YOU, AGAIN. CHAPTER SEVEN BY JAZZ

Hari ini Seoul terasa begitu dingin hingga merasuk ke tulang. Hari hari dengan suhu rendah ini, membuat semua orang yang ada di kota ini berusaha untuk tetap menghangatkan diri mereka. Seperti menggunakan coat jika keluar dari perapian hangat rumah mereka.

Bahkan, semua siswa yang ada di kantin sekolah ini, kini berusaha menghangatkan tubuh mereka dengan memesan makanan panas. Sembari bercengkrama seperti pagi-pagi sebelumnya.

Namun, semua pasang mata yang ada disini di kejutkan dengan apa yang mereka tangkap. tak terkecuali sekelompok anggota cheers yang kini tengah berkumpul bersama, tanpa ketua mereka. Jelas saja, gadis itu kini baru saja memasuki area kantin sembari menggenggam erat tangan seseorang yang sangat di cintainya sekarang. Gadis yang sekarang sudah menjadi miliknya. Ada senyum bangga, ketika dia akhirnya bisa menggenggam tangan ini di depan publik. Dia hanya sering merasa frustasi sebelumnya, karena tidak bisa menunjukannya pada orang-orang kalau Taeyeon adalah miliknya.

Melihat orang lain berusaha mendekatinya, menggodanya. Ia ingin menghabisi semua orang itu. Tapi apa daya, dia tidak mempunyai hak apa-apa dan bahkan dia tidak bisa memberitahu bahwa gadis itu tengah dekat dengannya. Namun dengan status mereka kini, Tiffany bisa meyakinkan bahwa tidak akan ada orang yang melewati batas-batas interaksi, dengan kekasihnya.

“Yah. Lihatlah, lihatlah. Itu Tiffany dan Taeyeon! Apa semua rumor itu benar!?”

“Mereka berpegangan tangan!”

“Sial, benarkah!?”

Sementara, Taeyeon berjalan tanpa peduli pandangan sekitar. Bahkan, satu tangannya kini sedang membawa buku pelajarannya. Dia berjalan sembari membaca itu, tanpa mendengar bisikan yang kini sedang tertuju kepada mereka. Taeyeon adalah Taeyeon. Dirinya yang dingin, memang tidak akan pernah mencair, bahkan dengan cokelat hangat sekalipun. Hanya Tiffany. Kekasihnya yang selalu menjadi titik lemahnya akan apapun.

Ketika Taeyeon menyadari, bahwa mereka kini sudah dekat dengan meja teman-teman kekasihnya. Dia menutup bukunya dan mulai melihat kearah kumpulan itu yang kini menatap mereka tercengang.

black-pink

(Blackpink as Tiffany’s Junior)

“Good morning!”Sapa cerita ketua mereka, terhadap anggotanya yang kini masih terdiam heran menatap mereka.

“Ah, selamat pagi…”Tambah Taeyeon membungkukan badannya sebentar.

“Apa maksudnya, kalian berpegangan tangan seperti itu? yah. Jangan membuat Taeyeon malu, Tiffany-ah!”Komentar Sooyoung melihat kelakukan sahabatnya. Sementara, Tiffany hanya merengut kesal.

“Yah! Apa aku bahkan tidak bisa memegang tangan kekasihku sendiri, sekarang!?”

“Ada apa denganmu! Jjinja!”Katanya kesal. Sementara yang lainnya hanya bisa memastikan bahwa pendengaran mereka baik-baik saja. Tiffany tidak mengatakan itu. Mereka yakin sekali.

“Sunbae-nim… kalian berpacaran sekarang?”Tanya Jennie yang masih tak percaya.

“JJINJA!? OMO!”Sahut Lisa sembari bertepuk tangan kecil, senyumnya mengembang hebat.

“Waah! Chukkae, Eonnie!”Kata Jisoon senang, sementara sahabat Tiffany yang lain masih hanya tercengang. Disaat semua di meja ini sudah bersorak dan memberikan selamat mereka.

