You, Again. CHAPTER TEN BY JAZZ

Pria paruh baya itu terdiam ketika mendapati gadis yang belum familiar di wajahnya kini berdiri tepat di ambang pintu rumahnya. Gadis itu llau membungkukan badannya sebentar sebelum tersenyum ramah.

“Selamat siang, Tuan.”

Pria paruh baya itu sempat terdiam, sebelum akhirnya membalas sapaanya. “Selamat siang.”

“Saya tidak mempunyai banyak waktu untuk berbicara dengan anak sekolahan.”Tambahnya setelah menyadari bahwa gadis yang ada didepannya kini tengah mengenakan seragam.

“Ah, tentu saja. Saya hanya ingin berbicara sebentar mengenai, Taeyeon.”

Mimik muka pria itu berubah. Kini ada rasa yang berbeda di tatapannya. “Apa kau tau dimana dia sekarang?”

“Katakan padaku.”

“Maaf, sebelumnya aku tidak bisa mengatakannya padamu, Tuan.”

“Kenapa?”

“Karna jika kau tau, pasti kau akan sangat marah padanya nanti dan memukulnya lagi seperti yang terakhir kali.” Pria itu kembali terdiam. Dia membulatkan matanya. Dia begitu bingung mengapa gadis yang ada didepannya tau memgenai masalah mereka di rumah ini.

“Siapa kau sebenarnya?”Tanyanya kini dengan dalam. “Aku… kekasih putrimu.”


“Sekarang katakan padaku dimana dia, Tiffany-ssi.”Tukas pria itu setelah terduduk. Gadis itu hanya bisa tersenyum.

“Aku beritahu, jika kau berjanji tidak akan menyakitinya lagi.”

Pria itu lagi-lagi terdiam. Keduanya kini hanya berlomba menatap dalam keheningan rumah ini.

“Kau tidak mengerti bagaimana rasanya melihat orang yang kau kasihi di perlakukan buruk oleh orang lain, Tuan.”

“Aku mencintainya, Taeyeon. Dan itu sangat menyiksaku untuk melihatmu melukainya seperti itu. Apa bahkan kau sadar dengan apa yang telah kau lakukan?”

Byung Hun hanya bisa bungkam. Dalam hatinya dia menyesalkan jika gadis ini harus melihatnya melukai Taeyeon. Namun, dia juga ragu sekarang. Perasaanya benar-benar rumit. Di satu sisi, ia sedikit kesal jika ada yang berusaha mencampuri urusan keluarganya seperti ini. Namun, ia juga kini merasa lega bahwa ternyata Taeyeon juga mempunyai orang yang kini berdiri di sisinya.

“Aku tidak punya waktu untuk ini, Tiffany.”

“Begitu juga aku, Tuan Kim. Taeyeon pasti akan segera menghubungiku.”

“Kalau begitu, katakan padaku dimana!”Kini suara Byung Hun agak keras. Namun, tetap saja tak mampu membuat Tiffany goyah.

“Kenapa kau bersikap seperti itu pada Taeyeon? apa dia mempunyai salah padamu? kau tidak seharusnya menyakiti putrimu, Tuan Kim.”

“Tuan Kim, aku tidak meminta banyak darimu. Tapi, kau sendiri tau bagaimana berharga Taeyeon. Dia tidak pantas untuk di perlakukan seperti itu.”

“Setiap kali aku melihatnya menangis, atau dia meringis kesakitan. Aku hanya ingin menggantikan posisinya. Aku bersedia untuk merasakan rasa sakitnya daripada harus melihatnya terluka tanpa bisa berbuat apa-apa.”

“Aku tidak tau jelas apa yang membuatmu berlaku seperti itu. Tapi, Tuan Kim. Aku tau jauh di dalam lubuk hatimu, kau pasti juga memperhatikan Taeyeon. Aku tau mungkin kau juga menyayanginya seperti anak kandungmu sendiri.”

“Kita mungkin tidak pernah berbicara sebelumnya. Tetapi, aku hanya ingin kau tau, Tuan Kim. Bahwa Taeyeon berhak untuk mendapatkan kasih sayang seorang ayah yang pantas ia dapatkan.”

