Catching Feelings CHAPTER 1 BY ATTA

Anyeongggg chingguudeulll!

long time no see!

I’m sorryyy it toooooook me soooo longgg to updateeeee!

i was really busy with my college entrance exams and stuff like that 😦

but dont worry! aku bakal tetep lanjutin She Keeps Me Warm kok! 😉

tapi berhubung UN, USBN, SBMPTN udah deket banget nihhh, jazzatta gaakan mungkin update seseriiinggg duluuu hihiiii! ^^ harap dimaklumi yaaa! nanti kelar semua kan ada nganggur tuh berbulan2 wkwk tepatnya 2 bulan si 😛

but anyway! ngga usah dipikirin! yang penting kita bakal ttp update kok!

nah ini selanjutnya judulnya Catching Feelings, aku bakal lanjutin ini terus entah bakal diselingin she keeps me warm apa enggak, anyway ini dimohon banget ya berhubung rada banyak bahasa inggrisnya, yang mau baca dan ngerti banget ditaikin dikittttttttt banget yahh english nya :3

hehe anyway! enjoy!


Ugh come on…!” gadis itu menggerutu sembali mengubah posisinya pada tempat tidur yang nyaman itu, sementara kedua gadis yang mana adalah sahabatnya itu sibuk merapihkan beberapa kertas dan alat-alat yang mereka butuhkan untuk project membuka musim panas.

Excuse me, Princess Tiffany?” sahut salah satu gadis yang berambut pendek dan terang itu. Membuat Tiffany menoleh.

What?” jawabnya sembari mengalihkan pandangannya kembali pada layar kecil terang itu.

“Sejak satu jam yang lalu hanya aku dan Sooyoung yang mempersiapkan ini, sementara tuan putri asik bermain Pokopang.” Ujar gadis itu lagi,

So, what? I promised you guys Pepperoni Pizza, Pizza Margherita, Pizza Marinara, Maltese Pizza, New York Deep Dish Pizza, isn’t that enough?”

“Yah, secara teknis, itu cukup, but–..”

There’s no buts. That was the deal.” Potong gadis berambut panjang dan hitam itu. Membuat gadis jangkung itu terkekeh,

“Ya Sunny, tidak apa. Lagipula ini tidak banyak, tidak sebanding dengan Pizza-pizza ku yang lezat.”

“Kau dan perut tonk-mu” gumam Sunny sembari menarik nafas kecilnya, membuat kedua gadis lainnya tertawa kecil.

“Bagaimana dengan Tyler, Fany-ah?” ujar Sooyoung masih sibuk dengan kertasnya, Tiffany hanya mendengus kesal sembari bangkit dari tempat tidurnya, mengganti celana jeans nya dengan short pant dan mengganti atasan-nya dengan kaus putih knot front hadiah favoritnya.

I don’t know. He’s kinda busy.” Ujarnya singkat lalu kembali ke ranjangnya.

Busy my ass.”

“Syoung-ah!” sahut Tiffany kecil.

Sorry.

“Aku mengerti maksud Sooyoung. Fany-ah, it’s not healthy anymore. Tidak bisa-kah kau lihat pacarmu itu seringkali menghiraukanmu?” Tiffany mengangkat sebelah alisnya, ia sungguh tidak suka kemana arah percakapan ini berjalan.

Let’s not start again.” Ujar gadis berambut hitam itu sembari meletakkan ponselnya.

We should. He’s been ignoring you a lot lately.” Sooyoung kini tidak tinggal diam, ia menoleh mendapatkan mata sahabatnya yang sedang memperhatikan dirinya dan Sunny.

“Dia tidak mengabaikanku, dia hanya sibuk dengan kompetisinya.” Sunny dan Sooyoung mengambil nafas berat, lagi lagi sahabat mereka terus membela pria yang sudah jelas-jelas tidak pantas untuknya.

Right. Sudah berapa kali ia menghubungi-mu hari ini?” tanya Sunny singkat. Tiffany hanya mengalihkan pandangannya pada jendela, tidak ingin sahabatnya memaksanya untuk menjawab.

“Sudah berapa pesan yang ia kirimi hari ini?” Lanjut Sooyoung.

“Atau sudah berapa kali ia membalas pesan atau panggilanmu?” Sunny tidak berhenti sampai disitu.

Okay. Enough, alright?” Tiffany kini menarik nafasnya berat. Seakan mengerti kenyataan yang disapu di depan wajahnya.

Just, talk things out with him.”

I don’t know, Syoung-ah.” Ujar Tiffany pelan, suaranya sedikit parau.

“Aku tahu bagaimana perasaanmu. Just, think about it again, okay?”

Dengan itu Tiffany mengangguk pelan sembari tersenyum, bersyukur akan kehadiran dua sahabat dihidupnya.

You deserve so much better, Fany-ah

I know Sunny, maybe i still care about him.”

Maybe, but hey! Michael mengajakmu keluar beberapa kali kan?”

A few times after school.”

There you go! Just give it a shot Fany-ah!

Yeah! Maksudku, kau tahu. Michael! Your old crush!”

 

“Aku tidak tahu. Mungkin lain kali, there’s still Tyler, remember?” gadis itu lagi lagi menarik nafasnya kecil.

“Mari kita singkirkan dulu Tyler dan ambil ponselmu, and then say “Yes” to Michael, and “Let’s hang out!” easy, right?” ujar Sooyoung diikuti tawa kecil Sunny.

Just—give me some time, okay? I’ll think about it don’t worry. I don’t want to be misarable and stuck single for my whole life anyway.”