“Yah. Itu bagus untuk kalian.”Kini Jessica berbicara, sebelum kembali menyantap makannya.

Sementara Tiffany hanya tidak bisa menahan semburat merah di wajahnya. Berbeda dengan Taeyeon yang tenang sembari terkekeh pelan,

“Yaaah, akhirnya kalian bersama. Aku hanya terus bertanya-tanya, sampai kapan kalian akan membiarkan ini tanpa status?”Tukas Yuri.

“Duduklah.”Kata Sooyoung, “Tidak heran, kalian berani berpegangan tangan di depan semuanya sekarang,”katanya sembari kembali melahap bola-bola dagingnya.

“Kalian harus memakai pakaian hangat. Ini benar-benar dingin.”Kata Taeyeon yang melihat beberapa junior cheers yang hanya memakai kemeja seragam sekolah mereka.

Tiffany melirik sinis pada junir-juniornya yang mendapatkan perhatian dari kekasihnya.

“Ah! Tentu sunbae-nim! Kita aka memakainya dengan segera!”Jawab Jisoo langsung mengenakan coat yang ada di atas meja, di ikuti dengan yang lainnya.

Awalnya dia lebih memilih mengabaikan itu. Bukannya dia tidak senang, dia hanya tidak suka Taeyeon memperhatikan orang lain selain dirinya. Namun, pekrataan selanjutnya Rose semakin membuatnya naik darah. “Benar. Kau bisa merasakan, bagaimana bekunya  tanganku, Sunbae-nim.”Katanya mengulurkan tangannya

Baru saja Taeyeon mencoba meraih tangan itu, Tiffany yang melihatnya segera merebut kembali tangan kekasihnya lebih dulu. “Yah! jangan coba-coba! Ha.. JJinja!“Katanya kesal, lalu hanya di tanggapi tawaan dari yang lainnya karena melihat sisi posesif Tiffany pada gadis itu yang kini hanya terkekeh pelan.

“Lalu bagaimana dengan pemilihan ketua osis, Taeyeon? senin depan adalah penghitungan suara.”Kata Jessica.

“Yang kudengar, kau sekarang berada di posisi pertama. Tapi hanya beda tipis dengan Siwon, benarkah?”Sambar Sooyoung, gadis itu sempat terdiam. Dia menoleh kearah Tiffany sebelumnya. Lalu tersenyum, “Ah.. yang aku dengar juga begitu.”

“Yah. Tiffany. Kalau aku jadi kau, aku akan terus membantu kekasihku meraih suara yang banyak.”

“Aku sudah melakukan itu dari kemarin-kemarin! kalian tau sendiri! betapa susahnya aku”

“Benarkah? Kau tidak pernah mengatakan apapun padaku.”Kini Taeyeon menatap kekasihnya heran, Tiffany hanya cengengesan. “Aku hanya ingin mengambil peran sedikit, di kemenanganmu nanti.”

“Sedikit!? yah. Dia melakukan banyak hal gila untuk membantumu mendapatkan suara, Taeyeon-ah.”Kini Sooyoung yang berbicara,

“Kau tidak perlu melakukan itu, Fany-ah.”

“Tapi itu sudah kewajibanku untuk membantu kekasihku sendiri, Taeyeon-ah..”

“Aku tau, aku berterima kasih untuk itu. Tapi, jangan terlalu memaksakan apapun. Bahkan, jika aku tidak bisa memenangkannya. Aku tidak apa-apa.”Katanya menatap lembut Tiffany. Sementara yang lainnya hanya bisa diam-diam bersyukur, bahwa gadisi itu, Tiffany. Memang sekarang sudah bersama orang yang tepat buatnya.

Taeyeon yang selalu dingin, namun sangat hangat di waktu  yang bersamaan. Semua perkataanya yang bersifat positif dan lembut. Yang selalu sabar, untuk menghadapi apapun yang ada didepannya. Karakternya yang tenang namun, berani. Salah satu siswa paling cerdas. Dan memiliki fisik yang sempurna, wajah yang begitu memabukkan untuk siapapun yang melihatnya.