“Dia selalu mengatakan padaku. bahwa dia merindukan ayahnya.  Tetapi aku tau, kau pasti juga bisa mengambil peran itu, Tuan Kim. Aku yakin kau adalah orang yang baik. Tolong buka matamu untuk gadis sederhana yang di sekolah selalu berprestasi. Menjadi panutan banyak siswa dan mempunyai hati yang baik itu. Sekali saja, tolong dengarkan dia berbicara. Bagaimana lembut intonasi suaranya jika kau dengarkan.”

Pria itu kini terpejam. Dia bisa merasakan perasaan aneh yang membuncah di ulu hatinya. Ini terasa sangat aneh, bahkan dia bisa merasakan air mata kini mulai bertumpuk di pelupuk matanya ketika Tiffany mengatakan itu semua.

“Dia mempunyai senyum yang dapat membuat siapa saja yang melihatnya jatuh hati. Dan aku yakin, bukan hanya aku dan yang lainnya. Tetapi kau juga, Tuan Kim. Dia mahir sekali memasak. Apa kau tau itu?”

“Dia orang yang serius jika mengenai hal akademis dan organisasi. Namun, dia juga orang yang manis dan hangat ketika dia di kelilingi oleh orang yang menyayanginya.”

“Oh, apa kau tau? dia baru saja terpilih sebagai ketua osis. Itu benar-benar membuatku bangga sebagai kekasihnya. Tetapi aku yakin, kau sebagai seorang Ayahnya. Pasti merasakan hal yang sama. Bahkan, lebih dari apa yang ku rasakan.”

Tiffany ikut terisak ketika melihat Tuan Kim kini menitihkan air matanya. Dia mencoba menahan suara tangisnya yang keluar dengan satu telapak tangannya. Wajahnya memerah dan basah. Terlihat jelas sekali bahwa dia benar-benar merasakan penyesalan dan kesedihan yang begitu besar.

“Apa kau pernah melihat wajah damainya jika dia sedang tertidur? itu benar-benar menenangkan mengetahui bahwa dia nyaman dalam tidurnya. Kau harus mencoba untuk memeriksa kamarnya ketika malam hari.”Tambah Tiffany tersenyum hangat sembari sesekali menghapus air matanya.

“Dia sangat menyukai ice cream. Dia biasamemakannya bersama Ayahnya dulu. Apa kau tau itu, Tuan Kim?”

“Aku harap, kau bisa memperlakukannya seperti sesuatu yang paling berharga di dunia ini.”

“Anak itu… aku sangat mencintainya. Dia telah memgubah banyak aspek dalam hidupku. Taeyeon seperti bunga yang bermekaran di musim semi nya. Begitu indah, sampai kau tak ingin melukainya bahkan degan tangkai sekalipun.”

Priaparuh bayu itu semakin terisak dibuatnya.

“Taeyeon… akan tinggal beberapa waktu denganku, dan keluargaku Tuan Kim. Sampai saatnya dia tiba disini lagi, aku harap kau akan memperlakukannya dengan sangat baik.”


“Nah, bagaimana dengan bagian dekorasi?”Kini Taeyeon melemparkan pertanyaan selanjutnya untuk siswa yang bertanggung jawab atas bidang itu.

“Kami sudah memesan beberapa curtain dan dekorasi untuk langit-langit lebih dulu. Lalu selebihnya kami akan selesaikan sendiri dengan bantuan kelas dua.”Jawab Hyun Woo pada ketuanya yang kini tengah duduk di kursi panasnya.

Anggota osis sekaligus belasan panita ini memang sedang membicarakan tentang acara akhir tahun mereka di tahun senior. Prom Night. Yang di adakan oleh sekolah mereka setiap tahunnya. Dimana ank-anak akan memakai gaun dan setelan jas yang elegan. Di dampingi pasangan masing-masing, mereka akan menari dan berdansa di bawah alunan musik dan lampu kemerlap.

Acara bergengsi yang selalu di nantikan oleh siswa siswi tahun senior di sekolah mereka. Jelas saja, karna disana mereka bisa melepas penat mereka untuk sejenak dan bersenang-senang bersama. Di kelilingi hangatnya seorang teman dan sahabat.