That’s a spirit!” sahut kedua sahabat itu lalu tersenyum sembari melanjutkan pekerjaan mereka.

“Oh, and by the way, apa yang akan kalian lakukan selama libur musim panas?” tanya Tiffany sembari melanjutkan permainannya.

“Aku akan mencoba magang di tempat Appa, mungkin?” jawab Sunny singkat.

“Aku akan berlibur dengan keluargaku lalu magang diperusahaan pamanku, mungkin? Bagaimana dengan mu Tiff?”

You guys have no fun. Let’s go to Hawaii!” ujar gadis ceria itu lalu menatap kedua sahabatnya yang hanya merespon dengan mulu terbuka dan mata yang sedikit lebar.

Easy for you to say! kau tidak perlu magang diperusahaan tempat Ayah-mu bekerja dan mendapat banyak tekanan karena Ayahmu lah yang miliki salah satu firma hukum terbaik di negara ini!” ujar Sunny sembari melemparkan tatapan tajamnya pada gadis itu.

“Oh ayolah! Aku sudah menawarkan kalian untuk magang di tempat Daddy, kalian yang menolak!”

“Kau tahu kita tidak menolak, lagipula apa yang terlintas dipikiran orang yang menolak tawaran pengalaman difirma hukum terbaik di negara ini? It’s just about time. We both want to experiece the “real experience” first, okay?” Sunny hanya mengagguk, setuju akan perkataan Sooyoung,

“Lagipula siapa yang mau menolak mendapatkan sertifikasi dan isian magang itu? Akan sangat menambah nilai jual aplikasi-ku, kau tahu?” Tiffany hanya terkekeh mendengar itu.

I’ll tell Daddy. Daddy sangat ingin memiliki tiga putri bekerja dengannya, “It’ll be so much fun!” katanya.” Membuat kedua sahabatnya terkekeh, “Tell him we’re sorry, okay?”

Don’t worry, Daddy is an undestanding man.”

That he is.”

How about Pizzas tonight!?” Kedua sahabatnya itu menoleh, menggelengkan kepala mereka dengan cepat seakan tidak setuju dengan pernyataan barusan.

“Yah! I’m full! We just ate three bowls of Jjangmyeon!”

“Itu kau dan Sunny, i haven’t even eat my dinner yet!”

“Fany-ah, besok? Please? Aku ingin menikmati Pizza itu dengan tenang!”

Alright, alright. I’ll just warm up Lasagna that my MOM cooked” ujar Tiffany sembari menekan kata “Mom”, ia tahu apapun yang dibuat ibu tercintanya tidak akan seorangpun yang menolaknya, membuat Sooyoung menggigit jarinya.

“Kalian pasti tidak akan mau kan, you guys are full, right?” sungguh kedua sahabat itu dapat melihat senyum licik gadis berambut hitam itu.

Uh-uh y-yeah, we’re full.”

I’m not!!! Sooyoung is!” sahut Sunny.

Okay, i’ll bring you some, how about you Syoung-ah?”

I-im f-full.”

Suit yourself.” Ujar Tiffany sembari bangkit dari tempat tidurnya menuju pintu.

Dammit! Tunggu! Sepertinya masih ada ruang di perutku, aku yakin itu cukup menampung semangkuk lasagna itu!” ujar Sooyoung membuat kedua sahabatnya tertawa.

Malam itu mereka habiskan dengan mengerjakan sisa tugas yang seharusnya seminggu lalu selesai dan menceritakan satu sama lain cerita kehidupan mereka yang terlewat selama beberapa minggu terakhir. Berada dikampus dan jurusan yang sama yang mana adalah Hukum memang membuat mereka semakin terikat satu sama lain, tetapi dikarenakan beberapa minggu terakhir yang penuh dengan jadwal sibuk akhir semester mereka. Ketiganya memang tidak bisa terlepas sejak kaki mereka masih menginjak bangku dasar sekolah, bahkan hingga tahun ketiga mereka di salah satu universitas terbaik di Korea.


Gadis itu melemparkan tubuh kecilnya pada sofa coklat panjang itu, melihat jam dipergelangannya menunjuk angka 10 malam kemudian melepas topi berwarna merahnya lalu menarik nafasnya berat dan menutup matanya sejenak, berharap rasa lelahnya akan berkurang.

Long day, huh?” ia membuka matanya perlahan mendapatkan sahabat karibnya itu terduduk dengan posisi yang sama sepertinya. Ia mengangguk dan terkekeh.

Yeah.” Jawabnya singkat

Yours too. Huh?” lanjutnya sementara Yuri hanya mengangguk pelan sementara gadis itu lagi-lagi terkekeh.

You should take some rest, Yul.”

I’m fine, don’t worry.”

“Kau tidak baik baik saja. Bagaimana kau bisa bilang kau baik baik saja pada nyatanya pagi ini kau hampir pingsan?”

I’m making a living, okay?”

I understand. But you gotta put your health first! That’s how you’ll survive!

Alright, Kim-Soon to be A Doctor- Taeyeon.” Ujar Yuri sarkastik pada sahabatnya itu.

Hey! I’m being serious right now!” sahut gadis lainnya sembari mengekerutkan keningnya.

I’m serious too! I’ll take a day off, okay?”

Alright. I’ll tell Umma later.” Yuri tersenyum mendengar itu, merasa beruntung memiliki sahabat yang sungguh peduli dengannya, Taeyeon memang selalu menjadi salah satunya yang ada untuknya disetiap waktu.

I’m gonna get going now.” Ujar Yuri sembari bangkit dan kembali memakai topi merahnya.

Where are you going!? You said you want to take a rest!” Taeyeon mengikutinya.

