikin ff baru kah ?. Semangat ya Jazzatta ^^, You Are The Best ^^, Hwaiting 💪💪💪, bikin nangis terus juga ga apa apa biar aku cepet kurus 😂😂. By the way kalau misal taeng balikan lagi sama fany, semoga joong ki bisa nerima lapang dada, dan hubungan taeny ga ada yang ganggu *lirikhani 😅
    Oke see you next part ^^. 1…2…3… FIGHTING NE JAZZATTA 😄😄😄

    Like

  2. sedih amt TaeNy kisahnya, TaeNy udh sweet eeh knp msti berantem lg sih, trnyata selama ini fany berjuang berusaha memperbaiki diri dr kesalahannya dmasa lalu, itu Hani jahat amat ya knp gak dgampar aja tae, mg TaeNy balikan lg

    Like

  3. mereka sama” terluka, awalnya sweet rasa dingin gtu? tapi diakhir, jeng” dramanya…
    typo ada lh lumayan…
    setidaknya di chap ini taeny saling mengungkpkan unek” mereka walaupn hrus pake berantem dlu.

    Like

  4. Awalnya manis kok ujungnya sesak yaa sebenarnya perasaan mereka masih sama tinggal waktu saja yg bisa mempersatukan mereka benar ga?waktu dimana authornya nulis utk membuat taeny bersatu😅😆 ok gw serius sekarang tentang taeny gw cuma bisa berdoa supaya authornya membikin ceritanya ga membuat taeny bersedih lagi😡 akhirnya terungkap semua alasan tiffany meninggalkan taeyeon

    Like

  5. finally terbongkar sdh perasaaan masing”,,
    mskpn rada menyakitkan tp yg penting taeny sdh sama” tau…
    tinggal penyelesainan nya bagaimana dgn si ganteng jong kii..

    Like

  6. Bener kan, akan terjadi hal yg sweet sweet (walupun akhirnya cukup membuat sedih, cuma aku rasa ketika faktanya terungkap ya akan begini jadinya)

    Apakah taeny akan bersatu kembali? Konflik lagi nih sama si capten unyu unyu hehee

    Seoerti biasa, reques happy ending ^^

    Like

  7. baca ini serasa nonton drakor g berkedip smbil meluk bantal krn gemes taeny moment bnyk bnget, huaaa bsk hepi ending yaaa mksih ff ny jazzatta sehat bahgia sukses sll 😀

    Like

  8. Cinta TaeNy pasti kembali walaupun stlah 2thn lbh terpisah waktu dan jarak. Mgkn dgn itu mrk bisa deket lagi, berharap hehe
    Tp kasian joongki ya klo di tinggal taeyeon yg udh di cinta bgt.
    Next chap pasti lbh seru , hwaiting ya thor. Kamu berbakat jdi penulis.

    Like

  9. Perubahan sifat seseorang dikarenakan mau memperbaiki diri yg dahulu pernah mengecewakan orang lain, itu pelajaran yg didapat dari sifat dan kehidupan fany dulu dan sekarang.
    Nyesek banget lah pas baca ceritanya dan taeyeon sepertinya sdh mulai membuka hatinya kembali buat fany 😭

    Like

  10. Uuuuwh emosinal bgt ini thor apalagi menjelang ending saat taeny debat
    Sedih gue mikirin tiffany hiks😢
    Tp gue rasa ada sisi baiknya juga, setidaknya dr pengalaman pahit dan keputusasaan dia utk bahagiain taeyeon itu tiffany belajar banyak hal juga berubah jd lebih baik lg
    Terharu gue, berkecamuk rasa didalam dada gue thor wkwk

    Thanks to jessica udh mau jelasin ke taetae, kalo gak pasti makin rumit deh taeny nya

    Dannnnnn gue berharap bgt sama author kalo ini belum ending, yaa setidaknya ada epilog buat nyembuhin luka hati gue *hoekkk* 😂😂😂

    Like

  11. TaeNy moment *like it
    Finally TaeNy ngungkapin jga perasaan yg sbenarnya mrka rskan.
    Taeng-ah hbungannya sma si jong ki diakhiri scra baek” aj yaa nnti. Trus minta blikan deh sma Fany 😀
    Nice story thor….