“Tapi kami yakin, kau pasti akan memenangkannya, Sunbae-nim!”Sambar Jennie, di setujui dengan anggukan cepat dari Tiffany. “Benar. kau pasti akan memenangkan ini, Taeyeon.”

“Nah untuk selanjutnya, ini adalah cara terakhirku untuk membantumu.”Tiffany mengeluarkan telfon genggamnya dan mulai membuka aplikasi kamera.

“Smileeee!”

 on Instagram

mpyrugno6dosgamb3xldqxfldznzcmty_hq

hwangtiffany : 4 days left! keep voting for her only! @taeyeonkim and see you guys on top! best regards from my girlfriend. 💋thankyou☺️💕💕


Pria itu sempat terdiam di tengah lorong. Walaupun, rasanya sangat mudah sekali baginya berjalan dan melanjutkan perjalanan. Namun, ia tidak bisa memungkiri betapa sulitnya dia untuk melakukan itu. Tidak jika gadis yang masih di cintainya kini tengah berada di penghujung lorong sembari bergurau dengan gadis berambut hitam itu yang terlihat tak mau melepaskan genggamannya.

Mereka terlihat sangat bahagia. Siwon tidak bisa memungkiri itu.

Apalagi, dengan keduanya yang kini saling menatap penuh kesungguhan. Taeyeon terlihat tersipu malu, ketika gadis itu mencoba menggodanya.

Faktanya, bukan hanya Siwon yang kini terdiam memperhatikan mereka. Semua pasang mata di sepanjang lorong juga sedang memperhatikan pasangan baru itu.

Tiffany lalu kembali menaruh perhatiannya kedepan, dia masih terkekeh pelan melihat reaksi Taeyeon ketika dia menggodanya untuk bercanda. Namun, dia sempat menghentikanlangkahnya ketika menemukan sosok Siwon yang tengah memperhatikan mereka.

Gerakannya, membuat Taeyeon juga ikut menghentikan langkahnya. Awalnya dia heran, dengan arah pandangan Tiffany. Namun, kini dia mengerti kenapa kekasihnya tiba-tiba berhenti.

“Taeyeon-ah, ayo cepat.”Kata Tiffany tiba-tiba sembari menarik satu tangan yang digenggamnya untuk mempercepat langkah mereka. Tiffany melangkah kedepan tanpa sedikitpun melihat kearah Siwon. Sementara, kedua bola mata Siwon dan Taeyeon kini bertemu. Gadis itu hanya bisa menutup mulutnya sembari mengikuti kemana Tiffany menarik satu tangannya.

Keduanya kini telah melewatkan Siwon yang menatap mereka tanpa henti. Bahkan, setelah mereka agak jauh darinya, Taeyeon menoleh sedikit untuk menemukan Siwon yang masih diam di posisinya,


“Harusnya kita jangan disini, Fany-ah. Ini dingin.”Kata Taeyeon pada kekasihnya yang kini memilih untuk meletakan bokongnya duluan di bangku atap.

“Ini satu-satunya tempat, dimana kita bisa berdua, Taeyeon-ah.”Balas Tiffany cepat sembari menarik lengan kekasihnya untuk duduk. Dia menyandarkan kepalanya di bahu gadis itu. Sembari menyatukan jemari mereka.

Rasanya seperti mimpi untuk  dapat menggenggam tangan ini kapanpun dia mau. Rasanya seperti semua apa yang di harapkannya di hari kemarin, menjadi kenyataan. Baginya, hanya kehadiran Taeyeonlah yang mampu membuatnya untuk tetap hangat. Dia sangat menyukai kapanpun, dimana gadis itu akan disampingnya. Menggenggam tangannya erat seperti sekarang.