“Ah ya, itu bagus. Lebih dulu kerjakan hal hal yang sulit.”Komentar Taeyeon di ikuti anggukannya.

“Kita juga mendapat bantuan anak cheerleaders. Mereka akan membantu mendekorasi di aula sore ini.”Tambah lagi Hyun Woo.

“Ini aneh, mereka tidak pernah terlibat dalam kepanitaan sebelumnya. Mereka biasanya dengan angkuh melimpahkan itu semua untuk kita setiap tahun.”

Taeyeon terkekeh mendengar itu, “Benarkah? aku tidak tau karna aku anak baru disini. Kalian lupa?”Katanya.

Sunny ikut tertawa sebelum akhirnya berkata, “Kalian lupa juga, jika ketua cheerleaders sekolah kita juga merupakan pacar ketua osis kita sekarang?”

Hyun Woo menepuk jidatnya sendiri kali ini. Lalu semua tertawa pelan terkecuali Taeyeon yang bisa merasakan pipinya yang menghangat,

“Ketua berpacaran dengan ketua. Ketua dan ketua. Aku pusing. Kalian sungguh perfect, “Kali ini Tzuyu berkomentar. Membuat Taeyeon terkekeh pelan, ketika yang lainnya bersorak sorai untuknya.

dalam hati dia berterima kasih kepada kekasihnya yang pasti mengambil peran juga dalam keterlibatan anak cheerleaders.

Terima kasih, Fany-ah…

“Sudah-sudah, kita harus berterimakasih pada mereka nanti.”

Di saat itu juga, pintu mereka di ketuk. Lalu kepala sekolah wanita mereka berjalan memasuki ruangan seiringan yang lainnya berdiri dan menyambutnya. “Maaf menganggu rapat kalian.”Katanya.

“Ah bukan apa-apa. Mrs. Ju.”balas Taeyeon sembari tersenyum. Wanita itu lalu tersenyum lagi, “Taeyeon, bagaimana persiapan Prom pekan depan?”

“Ah ya, Mrs. Kita sudah membicarakannya dan persiapan sudah hampir 70% selesai.”

“Bagus-bagus.”

“Ah ya, Taeyeon. Aku kesini untuk meminta bantuanmu. Hari ini ada murid pindahan dari Australia. Ajaklah dia berkeliling dan perkenalkan lagi lingkungan sekolah kita. Aku mempunyai urusan. Tolong jaga dia, okay?”Kata wanita itu sembari menepuk punggung belakang siswi favoritenya. Selain karna jabatan Taeyeon, dia memang merupakan salah satu yang terbaik dalam bidang akademis.

“Ah, ya.. Tentu saja Mrs. Ju.”

“Okay. Terimakasih semuanya.”Katanya berpamitan. Meninggalkan ruangan.

“Apa dia bilang, Taeyeon? anak baru? dimana dia sekarang?”

Gadis itu mengedikkan bahunya. “Aku juga tidak tau. Sebaiknya kita cari dia.

“Baik, Ketua.”Jawab anggotanya serempak.


Banyak sekali pasang mata yang kini tengah memperhatikan gadis berambur hitam yang kini menjabat sebagai ketua osis itu. Dirinya ikuti beberapa anggotanya menembus angin dingin lorong sekolah. Keenamnya memang kini sedang memakai alma mater organisasi mereka. Terlihat lebih berkelas dan berbeda dengan siswi biasa.

b0d102170f104030bf39a36bc6599e59

“Taeyeon-ah!”Panggil seseorang dari arah belakang. Taeyeon menghentikan langkahnya sembari berbalik untuk menemukan kekasihnya yang kini berlari kecil menghampirinya.

Tiffany langsung mengecup bibir kekasihnya sekilas, dengan keadaan dimana semua pasang mata memperhatikan mereka. “Aku sedang ambil break dari latihan, tapi ini makan siangmu. Ibuku yang membuatnya. Oke. Sampai nanti sore!”Katanya langsung pergi. setelah menyerahkan bekalnya tanpa memberikan kesempatan untuk Taeyeon meresponnya.