    Like

  12. 😭😭😭😭scene terakhir sampe gak sadar menitikan air mata dan akhirnya tae tau kan seberapa menderitanya juga ppany pisah dr lo..
    Semua juga bukan kemauan ppany.. And wth siapa sih thu cwe cuma gegara jam ajahh sampe bikin ppany berlutut gt minta maaf iisshhh sini gw gantiin 😤😤😤
    Scene awal seperti yg diharapkan thor wlwpun tae tetep berusaha buat bersikap dingin tapi dia gak bisa nyembunyiin rasa khawatir sama perhatiannya,, ehh menjelang akhir drama pun mulai,, chap 5 end yahh thor?? Please dont be sad like this again..

    Like

  13. wow….wow….wow….. emang perjalanan bsnis ini adlh slah satu tkdir yg bkin mereka bkal kmbali. thanks to jessica yg uda mau mmbuka kbenaran. jdi taeyeon ga slah pham lgi.
    pnasaran bgt nih ntar klnjutannya gmna. klau mereka comeback trus joongki oppa dkmanain dunk? lnjut2!!

    Like

  14. sukur sica mengatakan kebenaran ke taeng, itu sebabnya pany dulu mutusin dia
    udah kode tuh taeny akan balikan lg
    tinggal gimana nanti taeng omong baik2 ke jungki klo di hatinya taeng cuman ada pany

    Like

  15. Haduuuhhh bikin mewek , kesian fany. Gak bisa ngebayangin kalo sicca gak jelasin semuanya. Daebaaklah ini ff.
    Ini udah end ?? Kalo iyah , gimana nasib hubungan tae sama si big bos ? Bikin epilog pliisss biar jelas. Dan pastinya TaeNy happy end yaah 😀

    Like

  16. Nangis daah hadeh tiffany malang bgt hidup mu nak sini2 kalo ateng gk mau mending sama abang aja yuk *lalu peluk manja* #DiketekkinAteng

    Like

  17. huaaaaa gue bner” puas sepuas puas nya di chapter ini 😁 chapter ini penuh dgn full taeny moment meski ttep di bumbui dgn pertengkaran” manis😂 akhir’y si tatang tau jg seberapa bsar pengorbanan tiffany..

    Like

  18. Authorr 😂😂
    Gua baca nya sampek nangis beneran thorr 😭😭
    Sumpah bikin yang baca dapet feel nya banget
    Jadi bingung deh nih mau komen kayak gimana lagi 😂
    Tapi ini masih ada kelanjutannya kan thorr?? Hehe

    Like

  19. syukurlah sica akhirx mngatakan yang sebenarx..
    nih authorx pintar banget ngacak ngacak hati readerx..aq jadi mewek gini..
    tapi ini bukan ending kan thor??
    semangat nulisx ya thor..

    Like

  20. huhuhu…
    bnr2 kisah cinta yg bkn hati tersayat2 bacanya thor.. kasian bgt tae ama pany..
    yg pasti perasaan cinta antara mrk msh sngat dalam.. taeny balikan atau gak nya itu semua di tangan author hehehe tp kalo blh request bkn taeny happy ending yee thor.. ^_^

    Like

  21. Akkrghhh cpt bgt habisnyaa😭😭
    Kpn update lagi thor?? Seru bgt ceritanya. Nnti mereka balikan lagi kan?? Tp ntr joong-ki gmn?? Kasian bgt klw ditinggalin gt aja 🙄