Tiffany hanya tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya akan berjalan, jika Taeyeon tidak lagi ada di sampingnya. Dia bertanya-tanya, jika suatu saat Taeyeon akan meninggalkannya. Dia memanjatkan doa pada surga, agar momen itu tak akan pernah menghampirinya. Taeyeon adalah segala sesuatu yang dia butuhkan.

Sementara, Taeyeon hanya bisa menarik sudut bibirnya untuk tersenyum. Dia mengecup pucuk kepala Tiffany yang ada di bahunya.

Dia sangat menyukai sisi dimana Tiffany akan merekatkan dirinya. Dia merasa begitu beruntung, di tengah semua kegelapan yang ada dihidupnya. gadis ini datang membawa cahaya yang mampu menerangkan setiap jalan yang ada.

“Tiffany?”Panggilnya pelan pada kekasihnya.

“Hm?”Katanya sembari meanatap kedua bola mata coklat madu milik Taeyeon. Gadis itu sempat terdiam ketika akan mengatakan sesuatu,

“Siwon…”

Tiffany menahan napasnya untuk beberapa detik.

“Kalian pernah bersama, kan?”Gadis berambut coklat itu tak pernah menyangka jika akhirnya Taeyeon akan mengetahui masa lalunya bersama orang lain. Tak pernah sekalipun terlintas dibenaknya, Taeyeon akan menanyakan hal ini langsung padanya.

Padahal, selama ini ia berusaha untuk menyembunyikannya sementara dari Taeyeon. Namun sepertinya, cepat atau lambat gadis yang ada disampingnya akan mengetahui ini.

“Siapa yang memberitahumu?”

Taeyeon sempat menunduk, tanpa sadar dia mulai mengepalkan tangan kirinya yang terasa sangat membeku.

“Bukankah kau masih menyimpan fotonya?”Taeyeon tak mau menatap balik pengawasan itu. Masih teringat, bagaimana dia merasakan luka saat melihat foto Tiffany dan Siwon yang terlihat sangat bahagia.

Sementara, Tiffany kini benar-benar tak mampu membuka mulutnya. Dia tiba-tiba teringat, bahwa memang. Fotonya dengan siwon masih terpampang jelas dikamar tidurnya. Dia sangat menyesalinya untuk tidak segera menyingkirkan itu. Dan membiarkan Taeyeoon melihatnya.

I’m sorry.“Ujarnya pelan,

Taeyeon, look at me.”Katanya lagi, ingin merebut lagi pandangan Taeyeon. Gadis itu lalu menurut, untuk sesaat keduanya hening.

“Ini salahku untuk tidak menyingkirkan itu. Maafkan aku, kau harus melihatnya.”

“Tapi, apa yang pernah terjadi dulu antara aku dan Siwon. Benar-benar adalah masa lalu yang ingin aku hapus. Dan aku sudah melakukannya. Aku hanya tidak mau kau memikirkan hal lain. Dia hanya memori yang sudah lama hilang dari ingatanku.”Jelas Tiffany yang hanya di respon anggukan oleh kekasihnya.

I love you, and that is all i know.“Tambah Tiffany hampir tanpa bersuara. Detik kemudian, dia mengecup bibir itu yang tidak jauh dari jangkauannya. Keduanya terpejam.

Bahkan Taeyeon belum sempat membalas pernyataan Tiffany barusan. Namun ia tau, gadis itu pasti juga mengerti, bagaimana dia juga begitu mencintainya.


“Yah. Ini dia yang dari tadi kita tunggu.”Kata salah satu teman pria Taeyeon, Hyun Woo. yang merupakan salah satu partner kerjanya di organisasi ini.

Yang lainnya ikut menoleh setelah melihat Taeyeon yang kini berdiri di ambang pintu.

Tak terkecuali, Sunny dan Jieun.

“Yah, apa itu semua benar!? Kalian berpacaran sekarang?”Tanya Sunny bertubi pada sahabatnya yang kini terlihat mengacuhkan perkataan orang lain. Dan menyibukkan dirinya dengan berkas yang ada.