Gadis itu hanya bisa terkekeh dan menggeleng pelan,

“Wah, kurasa tidak ada salahnya berbagi pada kami, ketua.”Kata Hye ri sembari cengengesan. “Tentu. Kita akan makan bersama nanti setelah bertemu dengan si anak baru ini.”

“Ah iya… benar juga, dimana dia ya?”

Pada saat itu juga, ada keramaian di penghujung lorong disana. Mereka tengah berbisik sembari memperhatikan seorang gadis. Dan Taeyeon yakin pasti dia orangnya.

“Aku rasa, dia orangnya ketua.”Kata Hye Ri lagi. Lalu di jawab anggukan oleh Taeyeon. “Sebaiknya kita hampiri dia.”

Taeyeon menarik satu tangan gadis itu untuk di raihnya. Rambutnya berwarna hitam kecoklatan jika di lihat dari tempatnya berdiri.

Dan,

Yang selanjutnya cukup membuat dunia terasa berhenti bagi Taeyeon. Dia bahkan tak bisa berpikir jernihh sekarang. Dia tidak percaya dengan apa yang kini pandangannya tangkap. Ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa semua ini tidka nyata. namun, tidak peduli seberapa keras ia mencobanya. Ia  tau, jika itu semua percuma karna gadis ini kini tepat di hadapannya.

Dia berdiri disana, dengan kedua bola mata indah yang kini menatapnya hangat, Dia tidak pernah berubah, selalu bisa membuat Taeyeon merasa seperti orang bodoh.

“Irene-ah…”

“Taeyeon.”


“Aku ingin bersamamu, Taeyeon-ah”

“Jangan seperti ini…”Gadis itu terisak hebat. Jemarinya berusaha mencengkram bahan baju yang melapisi hatinya. Ini terasa begitu sakit. Dia hanya tidak mampu untuk menahannya. Dia ingat, bahwa gadis yang ada di depannya berjanji bahwa dia tidak akan meninggalkannya.

Tetapi, Irene tidak mendapatkan janjinya dari Taeyeon. Dia selalu berusaha untuk meyakinkan kekasihnya bahwa semua akan baik-baik saja. Mereka akan bisa melewati segala rintangan yang ada. Namun, dia tau dia telah mengecewakan Taeyeon lebih dulu.

Dia di paksa untuk sekolah ke luar negeri, dan itu cukup membuat Taeyeon terpukul. Irene menyalahkan dirinya sendiri untuk itu.

Namun, sungguh di hatinya dia tidak ingin hubungan mereka berakhir seperti ini. Dia sangat mencintai Taeyeon untuk melepaskannya. Dia ingin berada di sisi gadis ini sampai kapanpun.

Sementara gadis yang ada di hadapannya lebih dulu menangis. Ia sungguh tidak mau melakukan ini, tetapi ia tau. Ini semua demi masa depan Irene yang lebih cerah. Ia tidak mau menghancurkannya. Dia ingin yang terbaik untuk kekasihnya. Apapun itu, meski dia harus mengorbankan hubungan mereka sekalipun.

“I’m so sorry…”Jawabnya sembari menghapus air mata kekasihnya. “I’m sorry, Irene-ah…”

Lalu dia menyatukan kening mereka. Dia bisa melihat luka dan kekecewaan di bawah pengawasan Irene. Dia membenci dirinya karena tidak bisa melakukan apapun untuk itu. 

“Jadi, bagaimana Australia?”Tanya Taeyeon belum berani menatap mantan kekasihnya yang sekarang tengah memperhatikannya dari samping.

Gadis itu terkekeh pelan, “Tidak terlalu menyenangkan. Mungkin karena tidak ada kau disana.”

Taeyeon mengutuk dirinya yang kini masih bisa merasakan getaran itu di rongga dadanya. Dia tidak seharusnya merasakan ini. Ia begitu yakin bahwa perasaanya telah lama hilang.

Karna tidak mau terlarut, Taeyeon segera mencari pertanyaannya yang lain. Karna ia tau, bahwa situasi mereka kini telah berbeda. Namun, apa mau di kata jika gadis di sampingnya ini.