Duh!? Aku memiliki shift malam, remember?”

I’ll take over!”

No way!”

Yes way! Now, you sit! Don’t go anywhere!” Taeyeon menarik pundak itu dan mendorongnya sedikit paksa, membuat Yuri lagi-lagi terduduk sembari terkekeh, sementara gadis itu dengan cepat mengambil topinya kembali dan menuju kearah pintu, siap mengambil pesanan lain.


“Aku melihat Tyler bercanda gurau dengan Jinyoung siang ini.” Ujarnya sembari mengunyah pastanya, tidak berani menatap mata sahabatnya yang sekarang berada di sebrangnya.

“Aku tahu.” Jawab Tiffany singkat. “Aku juga melihatnya.” Lanjutnya singkat. Tidak bisa ia bohongi meskipun disampul luar ia terlihat baik-baik saja, dilubuk hatinya yang paling dalam ia merasa sedikit goresan perih di hatinya, biar bagaimanapun hubungan mereka sudah berjalan dua tahun. Ia bahkan tidak tahu sejak kapan mereka berhenti menjadi ‘mereka’,

Mungkin itu semua berawal ditahun kedua mereka. Tyler benar-benar berubah semenjak menyandang gelar pria paling sempurna dikampus, atau bahkan ketika Tyler menjadi bosan akan dirinya, atau bahkan ketika Tyler menjadi ketua team Lacrosse yang di-idam-idamkan para gadis dikampus ini, atau ketika ia berhenti menemui Tyler setiap hari seperti yang mereka lakukan pada tahun pertama, tetapi itu bahkan bukan kemauannya, jadwalnya-lah yang memaksanya untuk itu, Tyler seharusnya mengerti akan posisi-nya, atau ketika ia berhenti mengirimi Tyler banyak hadiah kecil? Tiffany tidak pernah tahu, ini semua terjadi begitu saja.

Don’t worry, you’ll get over it. Trust me.” Ujar Sunny sembari menatap lembut mata Tiffany, gadis itu hanya dapat tersenyum sembari mengaduk kembali coklat panasnya.

Where’s Sooyoung, anyway?” Sunny mengedarkan pandangannya pada kafetaria kampus ini yang terbilang cukup sepi, tidak heran, Sabtu bukanlah hari favorit murid universitas ini untuk menjadi perjuangan mereka di semester ini.

“Oh, dia mengirim pesan padaku pagi ini. Ia tidak pergi kekampus hari ini, bertemu sahabat lama, katanya.” Jawab Tiffany mulai mengunyah sandwich favoritnya.

“Jadi, dia akan langsung ke-rumahmu?” Tiffany mengangguk pelan.

“Bagaimana rasanya? Tinggal seorang diri tanpa Umma dan Appa yang mengawasimu?”

It feels great. Tidak ada yang mengomeliku dipagi hari karena jam-ku membuka mata menunjukkan 10 pagi, atau tidak ada yang memarahiku tiap malam agar menyentuh buku-buku tebal hitam itu, atau tidak ada yang memarahiku ketika aku lupa melepas kaus kaki-ku ketika aku tidak sengaja terlelap, atau ketika aku terlalu malas untuk mandi.” Ujar Tiffany membuat Sunny lagi-lagi terkekeh.

“Atau ketika aku melewatkan makan malam-ku, sarapan-ku, makan siang-ku. Kau tahu aku tidak terlalu ngefans makan tiga kali sehari. Atau ketika aku terlalu malas untuk berolahraga 4-kali seminggu, bukankah 2 kali seminggu itu cukup?” lagi-lagi Sunny tertawa mendengar perkataan sahabatnya itu, ini sudah cukup lama ia mendengar hal-hal seperti ini, ini sudah cukup lama semenjak sahabatnya bukanlah dirinya yang sebenarnya, ia sering terlihat murung, tidak bersemangat, dan lainnya, ia berfikir itu karena masalah hubungan percintaannya dengan Tyler.

“Paling tidak kau seharusnya berolahraga 3-kali seminggu.” Lanjut Sunny sembari mengunyah kembali makanannya.

Ppfft! I’m still in a good shape and hot anyway,” ujar Tiffany memutar kedua bola matanya sebelum melanjutkan sarapannya.

“That you are.”

But it still sucks.”

What sucks?”

Not having your parents around. It sucks sometimes.”

Well, yeah? you asked for it.”

“Aku tahu. Maksudku. Tidak ada Daddy yang siap menjemputku kapan saja dan dimana saja.

“Kau punya supir.”

“Kau tahu aku tidak menyukainya! He’s a creep!” Sunny lagi-lagi terkekeh.

“Atau ketika Mommy menjagaku kapanpun aku merasa tidak baik, sakit, demam?”

Sunny mengangguk seakan mengerti, “Tetapi sungguh, aku tidak menyesal memutuskan untuk memiliki tempat-ku sendiri. Lagipula pada akhirnya aku tetap akan berpisah dengan mereka, kan?”

“Benar. Aku berfikir juga mencari tempat untuk diri-ku sendiri setelah aku selesai dengan ini semua.”

You should! It’s fun! Lagipula, kau tetap akan dekat dengan orang tua-mu. Mommy selalu mengirimiku masakan-masakan legendanya padaku kapanpun aku memintanya, dan Daddy selalu mengawasiku dan menjagaku dari kejauhan walaupun tidak terlalu ketat seperti dulu.” Keduanya terus berganti topik dan meneruskan obrolan hingga kelas demi kelas selesai sebelum akhirnya mereka akan pergi kerumah Tiffany disusul Sooyoung dan menyelesaikan project akhir liburan musim panas mereka.