“Ya.”Jawabnya singkat, “OMO!””Aku tidak percaya ini.”Komentar Sunny. Sementara yang lainnya hanya bersorak gembira sembari menepukan tangan mereka.

Jieun yang kini ada disamping Taeyeon mulai mengangkat suara, “Sejak kapan?”

“Semalam.”Jawab lagi Taeyeon tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas itu.

“Dia yang menyatakan pertama padamu?”

“Ani. Aku.”

“Taeyeon-ah, apa kau yakin?”Tanya Jieun sekali lagi. Kali ini, Taeyeon menoleh. Dia sungguh tidak suka nada itu. Dimana Jieun akan sangat ragu mengenainya dengan Tiffany.

“Aku tidak pernah seyakin ini dalam hidupku.”Jawabnya. Mampu membuat Jieun terdiam. Taeyeon bangkit dari duduk.

“Aku tidak mau hubunganku dengan Tiffany akan mempengaruhi apa-apa disini. Kita harus tetap fokus.”Katanya pada seisi ruangan ini.


Tiffany tak bisa mengalihkan pandangannya dari kekasihnya yang kini terlihat sangat serius di meja belajar dikamarnya. Sekarang inilah kebiasaan mereka. Taeyeon akan menyempatkan dirinya untuk mengantar Tiffany pulang, lalu bermain bersama di kamar kekasihnya hingga malam tiba.

Tiffany yang ada di atas tempat tidurnya, tidak bisa menahan senyumnya yang mengembang ketika memperhatikan gadis itu. Dia berpikir, bahwa Taeyeon dari tempatnya berada terlihat begitu mempesona dan membuatnya gila.

“Taeyeon-ah.”Panggilnya, gadis itu hanya berdeham merespoannya.

“Yah.”

“Aku sedang sibuk, Tiffany.”Katanya tetap tak mau menoleh, Tiffany hanya mengerucutkan bibirnya.

“Aku lapar.”Kali ini, Taeyeon mau menatap kekasihnya yang menatapnya manja disana. “Kau mau kubuatkan sesuatu?”Tanyanya penuh kesungguhan.

Tiffany diam-diam kembali tersenyum, dia memuji dirinya sendiri karena kini dia telah menjadi titik lemah bagi seorang Taeyeon. Dia sangat menyukai sifat Taeyeon yang sedikit dingin, namun jika sudah menyangkut hal tentang dirinya, sosok itu akan berubah menjadi orang yang begitu perhatian.

“Bagaimana jika pasta?”Kata Tiffany. Taeyeon mengangguk cepat, “Tentu.”

“Wah, baunya enak sekali.”Kata Nyonya Hwang tiba-tiba saat memasuki kawasan dapur. Sementara Taeyeon hanya terkekeh pelan, “Selamat malam, Nyonya Hwang. Maaf mengganggu waktumu.”

Wanita paruh baya itu kini duduk di salah satu bangku disamping anak putrinya yang kini sedang bermain laptop. Menunggu kekasihnya menyelesaikan masakannya.

“Ah, kau tidak menganggu. Rumah besar ini jadi terasa lebih ramai karenamu, Taeyeon.”lagi-lagi Taeyeon hanya bisa terkekeh.

“Tiffany. Sudah Mom bilang, kau tidak boleh menggunakan laptopmu diatas meja makan.”Katanya pada anak gadisnya yang kini hanya memutar bola matanya mendengar itu.

“Contohlah, Taeyeon. Dia itu seperti calon menantu idaman. Dia pintar memasak, pintar akademis, rajin berorganisasi dan mempunyai sopan santun yang bagus. Lalu bagaimana denganmu? apa kau tidak malu pada pacarmu sendiri sekarang?”

Tiffany menghembuskan napasnya pelan, “Mom. Kau tau, Taeyeon menerimaku apa adanya. Dia mencintaiku yang seperti ini. Bukankah, begitu Taeyeon-ah?”