Adalah cinta pertamanya.

“Bagaimana akademismu disana?”

Irene tertawa renyah. Dia jelas menyadari bahwa Taeyeon berusaha menghindari jawaban sebelumnya.

“Tidak terlalu membuat orang tuaku bangga. Aku masih di bawahmu jika mengenai matematika.”

Kini keduanya tertawa pelan. Irene masih bisa merasakan kupu-kupu itu yang telah lama absen dari hatinya. Mungkin karena Taeyeon memang telah lama beranjak dari sisinya.

“Tapi ini hanya dua tahun. Kenapa? Kau masih bisa menyelesaikannya disana.”

Irene terdiam, dia bahkan menyadari bahwa Taeyeon masih belum mau menatapnya.

“Aku… mencarimu, Taeyeon-ah.”

Kali ini Taeyeon menoleh, dia bisa melihat kedua bola mata itu yang melembut menatapnya.

“Aku… merindukanmu.”Tambah Irene kini sukses membuat gadis yang di sampingnya terdiam seribu bahasa.

“Irene-ah, itu bukan alasan yang masuk akal untukmu membatalkan studi disana.”

Gadis itu kembali menoleh. Ia kini bangkit dari duduknya meninggalkan Taeyeon di belakang,

“Bagaimana jika ku katakan, itu benar-benar alasanku?”

“Aku… merasa ini tidak adil, Taeyeon-ah. Aku disana selalu menghabiskan hariku, denganmu di dalam kepalaku setiap hari.”

“Di lihat dari jawabanmu, kau sepertinya sudah benar-benar melupakanku. Kan?

Taeyeon yang sedari tadi terdiam mendengar setiap perkataan mantan kekasihnya, kini ikut bangkit dari duduknya. Meraih satu tangan gadis itu untuk di dekapnya.

Bagaimanapun, dialah yang mengakhiri huhungan di antara mereka secara sepihak.

Dia berusaha meyakinkan dirinya dengan keras sekarang. Dia adalah milik Tiffany.

Tapi, tidak bisa di bohongi jika dia sangat merindukan, Irene disaat yang bersamaan.

“Berhenti berbicara hal-hal yang bodoh. Aku juga, merindukanmu.”

“Tae, ada apa?”Tanya Tiffany pada kekasihnya yang sudah beberapa kali terdiam. Padahal, mereka kini tengah mendekor aula bersama siswa yang lain. Namun, Tiffany selalu menemukan kekasihnya terdiam dengan pandangan yang kosong.

“Ah, bukan apa-apa, Fany-ah.”Jawabnya seraya membelai lembut rambut halus kekasihnya.

Dia diam-diam mengutuk dirinya sendiri karena jawaban itu. Taeyeon bahkan sudah berjanji bahwa dia akan lebih terbuka padanya. Namun, disinilah dia. Masih saja melanggarnya sendiri.

Taeyeon hanya tidak ingin, Tiffany tau tentang ini. Tentang Irene yang baru saja pindah ke sekolah ini. Tentang cinta pertamanya yang kembali hadir di jalan cerita hidupnya.

Apa yang akan Tiffany katakan nantinya? Taeyeon merasa sangat pengecut karna tak berani atau bahkan ragu untuk mengatakan yang sebenarnya.

Dia bahkan tadi tidak juga memberi tau pada Irene, bahwa kini dia sudah mempunyai orang lain. Bahwa dirinya kini adalah milik Tiffany. Dia sendiri pun berada dalam kebimbangan yang besar. Apa itu di lakukannya karena dia ingin menjaga perasaan Irene? Atau dia hanya seorang pengecut yang masih mempunyai perasaan itu yang telah lama hilang?

“Kau tau, jika ada yang mengganggu di fikiranmu, kau bisa ceritakan semua padaku, Tae. Aku disini, sayang. Aku akan mendengarkanmu.”Tatapan Tiffany melembut.

Taeyeon tidak tau apa harus di rasakannya sekarang. Perasaan bersalah yang hebat yang kini membuncah di ulu hatinya. Namun, disana dia juga mengucapkan syukur karena surga telah mengizinkannya memiliki Tiffany. Seseorang yang sangat mencintainya, yang bahkan tidak pernah sekalipun meragukan dirinya.