“Jerk!” sahut Sooyoung kecil, jari-jari tangannya sibuk mengotak-atik ponsel itu, membaca kata demi kata yang di lemparkan pengirim.

It’s okay, Fany-ah..” Ujar Sunny dengan lembut, sesekali mengusap punggung Tiffany perlahan, berharap dapat menenangkan sahabatnya walaupun sedikit. Sementara gadis itu hanya terisak pelan, entah mengapa ia tidak bisa menangis keras, mungkin karena ia sudah terbiasa di perlakukan seperti oleh kekasihnya, lebih tepatnya mantan kekasihnya yang baru saja melemparkan kata putus untuk hubungan mereka.

I’m gonna beat that jerk’s ass, punch him right on his face, kick his ball, you hear me?” ujar Sooyoung ikut mengusap punggung gadis itu, sementara gadis itu hanya menyenderkan kepalanya dibahu Sunny sembari tertawa kecil disela tangisnya.

Loud and clear, tolong lakukan itu.” Tiffany menyeka semua air mata yang tersisa lalu tertawa kecil, belakangan ini ia memang sudah berfikir tentang hubungannya dengan Tyler, mungkin ia hanya tidak menyangka bahwa ia masih merasakan sakit walaupun tidak sesakit yang ia bayangkan ketika pria itu memintanya untuk mengakhiri hubungan mereka,

Sunny dan Sooyoung ikut tertawa kecil, keduanya merasa beruntung karena Tiffany adalah orang yang positif dan ceria.

“Mungkin kau harus mulai membalas pesan Michael, Fany-ah!” Sahut Sooyoung yang kini sudah kembali sibuk dengan kertas-kertasnya.

“Kau benar. Kesempatan tidak datang berkali-kali.” Sunny lalu berjalan ke arah karpet dan berniat menyelesaikan laporannya.

Maybe i should. As friends. For now. Aku sedang tidak berniat untuk terlibat hubungan sekarang. Mungkin aku akan beristirahat sejenak?”

“Kau? Beristirahat? Kau yakin?”

Tiffany menganggukkan kepalanya. “Aku tidak yakin, Fany-ah.”

Wae?

“Maksudku, kau pasti sadar berapa banyak yang mengantri di barisan bahkan untuk sekedar makan siang denganmu? Yah mungkin dikemarin hari, kau masih memiliki Tyler dan kau tahu batasannya. But now? You’re free. Dan kau akan melihat banyak pria pria cute dan hot, kan?

No! You’ll see! Aku akan fokus studiku dan membuat bangga Daddy and Mommy, okay?” Perkataan itu membuat Sunny dan Sooyoung tertawa sedikit lega dan puas.

Why are you guys laughing!? Aku memberitahukan yang sebenarnya!” kini raut wajah Tiffany terlihat jengkel akan sahabat-sahabatnya.

“Mian-mian. Itu lucu.”

“Terserah kalian! Aku akan membuktikannya!”

Alright-alright. sorry. I believe you.”

“How about Pizzas now!?” Sahut Tiffany gembira, menoleh pada dua sahabatnya, sekali lagi merasa bersyukur atas keduanya.

Call!


Tiffany melirik jam yang menggantung di-dinding kamarnya, jarum-nya sudah menunjuk angka 10 lewat 15 menit. Ia mendengus kecil, bagaimana mungkin Pizza yang dipesannya terlambat 15 menit? Itu tidak pernah terjadi selama dihidupnya, pasalnya restoran Pizza ini adalah favoritnya dan sahabat-sahabatnya. Sungguh tidak biasa jika ini benar terjadi.

“Aish!”

Sooyoung dan Sunny menoleh lepas dari layar tv yang sedang menayangkan drama favorit mereka.

“Wae?”

It’s past Ten! Mereka telat mengantarkan Pizza-nya!”

Kedua sahabat itu tertawa kecil, “Don’t worry. Mungkin ada masalah dengam mobilnya atau apapun. Anyway, pada akhirnya akan sampai.”

‘Ding Dong.’

 

Speak of the devil.” Ujar Sooyoung lalu tertawa kecil.

“Aku akan mengambilnya, wait here, aku akan memarahi mereka!”

“Yah! Fany-ah! Be nice!” sahut Sooyoung pada sahabatnya yang kini sudah beringsut keluar kamar.

Tiffany berjalan sedikit cepat, melewati ruang tengah hingga kepintu depan dengan raut wajah masih terlihat kesal, ia lalu membuka pintu depan sedikit kasar. Dapat dilihatnya seseorang berpakaian merah dan topi merah seperti pengantar pizza semestinya membelakanginya, tunggu, apa dia seorang Yeoja? Pikirnya ketika melihat rambut panjang coklat itu.

Jika keadaan seperti ini, apakah ia masih bisa memarahinya? Ia segera membuang pikirannya, biar bagaimana-pun mereka telat membawa pesanannya tepat waktu!

“Yah!! Bagaimana bi–..”

Gasp!

 

(Oh My.., holy mo—–lly she’s so freaking pretty.)

Tiffany hanya dapat menelan ludahnya, sesekali berkedip. Ini sungguh tidak biasa.

“Selamat malam.” Gadis pengantar pizza itu mulai bersuara, memberikan senyum terhangatnya.

“M-m-malam.”

“Kami ingin meminta maaf bahwa kami telat mengantar pizza ini, sebagai ganti-nya kami akan memberikan Kupon gratis satu Pizza jenis apapun extra topping dan cheese kapanpun dimanapun.” Sekali lagi senyuman itu mungkin dapat membuat Tiffany pingsan kapanpun dimanapun.