Sementara ibunya hanya bisa menggelengkan pelan kepalanya setelah mendengar pernyataan putrinya. Taeyeon hanya bisa kembali tertawa mendengan percakapan ibu dan anak itu.

Lalu ketiganya makan malam dengan pasta buatan Taeyeon. Nyonya Hwang sangat menyukai interaksi diantara Tiffany dan Taeyeon. Dia sangat menyukai bagaimana Taeyeon akan menatap putrinya penuh kesungguhan ketika dia sedang berbicara. Bagaimana dia akan memperhatikan setiap detail dari Tiffany. Contohnya seperti menyingkirkan pinggiran roti untuk pasta yang putrinya tidak suka. bagaimana dia akan membersihkan sisa-sisa makanan yang ada id wajah Tiffany. Dia sangat menyukai semua perhatian yang diberikan sepenuhnya untuk gadis itu.

Diam-diam dia hanya bisa bersyukur atas kehadirannya yang kini sedikit banyak dapat mempengaruhi anak gadisnya.

“Taeyeon, kenapa kau tidak bermalam saja disini?”

“Ah, aku mau saja, Nyonya Hwang. Tapi sepertinya, ayahku tidak akan mengizinkan.”Balasnya cepat, “Biar aku yang hubungi ayahmu. Bagaimana? ini sudah terlalu malam.”

“SETUJU! AKU SETUJU!”

“Yah. Bilang saja kau senang, jika Taeyeon bisa menginap disini dan tidur dikamarmu, Tiffany.”Kata ibundanya seidkit sinis terhadap gadisnya sendiri.

“Aku tidak tau kau pintar membicara pikiranku, Mom.”Balasnya dengan senyum girang,

“Anak ini….”

“Bagaimana? berikan saja nomornya.”Kata Nyonya Hwang pada kekasih putrinya sekali lagi. Taeyeon pikir, ini bukan ide yang buruk. Lagipula, belum pernah sekalipun dia bermalam di rumah orang lain. Dan jujur saja, dia juga benar-benar tidak berniat pulang malam ini. Dan menemui pria itu yang sangat tidak di sukainya karena suatu alasan.

Ketika Nyonya Hwang sekarang terfokus pada telfon genggamnya dan berdiri, kedua sejoli itu kembali melanjutkan makan malam mereka.

Ada nada sambungan beberapa kali sebelum orang yang di seberang menjawabnya.

“Ah, ya.. selamat malam. Maaf menganggu, saya Bo Young. Ibunda dari teman anak anda, Tiffany.”

“Ah, ya.. sebelumnya saya hanya ingin meminta izin anda untuk memperbolehkan putri anda Taeyeon bermalam disini karena sudah sangat malam.”

“Ah.. benarkah?”

“Tenang saja, kami akan menjaganya dengan baik disini. Ya… sedang makan malam dengan putriku.”

“Ah, selamat malam kalau begitu. Byung Hun-ssi.”

Nyonya Hwang kembali menghampiri meja makan, “Ayahmu terdengar sangat baik, Taeyeon. Dia mengizinkanmu. Dia juga memastikan apa kau sudah makan malam atau belum.”

Taeyeon terdiam, sejujurnya dia sedikit terkejut akan itu. Namun dia lebih memilih untuk mengacuhkannya, dan berkata “Ah, kalau begitu, terimakasih, Nyonya Hwang.”

“ASSA!!!”Sorak sorai yang ramai itu kini sudah terjadi di dalam fikiran Tiffany.


Tiffany tidak hentinya mengecupi leher putih susu milik kekasihnya kini yang sedang sibuk mengerjakan beberapa tugasnya. Karena rambut panjang yang kini di jepit Taeyeon, semakin memudahkan Tiffany untuk mengusilinya. Dia sama sekali tidak terganggu dengan ini. Tiffany meninggalkan banyak kecupan di punggung, bahu juga lehernya. Faktanya, dia sangat menyukai sisi Tiffany yang ini. Membuktikan bahwa gadis ini benar-benar tidak mau lepas darinya. Seperti perangko.