Dan disinilah dia, masih berkutat dengan perasaan bodohnya sendiri.
Taeyeon mengecup kening kekasihnya. Lalu dia tersenyum, “Terimakasih, Fany-ah…”

“Nah, dekorasi untuk hari ini, kita sudahkan sampai sini dulu.”Kata penganggung jawab dekor, Hyun Woo pada siswa siswi yang ada di aula.

“Aku juga ingin berterima kasih pada ketua cheerleaders kita, Tiffang Hwang karena telah mengizinkan anggotanya membantu kami.”
Lalu tepuk tangan dan sorak ikut memenuhi aula.

“Ini bukan apa-apa, kita juga senang bisa membantu kalian. Mari buat prom tahun ini menjadi sangat berharga!”Sambut Tiffany kembali di ikuti sorak sorai yang ada.

“Lagi pula, aku tidak mungkin membiarkan pacarku selalu pulang malam sendirian. Jika seseorang menggodanya dan aku tidak ada, akan menjadi masalah besar.”Tambahnya lalu di sambut tawaan oleh yang lainnya. Sementara Taeyeon hanya menahan semburat merah di wajahnya kini.

“Aww, bukankah ketua begitu lucu sekarang?”Kata Tzuyu lalu semua orang nenyetujui pernyataanya. Sementara Tiffany hanya terkekeh melihat kekasihnya tersipu malu.

“You’re so cute when you blushing”Kata Tiffany sebelum akhirnya dia mengecup pipi kekasihnya di depan banyak pasang mata siswa lainnya. Membut mereka bersorak gembira melihat kejadian langka barusan.

“Selamat pagi, kelas 3A! Hari ini kita kedatangan murid baru dari Australia. Silahkan perkenalkan dirimu, Irene-ssi.”
Tiffany sempat memperhatikan gadis yang ada di depan sana dari ujung rambutnya hingga kaki. Dia berpikir, gadis itu mempunyai paras yang cantik.

“Selamat pagi. Aku, Irene. Murid transfer dari Australia. Kuharap kalian bisa menerimaku dengan baik.”Katanya sembari memperkenalkan dirinya.

“Yah, Tiff. Dia mempunyai badan yang bagus untuk menjadi anggota cheers. Don’t you think?”Bisik Jessica pada sahabatnya. Tiffany hanya menjawabnya dengan anggukan dan tidak terlalu memikirkan gadis itu.

Dia justru meraih handphone di sakunya dan mulai menulis pesan untuk kekasihnya di kelas lain.

[Tiffany: 08.10am] Taetae, ternyata ada anak baru di kelasku. Btw, aku akan ke kelasmu saat istirahat pertama. Okay?

[Taeyeon: 08.12am] Benarkah?:) okay. I’ll see you later ok?

[Tiffany: 08.13am] see you, baby. I love you❤️

[Taeyeon: 08.13am] i love you❤️


Irene sedikit bersyukur karna setidaknya kini dia telah
mempunyai dua teman baru di kelas ini. Wendy dan Joy. Merekalah yang langsung menyambutnya dengan riang, bahkan bisa di katakan mereka juga yang hanya mengucapkan perkenalan di kelas ini.

Selain karna kelas yang lumayan ribut, sebagian dari mereka hanya sibuk memperhatikan sosok gadis yang sedikit terlihat angkuh sedang bergurau dengan teman-temannya.

Irene sempat menyadari gadis itu sebelum dia masuk ke kelas ini. Dia berpikir bahwa gadis itu mempunyai paras yang mempesona. Aura yang begitu kuat dan seperti membuat semua orang tertunduk untuknya.

“Jangan terlalu memperhatikannya.”Kata Wendy tiba-tiba,
“Huh?”

“Iya, kau sedang melihat kearah Tiffany sekarang.”Balas Wendy lagi. “Akan lebih baik jika kita tidak berurusan dengannya.”

“Aku tidak berencana untuk mencari masalah dengannya.”Jawab Irene lalu mengalihkan pandangannya ke papan tulis.