“A-ah okay. Thanks.”

“Here are your orders, Pepperoni Pizza, Pizza Margherita, Pizza Marinara, Maltese Pizza, New York Deep Dish Pizza.” Ujar sosok itu sembari menyodorkan tas besar berwarna merah dengan logo restaurant pizza itu sendiri didepannya.

It.s 56,98$.” Lanjutnya.

Tiffany segera sadar dari lamunannya, “Ah yes-yes!

“Tunggu disini, aku akan mengambil dompetku.” Ujar Tiffany lalu terburu-buru berlari kedalam rumahnya, tidak menyadari bahwa gadis berambut coklat itu terkekeh.

“Yah! Yah!” sahut Tiffany yang kini telah berdiri didepan kaca, merapihkan rambut dan pakaiannya meskipun ia tidak tahu apa yang perlu dirapihkan, kedua sahabatnya menoleh mendapatkan Tiffany yang sibuk menyisir rambutnya dengan cepat dan memakai lipstick yang tipis dibibirnya, keduanya seakan memberikan tatapan ‘what the hell is going on?’

 

“Do i look good!?” ujar Tiffany lalu berbalik menghadapi kedua sahabatnya.

“Well of course you do! Even you’d still pretty if you aren’t wearing any make up.”

 

“Aku tahu, kan!?” ujar Tiffany lalu terkekeh.

“Yah! Percaya diri sekali ya!?”

I have to! Oh right! Aku akan mengambil dompetku!” Tiffany segera menyabet dompet yang ada ditempat tidurnya dan segera berlari keluar kamar meninggalkan kedua sahabatnya yang saling menatap heran.

Detik kemudian, Tiffany tidak menemukan gadis itu didepan pintunya, ia kemudian berjalan keluar sedikit dan menemukan gadis itu sedang berjongkok disisi mobilnya, memperhatikan sisi bawah mobilnya, Tiffany segera menghampirinya.

“Maaf jika lama.” Ujar Tiffany membuat gadis itu kini berdiri menghadapinya. Entah mengapa sulit untuk Tiffany melihat langsung kedua mata berwarna coklat tua yang sangat padu dengan wajahnya.

“Ini. Simpan kembaliannya.”

No, no, no. No need, thank you.” Ujar gadis itu kembali sembari memberikan Tiffany kembaliannya lalu tersenyum.

It’s okay.. T-taeyeon?” Tiffany memperhatikan nama yang tercantum pada seragam itu.

(Entah mengapa nama itu terasa cocok untuknya.)

 

Yes. It’s Taeyeon. And no thank you, again. aku tidak terbiasa mengambil tip. Itu sudah cukup.” Jawab gadis berambut panjang coklat itu sembari melepas topinya, memberikan senyumnya sekali lagi. Tiffany merasakan angin dingin menjalar diseluruh tubuhnya ketika matanya menangkap senyum itu.

“Ah. Okay then..”

Taeyeon mengangguk dan masih dengan senyumnya. “Good night then, Tiffany-ssi.”

Tiffany bisa bersumpah jika ia menyadari bahwa kedua pipinya sendiri sedikit demi sedikit berubah semakin merah, entah mengapa mendengar namanya dari suara itu membuatnya sedikit merasa malu.

“T-thanks. A-ada apa dengan mobilnya?” Tanya Tiffany berharap usahanya berhasil mengalihkan pembicaraan dan membuat gadis itu sedikit lebih lama ditempatnya berdiri sekarang.

“Ah. Ini? Tidak apa – apa. Aku fikir berhubung ini dipakai seharian jadi ada sedikit masalah dengan mesinnya, aku akan membiarkannya mati sebentar, mungkin 10 menit.”

Tiffany hanya menangguk perlahan merasakan suasana yang sedikit awkward.

“Apa kau keberatan jika aku menunggu disini, Tiffany-ssi?”

“A-ah no no no! It’s fine. Apakah kau ingin menunggunya didalam?”

(Crap! What’s wrong with you Tiffany!? Kau baru saja mengundang orang asing masuk kerumahmu!? Apa ia mengiraku aneh? Ah malunya.)

 

Tiffany terlihat sedikit panik dengan wajah ragunya, “It’s okay. Aku akan menunggu disini saja.” Gadis itu terkekeh kecil.

 

(Lucunya……wait..what!?)

 

“Malam ini sangat dingin, angin-nya kencang. Aku tidak akan membiarkanmu membeku disini.” Ujar Tiffany tidak menyadari tangannya kini menarik gadis itu perlahan. Tiffany memang orang yang begitu keras kepala dan rendah hati, ia sudah terbiasa membantu dan berbuat baik kepada orang-orang disekitar ataupun orang asing sekalipun. Sekali lagi tidak menyadari gadis berambut coklat itu tersenyum.

“Kau bisa tunggu sini jika kau merasa tidak nyaman. Atau kau juga bisa menunggu di ruang tengah.” Tiffany mempersilahkan gadis itu untuk duduk di kursi kayu panjang yang terletak dilorongnya, takut jika gadis itu akan merasa resah jika ia membawanya jauh kedalam rumahnya.

“Tidak, tidak, ini sudah lebih dari cukup Tiffany-ssi. Thank you.” Ujar gadis itu lalu mempersilakan dirinya sendiri untuk duduk. Melepas jaket tebal merahnya memperlihatkan kaos putih oblongnya.

“Uh.. okay then. aku akan menaruh ini terlebih dahulu.” Ujar Tiffany lalu membawa pizza-pizzanya dan beringsut masuk meninggalkan gadis itu tanpa ada waktu untuk menjawabnya,

“Cute.” Ujar Taeyeon kecil sembari tersenyum.