    Like

  22. OMEJIIII ATTAJAZZ KALIAANN LUAR BIASAA.. MAKIN CINTAA DEHH 😭👍💜❤ SAMA TULISAN NYA👍👍😭😭❤❤ . Jleebb banget pas scene si tae tau alasan si fany minta putus. Dann TERIMA KASIH BUAT JESSICA yang udh cerita sama tae😍😘😘 makin penasaran sama next chap. Btw menurut ane ff complete ini banyak sisi positif nya yg bisa buat pelajaran di kehidupan kita. BIG THX BUAT KALIAN YG MASIH NYEMPETIN WAKTU BUAT UPDATE FF❤❤💕💕 LOVELOVE💕

    Like

  23. Dan nihh buat nyesek tuk kesekian kalian,,taeny nya sama sama trluka,greget bget pas taeyeon tau alasan tiffany putusin dia,itu jessica bener” dibutuhkan tepat waktu 😙 sahabat the best y fany😍😅

    Ntah knp kalo dgn karakter tiffany yg terluka trsakit perasaan nya nyesekin bget laa thor 😢 kalo taeyeon ku brpendapat dia figure yg gentle bs melindungi dan cara bertahan nya dgn diri nya jelas”trsakit itu luar biasa hebat bs di lawannya dgn cnta tulus yg dia punya dan kebaikkan hati nya tu mw merangkul tiffany kembali ada disisi nya 😃,senang banget thor🙌 banyak point plus positif jd pengalaman baik dr figure cerita ini👍😍😆

    kalau ini masih da next chap nya 😃selalu ditunggu update’annya thor,thanks dgn karya yg slalu memuaskan 👍👏👏👏

    Like

  24. Yahhh kasian fany, udh patah hati, dibentak2, trus dikasih kabar buruk, lengkap udh sedihnyaa:(
    Untung jessica ngabarin taeyeon, jadi taeyeon gk salah paham trus, dan akhirnya taeyeon mau blk lagi sma fany, yey:3
    Yahhh emg niat baik gk selalu baik dimata org:/
    Lanjut aah

    Like

  25. huwwwaa…..gak nyangka banget sama tiffany ternyata ibunya sakit parah juga, tae pastinya merasa bersalah banget udah ngerasa dirinya yang paling tersakiti dengan perpisahan mereka tapi ternyata justru tiffany yang menurut gw udah jatuh tertimpa tangga pula, kasian tuh anak…..

    Like

  26. Kasihan bgt mommy, demi menjadi org yg lebih baik dia melepas daddy wlpun berujung penyesalan.. Dia rela bkerja part time agar tdk membebani sang umma dan untk mnjauhi kebiasaan buruknya d waktu SMA..
    Untg aj daddy belum nrima lmaranx joongki oppa. Jd kan dia bsa mnolak dan kembali lg ke pelukan mommy..
    .
    Authornim jjang!! Njir tnganx g kerting ngetik sbanyak ini..
    Kykx ini wp bkal jd favorit aing deh, aing suka cara pnulisanx wlpn ada sdkit typo 😅 ff dsni tuh cman tdri bbrp chap tp sngat brkesan dan trdpat pesan yg dpt dptik.. Dan aing syukak..

    Like

  27. Bacanya jadi nangis thor,,fany kmu sungguh sangat buaik bgt dan berhati besar berani ngorbanin perasaanmu demi tae,untung sica punya kesempatan memberi tahu tae tentang alasan fany ninggalinya,,,mgaa taeny bisa bersama selamanya,,,

    Like

  28. Sumpah nyesek banget ini gw bacanya.
    Feel sad nya berasa banget Thor.
    Ini ff bukan cuman sekedar dramanya yang dinikmatin. Tapi kudu juga diambil pelajaran. Bahwa hidup harus dijalani dengan baik. Bukan malah dengan disia-siakan.

    Like

  29. Tdk ada komentar…
    Aplausss yg meriahh saja untuk kalian berduaaa
    Yg syudah membuat cerita yg penuhhh dg dramaaa …
    Kekekekekke…
    Tp bersyukur jg, akhirnya semua mulai menemui titik terang…
    Tyusss berkarya duo duett mauttt…
    😅😅😅🤣🤭🤭😘

    Like

Ayo kasih komentar!