“Itu bagus. Dia salah satu siswi paling poluler disini. Bersama sahabat-sahabatnya itu yang merupakan anggota cheerleaders dan dia, ketuanya.”
Irene hanya bisa mengangguk kecil mendengar penjelasan singkat teman barunya itu.

“Dia juga merupakan pacar ketua osis kita.”

“Oh, Benarkah?”

“Ya. Yang kudengar mereka mulai berpacaran secara resmi beberapa waktu lalu. Bahkan si ketua osis menyebutkan namanya di pidatonya. Bukankah itu menggemaskan?”

Irene lagi-lagi hanya bisa mengangguk pelan. Dia juga sebenarnya sependapat dengan Wendy. Dia berpikir, bahwa mereka mempunyai hubungan yang lucu yang pasti siapa saja akan iri jika mengetahuinya.

“Nah, biasanya di hari rabu seperti ini, menu kantin yang paling lezat!”Tukas Jog pada teman barunya yang kini mulai main bersamanya dan Wendy.

Mereka bertiga lalu menduduki meja yang biasa keduanya tempati. Larut akan berbagai pembicaraan mengenai kehidupan pribadi Irene. Untuk mengenal satu sama lain lebih baik.
Namun tiba-tiba…

“Yah. Lihatlah si pasangan lucu itu.”Kata Wendy dengan arah pandangannya yang di belajangi oleh Irene.

“Siapa?Tanyanya.

“Siapa lagi kalau bukan si ketua cheerleaders dan ketua osis.”Sambar Joy sembari mencoba mengunyah daging asapnya.

“Oh itu yang kau katakan tadi padaku kan?”Kata Irene pada Wendy dan dia hanya menjawabnya dengan anggukan.

“Tiffany Hwang sangat beruntung karna bisa mendapatkan Kim Taeyeon yang

sempurna dalam segala aspek.”
“Kim… Taeyeon?”Tidak bisa di pungkiri bahwa Irene benar-benar terkejut sekarang.

“Ya. Ketua osis kita.”
Pada akhirnya, Irene kini memilih ikut menoleh. Betapa dia bisa merasakan rasa sakit itu yang meluas di hatinya ketika mendapati Taeyeon kini sedang bersama seorang gadis berambut coklat sembari berjalan berdampingan. Di ikuti teman-teman mereka di belakangnya.
Irene tidak ingin mempercayai ini. Dia… hanya belum siap menerimanya.

Sementara di sisi lain, Taeyeon bisa melihat keberadaan Irene yang kini tengah memperhatikannya dengan Tiffany. Pandangan mereka sempat bertemu sebelum akhirnya tatapan Irene jatuh pada satu tangannya yang kini di genggam erat oleh Tiffany.

Ia bisa melihat jelas tatapan kecewa itu yang kini menghiasi wajah cantiknya.

I’m so sorry, Irene-ah…

Dan untuk pertama kalinya. Taeyeon merasa dinding keteguhannya goyah hanya karena cinta pertama yang kini kembali dalam hidupnya.

Sumpil ih jari gw keriting ngetik di hape. Maklum lg di kereta cuy. Yaudah semoga suka ya. ❤️

103 thoughts on “You, Again. CHAPTER TEN BY JAZZ

  1. Cemungudhhh thorrr…
    Amploppp kog bisa keriting sich…
    Sini tak bantu nyatok biar mbalek lurus lg…
    Wkwkwkwk…
    Pokoke makin dag dig dug dech…
    Badai mulai datang melanda nich…
    Kira2 numpang lewat doank, apa menetap sebentar yaaa..??
    Hadeuhhhh…
    Kog jd diri qyuhh yg rempong….
    Anyway…
    G usah bimbang Tae…
    Sejak awal garismu emang sama pany-ah…
    Mantafffkan hatii ajaaa,…
    Tambah sekarung beras biar tambah beratt…
    Kekekekek…

    Apaaan se…?? 😅😅🤣🤣🤣
    Tyusss berkarya thorrr, cemunguddhhh… 😘😘😘

    Like

Ayo kasih komentar!