 

Untuk beberapa menit Taeyeon memperhatikan seluruh ruangan dan dinding, terkekeh sekali lagi ketika ia menyadari bahwa warna Pink mendominasi disetiap sudut. Bahkan dari lorong ini ia bisa melihat sekilas ruang tamu yang memiliki beberapa warna pink juga. Detik kemudian, matanya kembali menangkap sosok itu berjalan membawa gelas di kedua tangannya dengan menundukkan kepalanya. Ia tersenyum sekali lagi.

“Ini, aku harap ini dapat membuatmu sedikit hangat.” Tiffany menyodorkan segelas coklat panas itu dan Taeyeon menerimanya. “Thanks again. kau tidak perlu, sebenarnya.”

“Aku memaksa” Tiffany memberikan eye smile terbaiknya.

Taeyeon seketika tidak berkedip beberapa detik, “A-uh.. okay then. aku hanya tidak ingin merepotkan pelangganku.”

“Itu tidak repot sama sekali, aku hanya tinggal mencampurkan bubuk coklatnya ke air panas, mudah kan?” ujar Tiffany lalu tersenyum kembali, membuat gadis lainnya terkekeh.

“Ah sorry. Aku berbicara hal yang aneh lagi, ya?” Kini giliran Tiffany yang merasa malu, bagaimana bisa ia menjadi canggung didepan gadis ini? Ia bukan tipe-tipe orang yang akan canggung jika bertemu orang, ia tipe orang yang sangat ceria, begitulah kata sahabatnya.

“Kau tidak berbicara hal yang aneh. Itu memang kenyataannya.” Jawab Taeyeon lembut. Akhirnya Tiffany dapat menarik nafasnya sedikit lega.

“Kau pasti memiliki selera makan yang agak super.” Ujar Taeyeon entah dari mana.

“Huh?”

“Maksudku, kau memesan lima Pizza hampir tengah malam. Yang mana tidak kebanyakan gadis seperti-mu memesannya. Dan aku tidak melihat adanya pesta meriah menyambut musim panas.” Jelas Taeyeon panjang lebar.

(Ssshi—… bad first impression Fany!)

 

“Ah! Tidak tidak! Itu.. aku sebenarnya akan makan apapun dan kapanpun jika aku lapar, dan sebenarnya ada dua sahabat-ku di kamar dan aku menjanjikan mereka pizza kesukaan mereka. Mereka memang agak….hyper tentang Pizza.” Ujar Tiffany panjang lebar, berharap gadis itu mengubah pendapatnya tentangnya.

“Ah… itu masuk akal. Kalau begitu teman-mu pasti memiliki selera makan yang tidak biasa.”

Yup! They are!” Tiffany terkekeh diikuti gadis berambut coklat itu.

“Jadi.. uh…”

“It’s fine Tiffany-ssi. Kau bisa menyusul sahabat-sahabatmu, ini sudah cukup. Thank you.”

“No, no, no. They’re gonna be fine. A-aku akan meneman-n-nimu.” Sekali lagi Taeyeon terkekeh, setelah beberapa detik dalam keheningan mereka, Taeyeon berniat mengurasi suasana canggung diantara mereka.

“Uhm, maaf jika lancang. But, what’s wrong?” tanya gadis itu pada Tiffany yang kini menoleh padanya.

“Huh?”

“Aku sudah memperhatikan ini sejak tadi, Tiffany-ssi, kau terlihat seperti pribadi yang ceria, namun semua orang pasti menyadari jika ada setetes air mata yang siap meluncur dibalik mata itu.”

Tiffany tersenyum, menarik nafasnya kecil. “Apa aku sudah melebihi batas? I’m sorry. Kau tidak perlu menjawabnya.” Lanjut Taeyeon merasa sedikit menyesal.

No, no. Tidak sama sekali. I just got dumped. He’s secretly dating with someone i dont even know what’s her name and I broke up with him.”

“Ah.. jinjjaru..? i’m so sorry…” Kini Taeyeon semakin merasa bersalah akan pertanyaannya sendiri, takut-takut menyinggung perasaan gadis itu.

(Cute..)

 

Its okay. He’s not worth it anyway.” Lanjut Tiffany lalu memamerkan eye smilenya sekali lagi.

Why would he do that? I mean, you’re pretty, kind, caring?.” Ujar Taeyeon dengan nada serius tidak menyadari kini pipi Tiffany yang semakin memerah terimakasih atas pujian secara tidak langsung yang Taeyeon lemparkan.

“Aku fikir, itu hanya masalah waktu. Waktu merubahnya.” Tiffany tersenyum dan ia tidak bisa memungkiri bahwa dibalik senyumnyasendiri ada sedikit kesedihan yang terbawa.

“Times sure can change a lot.” Taeyeon tersenyum pahit lalu terkekeh, diikuti anggukan Tiffany dan tawa kecilnya.

Yeah. but i ‘ve forgiven him anyway.”

“Wow. That’s such a huge deal then. maksudku, setelah disakiti berkali-kali kebanyakan dari kita tentu akan melakukan hal-hal untuk membalasnya, tentunya aku tidak.” Ujar Taeyeon lagi-lagi terkekeh.

“Pembalasan tidak akan merubah apapun. Lebih baik seperti ini.” Tiffany menunjukkan senyum hangatnya.

Meskipun memaafkan agak sedikit susah, considering what people have done to you.” Lanjut Tiffany.