“Fany-ah, aku sedang mencoba fokus disini.”Katanya sedikit manahan geli yang dirasa akibat ulah kekasihnya. “

Can’t help it, you’re just too cute to be true.“Balas Tiffany menghentikan aktifitasnya dan meletakan kepalanya di bahu Taeyeon. Mengeratkan pelukannya dipunggung gadis ini.

“Cute? aku bukan anak kecil, Fany-ah.”

“Yah. apa anak kecil saja yang bisa di katakan cute? lihat aku.”Kini Taeyeon menatap Tiffany sembari menggembungkan pipinya. Membuat Tiffany tidak bisa menahan tawanya karena melihat sisi Taeyeon yang baru saja dilihatnya ini.

“Sini, biarku ambil gambarmu. Senyum!”

on Instagram

b9075edfa59d22a9fe4cd7ae14579f2c

hwangtiffany : look at how adoreable my baby is. my whole world. my boo. i really want to kiss her to death. lol.😂😍💕💋

457likes 37comments

jungjessica : yah. sejak kapan instagrammu jadi ajang pamer pacar?😑

sooyoungie : nah, hebat sekali, Tiffany. kau baru saja mengakui bahwa kalian sudah berciuman. bytheway, she is just too irresistible. can i kiss her too?☹️

yulyulk : omo. tidak masuk akal, bagaimana Taeyeon terlihat sangat cute dan sexy disaat bersamaan.😍😍👌🏻

jenniekim : OMG. URI TAEYEON SUNBAE. LOOK AT THOSE LIPS. SO KISSABLE.❤️❤️😍😍

lisalisaa : Sangat disesalkan aku tidak menemukan Taeyeon sunbae-nim duluan…😭

hwangtiffany : YAH. BERHENTI MENCOBA MENGGODA PACARKU LAGI ATAU AKAN KU CINCANG KALIAN😡


Tiffany sangat menyukai mome-momen ini. Dimana dia berada dalam dekapan kekasihnya yang kini mulai terpejam. Dia menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Taeyeon, dengan senyum mengembangnya. Dia mengeratkan pelukannya dan menarik Taeyeon untuk lebih dekat.

Malam ini begitu dingin, tapi karena Taeyeon disampingnya. Entah kenapa, ini sudah cukup hangat.

Menyadari bahwa gadis di bawahnya masih tersadar, Taeyeon kembali membuka matanya. “Sleep, Fany-ah.”katanya sembari megecup lagi kening itu. Menbuat Tiffany semakin tidak bisa tidur di buatnya. Ini seperti  mimpi yang menghampirinya lebih dulu, bagi Tiffany.

“I can’t. I’m just too happy.”

“Me too..”

“Taeyeon?”

“Hmm?”

“I love you,”

“I love you, too.”

jazz


nah. jadi sengaja ga ngasih konflik di chapter ini, karena kan mereka baru jadian tuh.

siapa tau kita yg jomblo2 kebawa seneng, kan… HA. HA.

next chapter bakal lebih, sesuatu. sekali lagi, maafin typonya ya. gue seliweran ngetiknya. bye.

119 thoughts on “YOU, AGAIN. CHAPTER SEVEN BY JAZZ

  1. Hhhh pling sk m soo yg ceplas ceplos lucu ngekek ps bag ig komenny lucu2 mksh dh buat w trhibur jazz sehat bhagia sukses utkmu hhh

    Like

  2. Hadeuhhhh…
    Tdk bisa berkata2 …
    So,… Nikmati ajaahh suguhannya…
    Kekekeke…
    Thanks sangetss thorrr…
    Udah buat mereka berbunga2. ..😅😅🤣🤣😘😘

    Like

Leave a reply to Sonemalia Cancel reply