“I know it’s not my place to say. but.. that’s true. Memaafkan memang tidak mudah. Itu seperti menarik pisau yang menusukmu cukup dalam dibelakang punggungmu dan tidak menggunakannya untuk menyakiti orang lain tidak peduli seberapa menyakitkannya luka yang mereka berikan padamu.” Ujar Taeyeon lalu tersenyum. Lagi-lagi perkataannya mampu membuat Tiffany entah bagaimana merasakan hatinya begitu tenang dan tentram.

Well, it’s getting late. I should get going and i dont want to trouble more than this. Thank you, Tiffany-ssi.” Ujar Taeyeon sembari bangkit dari kursinya. Memberikan senyumnya sekali.

“A-ah right. Okay. N-no problem.” Ada sedikit kekecewaan dibalik mata madu Tiffany,

(Why so fast!? Tsk!)

 

“Good night again, Tiffany-ssi. Enjoy your pizzas.”

T-thank you. Please be careful.” Jawab Tiffany mengikuti gadis itu hingga keluar ruangan.

I will” kini sosok itu segera beringsut masuk kembali kedalam mobilnya, meninggalkan Tiffany yang berdiri didepan pintu rumahnya.

Setelah dirasa ia tidak dapat melihat bayangan mobil itu, Tiffany segera beringsut lari masuk kedalam rumah, hampir mendobrak pintu kamarnya dan mengejutkan kedua sahabatnya yang masih sibuk dengan drama dan Pizza dimulut dan tangan mereka.

“Ah kamjjagya!” sahut keduanya lalu menoleh, mendapatkan Tiffany tersenyum gembira.

“Yah!!!” Sahut Sooyoung setelah menelan potongan Pizzanya.
I think i’m in love!” sahut Tiffany sembari memperhatikan dirinya depan kaca, senyum lebar menghiasi wajahnya.

“Uh-uhu-k –uhuk!” kedua sahabatnya membulatkan matanya lalu mengambil air minum didekat mereka.

Yah!!

What happened to “Aku akan fokus studiku dan membuat bangga Daddy and Mommy” !!??” sahut Sooyoung lalu melemparkan bantal kecilnya pada gadis yang masih sibuk didepan kaca. Tiffany menoleh, terkekeh.

Pppfftt! Aku tetap akan membanggakan mereka.”

Lagipula, who can resist that beatiful smile of hers! She’s… stunningly beautiful. Inside and out!” lanjut Tiffany masih membayangkan senyuman Taeyeon untuknya beberapa menit yang lalu.

Wait.. what!? It’s a ‘she’’ !?….Sahut Sooyoung seakan tidak percaya apa yang telah ia dengar sendiri dengan kedua telinganya, sementara Sunny mengangkat kedua alisnya, dan Tiffany yang terkekeh.

“Who wants Pizza tomorrow!? It’s on me! I got 1 free coupon!” Ujar Tiffany lalu menghempaskan tubuhnya di tempat tidurnya, tidak menyadari senyumnya sendiri berkembang liar di wajahnya.

Kedua sahabatnya itu saling bertukar pandangan, merasa bingung disisi lain merasa senang bahwa Tiffany seakan sudah terlepas dari rasa sakit yang dialaminya selama ini, tentu dengan senyuman itu. Lagipula bagi Sooyoung, ia tidak akan menolak pizza, kan?

 

 


atta1

okay sampai disitu dulu yaaa!

BYE! 😉

dont forget to check out our new instagram! @jazzatta for the latest updates!

87 thoughts on “Catching Feelings CHAPTER 1 BY ATTA

  1. Si laler jd pcr fany? Untung udh putus, gara” pizza yg nganter tae fany jd kek org gak waras hahahah jgn” fany tiap hari mesen pizza nih

    Like

  2. Fany putus sma pacarny tpi pas lihat langsung cepet pindah hatiny…
    Taeyeon jadi penghantar pizza nanti fany pesan pizza terus deh biar bisa ketemu taeyeon 😃

    Like

  3. itu gak banget nama ada di situ :v
    gak sudi ‘itu orang’ deket sama panny 😑😑
    untung break up 😂😂
    Kyaaaaa 😆😆😆
    Taeyeon guaaa 😂 selalu mempesona oyyy 😂😂😆
    Dateng disaat yg tepat , disaat panny butuh sandaran baru 😂😂 *ciebahasa*

    btw welcome back thor atta …
    dan fighting bwt ujiannya 💪💪💪

    Like

  4. Duuh tiffany maniss banget kamu bebs😍
    Langsung jatuh cinta sama taetae pada pandangan pertama😏
    Lagi pula….siapa yg bisa menolak pesona seorang kim taeyeon??
    HA..HA..HA..HAAA…!😅😅😅

    Like

  5. Wooowww thor….
    Finallyyyyy, u come back. Yyeeeeaayyy
    Long time no seee yaa 😙😙

    Datang2 langsung dg ff baru. Cooolll 😘😘😘

    Like

  6. Hihihihi karaktet fany yg begini biki pembaca Tergila” sama Tulisan nya ..

    Masih penasaran sama yg lain nya lagi
    Apakah Tae Pemilik Toko piza

    Like

  7. cieeeee…udah dapet gebetan baru nih si fany..si taeyeon pengantar pizza,,baru ketemu aja udah falling in love aja..dasar fany..
    😀
    😀
    😀

    Like

  8. 10 menit yg berkesan ya 😂
    Taeyeon mah jago pisan buat bikin jatuh hati ,
    love at first sight kuy 😍

    Pasti bkalan sering beli pizza buat modus ktemu tatang 😂😂
    Dtnggu part slnjtnya thor 😎

    Like

  9. Duh, awal aja udh menarik..
    Apalagi pany, baru aja putus, eh udh jatuh cnta aja ama tae2.. emg gak nyalahin y pesona tae2 gk bs di tolak.. hahah 😁😁
    Uh, bakalan menarik nih, pany bakal ngejer tae2 😁
    Di tunggu next chap ny thor.. hwaiting

    Like

  10. Anyeong Thour Aku Reader Baru 😀
    Cieee…. 🙂 tiffany manis banget,,, jatuh cinta pd pandangan pertama sma tae tae :),,, padahal tiffany baru aja putus dri pcrny
    Emang pesona taeyeon sulit untuk ditolak haha 😀
    ,, cerita ny menarik thour DAEBAK (y)
    Salam Kenal Thour

    Like

  11. agresif pany XD wkwkkwkw tukang anter pizza pun di embat hahhahaha
    tp ga heran sih tukang pizza nya cute :p kwkwkwk
    semoga bs bikin pany lgsg move on dr tyler deh wkkwkwkw

    Like

  12. Pandangan pertama awal aku berjumpa..🎶🎤
    Jiaaaaah..fany fany..hilang marahnya liat wajah cute nya tae ha..ha..(mana ada yg bisa marah coba) 😄
    Ilang dah tu mewek gara2 diputusin laler..

    Like

  13. Disaat pesona seorang kim taeyeon tidak bisa di tolak oleh fany jadinya kaya gitu haha fany tergila-gila banget kayanya sama taeng samle segitunya haha ditunggu next chapnya author 😀

    Like

  14. aiiiiiiii…… pertemuan yg co cwiit. tiffany emang dilahirkan agresif yah? dimana2 dia selalu begitu. terbuka dan ceria. but nice. seneng bgt sama karakter tiffany yg kya gni. bkin jalannya sama tae smakin mulus.

    Like

  15. Hhhhh atta comeback mu menggebrak nih q bs ketawa byngin tkh konyol tiff 😀 btw gpp jrng updet utmkn dl kwjbn km ykni bljr q sbg reader jg kn ikut snang kl km sukses krn jazzatta jg mbuat q bhgiaaa DG ff2 ny yg the best hhhh sukses utk kalian GBU 🙂

    Like

  16. Tak akan ada seorangpun yang bisa menolak pesona yang namanya 태연 😄😄😍😍
    Aku pasti ngelakuin hal yang sama seperti pani jika ketemu kangpiza macem teye ㅋㅋㅋㅋㅋ

    Like

  17. sedih gue dialog’y bnyakan inggris’y, masa iya gue hrus les bhs inggris dlu bhaksss :v
    tapi seriusannn tingkah tiffany gokil bkin gue senyum” gaje haha
    mana ada coba yg kgak tersepona liat snyuman taeyeon, bhkan yg cewe” pun mimisan di buat’y haha

    Like

  18. si fany langsng tersepona gtu coba, udh lupa ama yg di blg gk mau pcran dlu.
    itu baru pertemuan pertama udah seakrab gtu… ckckck

    Like

  19. Yakin mau fokus study?? Kalau ada mamang taeng mah pasti ngilang tuh kefokusan hha..

    Taeny mah emanf ditakdirkan bersama makanya suka langsung ada perasaan dag dig dug dipertemuan pertama 😏.

    Like

  20. Pany kecantol tukang ongkir pizza yg sekaligus calon dokter kalau ndak salah… jiahaha…
    Asik aja liat interaksi keduanya…
    Tetep kalo si soo mah makanan nomot 1…
    Dimana2 penting ada makanan pasti dia mau..
    Rejeki sebenernya, kalo tadi yg ngantar jadi si yul pasti ceritanya beda lagi. Untung aja si tae ngambil jobnya si yul ato gimana tadi ? 😅😅… bisa ketemu si maniak pink…
    Terus motivasinya si pany kalo dia bakalan belajar giat dan membanggakan mommy daddy nya.. hellowww.. liat tae lagi aja pasti pany langsung ndak fokus ama segalanya.. paling nafas aja dia entar lupa 😆😅

    Like

  21. Wow tatang emang selalu bisa bikin si pany terpesona 😂😂😂 sebenar nya apa yang kamu pake tang sampe bikin pany kayak orang gila senyum senyum sendiri 😂😂😂

    Like

  22. cieee katanya mau fokus sekolah..
    pas liat tae wkwkwk langsung jatuh cintrong
    gak bisaa nolak pesona s tae sihh

    Like

  23. Ini cerita yang gua cari cari… ada unsur penasaran love first when you saw her

    Gua ga tau kenapa tapi gua suka banget ama jalan cerita yang lu buat .. alur nya ceritanya apa lagi taeny nya …

    Walaupun di percakapan sunny ama fany ada yang bikin gua bingung

    Tapi keseluruhan gua suka banget ama nih fanfic

    Gua bakalan tunggu update lu yang selanjutnya

    Fighting thor XOXO

    Liked by 1 person

  24. Pesona si tatang luar binasa ya bisa buat fany klepek² gtu …

    Tulisan penulis kesayangan satu ini memang ga mengecewakan..

    Ur my lovely author :3
    Fighting

    Like

  25. W.OW. sumpah neh ff keren banget.
    Fany karakternya super ceria. Gw suka disini Fany sahabatannya sama Sooyoung+ Sunny. Dan Taetae sahabatannya sama Yul.
    Dohhh siapa sih yang bisa nolak pesonanya Taetae. Walau cuman sedang pakai baju pengantar pizza. Apalagi kalau Taetae pakai baju dokter. Pasti dah si Fany bakal tambah meleleh😂😂😂😂

    Like

Ayo kasih komentar!